Willy Caballero Ungkap Perbedaan Antara Thomas Tuchel dan Frank Lampard
Oleh Amanda Amelia
Serangkaian hasil buruk yang didapat Chelsea membuat pihak klub memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Frank Lampard, pertandingan melawan Luton Town di babak keempat Piala FA pun menjadi partai terakhir pria berusia 42 tahun itu.
Tak membuang waktu, The Blues kemudian langsung menunjuk Thomas Tuchel sebagai pelatih anyar, pria asal Jerman tersebut menandatangani kontrak selama 18 bulan.
Di bawah arahan Tuchel, Chelsea kembali menunjukkan performa terbaik, kini mereka masih belum terkalahkan dalam 14 pertandingan beruntun, menempati posisi empat klasemen sementara sekaligus sudah mengamankan satu tempat di perempat final Liga Champions dan semifinal Piala FA.
Beberapa pemain pun mengungkapkan kenyamanannya bermain di bawah arahan Tuchel, termasuk di antaranya Willy Caballero. Walai kiper asal Argentina tersebut belum pernah diturunkan, dirinya tetap dapat mengungkapkan perbedaan antara Tuchel dan Lampard.
"Tidak perlu diragukan lagi, saat masih dilatih Lampard, Chelsea memiliki gagasan yang lebih langsung soal permainan, seperti sepakbola Inggris pada umumnya. Menyerang dengan cepat, menyerang dari sisi sayap, lalu melakukan gerakan secara terpusat atau menyerang di satu sisi dan diselesaikan di sisi yang lain namun dengan sedikit vertikalitas," ungkap Caballero pada 90MiN.
"Taktik dan strategi yang dia gunakan sangat memusingkan. Lampard selalu meminta para pemain melakukan pergerakan bola yang cepat. Lampard juga suka dengan strategi serangan balik," tambahnya.
"Sementara saat ini bersama Tuchel, kami menggabungkan semuanya, kami menciptakan lebih banyak peluang. Dia juga selalu memberi tahu pemain bagaimana pertandingan akan berjalan, di mana aspek kunci tim lawan dan apa saja kekuatan dan kelemahan mereka," tutup pemain berusia 39 tahun itu.
Menarik untuk melihat bagaimana performa Chelsea di sisa musim 2020/21 andai perjalanan tim mulus sampai akhir dan berhasil memenangkan Piala FA dan Liga Champions, maka Tuchel akan menyamai kesuksesan yang diraih Roberto Di Matteo pada musim 2011/12 silam.