Bagaimana Chelsea Dapat Terhindar dari Sanksi FFP Walau Membeli Banyak Pemain

Chelsea dapat terhindar dari ancaman sanksi FFP walau beli banyak pemain
Chelsea dapat terhindar dari ancaman sanksi FFP walau beli banyak pemain / Visionhaus, Craig Mercer/MB Media, Prestige/Soccrates / Getty Images
facebooktwitterreddit

Chelsea menjadi klub besar Liga Inggris yang mendapat sorotan tertinggi terkait bursa transfer sepanjang musim 2022/23. Klub yang bermarkas di Stamford Bridge itu sudah mendatangkan 13 pemain secara permanen (untuk tingkat senior dan akademi) dan dua pemain pinjaman (Denis Zakaria dan Joao Felix).

Klub London Barat itu diperkirakan sudah mengeluarkan biaya yang mencapai 400 juta Paun dalam dua bursa transfer terakhir. The Blues mendatangkan Mykhailo Mudryk dan Benoit Badiashile untuk langsung memperkuat skuad yang dimiliki Graham Potter. Walau demikian, manajemen Chelsea diperkirakan masih akan mencoba untuk mendatangkan beberapa pemain.

Kesepakatan dengan PSV Eindhoven untuk Noni Madueke akan segera dicapai (disebut dapat bernilai 30 juta Paun). Upaya memperkuat lini tengah juga dilakukan dengan mengincar Enzo Fernandez (100 juta Paun dari SL Benfica) atau Moises Caicedo (75 juta Paun dari Brighton & Hove Albion).

Pengeluaran yang dilakukan oleh Chelsea musim ini mendapat sorotan tinggi tidak hanya karena mereka masih tertahan di peringkat kesepuluh klasemen sementara Liga Inggris. Jumlah pengeluaran tersebut membuat suporter dari rival mereka menyoroti ancaman sanksi FFP (Financial Fair Play) – peraturan finansial UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa).

Kali ini kami akan membahas bagaimana Chelsea dapat terhindar dari risiko sanksi peraturan FFP.

Bagaimana Chelsea dapat terhindar dari sanksi FFP walau membeli banyak pemain

Mari mulai dengan mengingat kembali pemain-pemain yang didatangkan Chelsea dalam dua bursa transfer terakhir. Berdasarkan data dari Transfermarkt, berikut adalah daftar pemain yang didatangkan oleh Chelsea pada musim 2022/23 (dalam mata uang Euro).

Pemain

Pengeluaran

Wesley Fofana

80,4 juta Euro

Mykhailo Mudryk

70 juta Euro

Marc Cucurella

65,3 juta Euro

Raheem Sterling

56,2 juta Euro

Benoit Badiashile

38 juta Euro

Kalidou Koulibaly

38 juta Euro

Carney Chukwuemeka

18 juta Euro

Andrey Santos

12,5 juta Euro

Pierre-Emerick Aubameyang

12 juta Euro

David Datro Fofana

12 juta Euro

Joao Felix

11 juta Euro (biaya peminjaman)

Gabriel Slonina

9 juta Euro

Denis Zakaria

3 juta Euro (biaya peminjaman)

Tingkat pengeluaran ini dapat disebut mengejutkan. Konsorsium seperti Todd Boehly – Clearlake Capital umumnya menggunakan model bisnis untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Pengeluaran yang dilakukan sejauh ini melebihi nilai pengeluaran tertinggi dalam era kepemilikan Roman Abramovich (290 juta Paun pada musim 2017/18).

Apabila menarik mundur ke dua tahun terakhir, pengeluaran Chelsea juga termasuk dalam salah satu yang tertinggi di Eropa. Chelsea mengeluarkan biaya 97,5 juta Paun untuk mendatangkan Romelu Lukaku dari Inter (yang kembali ke Nerazzurri sebagai pemain pinjaman pada musim 2022/23) dan Saul Niguez sebagai pinjaman dengan biaya 4,75 juta Paun dari Atletico Madrid.

Dalam perhitungan pengeluaran dan penerimaan sebuah klub (yang akan dicatat dalam laporan laba rugi mereka), dua faktor penting yang patut diperhatikan adalah gaji dari pemain-pemain baru yang didatangkan dan amortisasi dari kontrak pemain-pemain baru tersebut.

