Tuchel Sindir Parlemen Inggris Usai Melarang Suporter Chelsea Nyanyikan Chants untuk Roman Abramovich

Thomas Tuchel
Thomas Tuchel / Robbie Jay Barratt - AMA/GettyImages
facebooktwitterreddit

Chelsea benar-benar menjadi sorotan tajam dalam satu sampai dua pekan terakhir, invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina membuat pemerintah Inggris membekukan aset Roman Abramovich yang ada di negara pimpinan Ratu Elizabeth II tersebut, termasuk di antaranya klub yang bermarkas di Stamford Bridge itu.

Sebelumnya, Abramovich memang telah mengumumkan bahwa Chelsea akan dijual, namun seiring dengan pembekuan aset, proses tersebut harus dihentikan sementara, klub masih bisa dijual dengan syarat pria asal Rusia tersebut tidak mendapatkan keuntungan sedikit pun.

Walau sudah dipastikan lengser sebagai pemilik The Blues, para suporter sepertinya masih mencintai dan tak bisa melupakan Roman Abramovich, di pertandingan melawan Norwich City pada Jumat (11/3) dinihari WIB, sekelompok suporter masih menyanyikan chants untuk pria asal Rusia tersebut.

Perdana menteri Inggris, Boris Johnson, melalui juru bicara resminya kemudian meminta bahwa suporter Chelsea untuk berhenti menyanyikan chants untuk Abramovich. Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel menilai bahwa parlemen Inggris seharusnya membahas hal yang lebih penting ketimbang hal ini.

"Ya, saya mendengar soal hal ini beberapa menit lalu. Saya tidak tahu bahwa di saat seperti ini, itu (chants dari suporter Chelsea untuk Roman Abramovich) adalah hal penting untuk dibahas di parlemen," ujar Tuchel seperti dilaporkan Goal.

"Jika nyanyian para suporter sampai dibahas dalam sebuah parlemen, saya pikir kita perlu mengkhawatirkan prioritas dari pemerintahan ini. Tetapi oke, komentar dari saya sepertinya tidak diperlukan. Kami memiliki beberapa hal yang lebih penting untuk dibahas," tambahnya.

Para pemain Chelsea kini tengah fokus untuk melakoni laga tandang ke markas Lille dalam lanjutan pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions, Kamis (17/3) dinihari WIB.