Review eFootball 2022: Waktu Semakin Tipis Bagi Konami
Oleh Dananjaya WP
Konami telah merilis gim eFootball 2022, nama baru yang digunakan sebagai pengganti seri PES. Setelah merilis gim sepakbola dalam siklus tahunan, kini Konami mengambil keputusan besar dengan mengakhiri siklus tersebut. eFootball dirilis secara gratis untuk perangkat PC (Steam), Playstation (4 & 5), Xbox (One, X/S), dengan versi mobile akan menyusul.
Sayangnya, upaya Konami kali ini memperlihatkan kenyataan bahwa waktu mereka untuk bersaing dengan EA Sports (FIFA) semakin tipis.
1. Performa
Konami menyatakan bahwa eFootball menggunakan Unreal Engine sebagai basis pengembangannya. Era Fox Engine sudah berakhir pada PES 2021 lalu. Hasilnya (dari segi pergerakan dan animasi pemain) dapat dikatakan memuaskan. Pergerakan dan kecepatan pemain memiliki berat lebih yang membuatnya terasa lebih realistis.
Pengguna di PC juga memiliki kesempatan untuk melakukan perubahan konfigurasi yang sesuai dengan spesifikasi perangkat masing-masing. Tetapi kualitas grafik tidak jauh berbeda dengan versi sebelumnya, dan bahkan terdapat beberapa aspek (seperti rumput dan tampilan pemain) yang dapat dikatakan mengecewakan.
2. Rilis dengan Keadaan Tidak Matang
Konami memang sudah menyatakan rencana pembaruan secara berkala, sebagai pengganti dari siklus rilis tahunan. Tetapi mungkin tidak ada yang menyangka bahwa eFootball dirilis dengan kondisi yang tidak matang. Saat ini, pengguna hanya dapat mengakses fitur permainan standard (secara luring maupun daring).
Belum ada akses untuk fitur yang selama ini menjadi favorit banyak pengguna, seperti Master League, Become a Legend, atau myClub (yang selama ini menjadi pesaing bagi FUT dari FIFA).
Pengguna juga hanya memiliki akses terhadap sembilan klub yang tersedia dalam lisensi yang dimiliko Konami. Barcelona, Manchester United, Arsenal, Bayern Munchen, Juventus, River Plate, Sao Paulo, Corinthians, dan Flamengo.
3. Sisi Positif
eFootball mendapat sambutan negatif dari cukup banyak komentar di Steam. Satu sisi positif yang patut disorot adalah pergerakan dan animasi dari pemain di dalam lapangan. Pergerakan yang realistis di gim ini, yang juga tidak mengutamakan kecepatan pemain, akan lebih banyak dibicarakan andai saja eFootball dirilis dengan kondisi yang lebih matang.
4. Kesimpulan: Konami Semakin Tertinggal
Konami dan eFootball memang pantas disebut sedang berada dalam periode transisi. Memberi kritik tanpa perspektif mengenai rencana ini seharusnya tidak dilakukan. Tetapi merilis gim dalam kondisi yang tidak matang tentu akan membuat mereka mendapat reaksi negatif dari berbagai pihak.
Dengan kondisi saat ini, eFootball pantas disebut tertinggal dari seri FIFA. Pandangan mengenai kondisi eFootball dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu, dan dengan berbagai tambahan yang sudah direncanakan.
Namun, waktu semakin tipis bagi Konami dalam upaya untuk mempertahankan keberadaan mereka di pasar gim sepakbola.
Nilai: 4/10.