Durasi kontrak Mykhailo Mudryk (7,5 tahun dengan opsi perpanjangan untuk satu tahun berikutnya) dan Benoit Badiashile (7,5 tahun) sudah pernah kami bahas dalam artikel terpisah yang dapat dibaca melalui tautan berikut.

Secara singkat, kontrak jangka panjang membuat pengeluaran transfer dari pemain yang bersangkutan dicatat dengan nilai yang lebih rendah dalam setiap tahun keuangan.

Faktor penentu lain adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan pemain. Chelsea memang memiliki kesulitan yang signifikan dalam melepas pemain-pemain yang tidak masuk dalam rencana tim. Tetapi mereka termasuk dalam salah satu klub besar yang relatif sukses memperoleh pendapatan tinggi dari sektor tersebut.

Berdasarkan data dari Transfermarkt, berikut adalah penjualan yang dicatatkan oleh Chelsea dalam dua musim terakhir (2021/22 dan 2022/23, dalam mata uang Euro).

Pemain

Pendapatan

Tammy Abraham

40 juta Euro

Kurt Zouma

35 juta Euro

Fikayo Tomori

31,6 juta Euro

Timo Werner

20 juta Euro

Emerson

15,4 juta Euro

Billy Gilmour

8,33 juta Euro

Davide Zappacosta

6 juta Euro

Victor Moses

5 juta Euro

Michy Batshuayi

3,5 juta Euro

Olivier Giroud

2,85 juta Euro

Selain itu, pemain-pemain yang hengkang dengan status bebas transfer seperti Andreas Christensen, Antonio Rudiger, dan Marcos Alonso juga memberi pengaruh. Melepas pemain dengan status bebas transfer juga mengurangi pengeluaran gaji yang dicatatkan dalam laporan keuangan Chelsea.

Berdasarkan peraturan akuntansi dalam sepak bola, pendapatan dari penjualan pemain langsung dicatatkan secara penuh dalam laporan keuangan (berbeda dengan pembelian yang menggunakan prinsip amortisasi). Chelsea memiliki keunggulan dari aspek tersebut. Namun mereka juga mendapat risiko kesulitan melepas pemain-pemain yang ada di dalam skuad mereka saat ini. Chelsea harus menerima risiko melepas pemain dengan pendapatan yang rendah atau bahkan membayar pemain untuk memutus kontrak mereka.

Apabila melihat FFP, peraturan ini tidak hanya diterapkan oleh UEFA. Liga Inggris juga memiliki peraturan serupa – walau memang dengan kriteria yang lebih ringan dibandingkan dengan peraturan yang digunakan di tingkat Eropa. Chelsea harus berusaha memenuhi kriteria dari kedua lembaga tersebut.

Berdasarkan perkiraan laba/rugi musim 2022/23, 2021/22, dan 2020/21 (dalam penerapan pemeriksaan kondisi keuangan dalam tiga tahun sesuai dengan peraturan FFP), Chelsea dapat dikatakan cukup aman untuk memenuhi peraturan finansial Liga Inggris. Batas kerugian dan pengeluaran mereka semakin tipis seiring dengan berjalannya waktu, tetapi risiko melanggar peraturan itu cukup rendah.

Sementara untuk pemenuhan batas pengeluaran dari UEFA, risiko untuk dikenakan sanksi berupa kesepakatan denda memang cukup tinggi. Posisi Chelsea di Liga Inggris saat ini membuat mereka terancam kehilangan pendapatan yang signifikan – dari hak siar berdasarkan posisi dan partisipasi dalam ajang Liga Champions.

Mengambil contoh dari PSG, yang mendapatkan sanksi berupa denda 65 juta Euro, 10 juta Euro di antaranya dibayar langsung, sementara sisanya berdasarkan kondisi yang dapat dicapai bergantung dengan kondisi keuangan klub. UEFA juga telah menetapkan target bagi klub-klub di Eropa untuk memiliki rasio gaji-transfer-biaya agen dibandingkan dengan pendapatan-keuntungan dari penjualan pemain sebesar 70% mulai dari musim 2025/26.

Rasio ini akan diterapkan secara bertahap, mulai dari 90% pada musim 2023/24, 80% pada musim 2024/25, dan 70% pada musim 2025/26. Chelsea berada dalam jalur yang dapat membuat mereka mencapai rasio 92% pada musim 2023/24. Keadaan itu harus diperbaiki dengan penjualan pemain agar dapat menghindari sanksi atau denda yang signifikan.