Timnas Denmark Diklaim Terancam Kalah WO dalam Laga Kontra Finlandia

Kasper Hjulmand, pelatih Timnas Denmark
Kasper Hjulmand, pelatih Timnas Denmark / Friedemann Vogel - Pool/Getty Images
facebooktwitterreddit

Pertandingan antara Timnas Denmark dan Finlandia dalam pembuka fase grup Piala Eropa 2020 mendapat sorotan tinggi. Laga di Parken Stadium pada Sabtu (12/6) menjadi momen bersejarah bagi Finlandia yang menjalani pertandingan perdana mereka dalam turnamen internasional. Gol Joel Pohjanpalo pada babak kedua memberi mereka tiga poin yang berharga.

Namun kejadian jelang akhir babak pertama menjadi momen yang memberi makna signifikan bagi semua yang terlibat dan menyaksikannya. Bintang Inter dan Timnas Denmark, Christian Eriksen, kolaps di pinggir lapangan. Eriksen membutuhkan bantuan CPR sebelum dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan lanjutan.

Morten Boesen, dokter Timnas Denmark, mengonfirmasi Eriksen sempat kehilangan detak jantung sebelum sadar berkat alat bantu. Keputusan UEFA (Asosiasi Sepakbola Eropa) untuk melanjutkan pertandingan mendapat kritik dari berbagai pihak. Seluruh pemain dan staff dianggap tidak berada dalam kondisi yang memadai untuk melakukannya.

Mantan pemain Manchester United dan Denmark, Peter Schmeichel, menyoroti keputusan tersebut. Schmeichel, yang merupakan ayah dari Kasper (penjaga gawang Leicester City dan Denmark saat ini) bahkan mengatakan terdapat ancaman diskualifikasi dari laga (WO) apabila laga tidak dapat dilanjutkan.

“Saya melihat pernyataan dari UEFA yang mengatakan bahwa laga dilanjutkan berdasarkan persetujuan pemain, dan mereka ingin menyelesaikan laga. Saya tahu itu tidak benar. Atau itu cara mereka menganggap itu sebagai kenyataan.”

“Mereka mendapat tiga opsi. Melanjutkan sisa laga, melanjutkannya pada hari lain, dan opsi ketiga adalah didiskualifikasi dari pertandingan. Jadi dapat disimpulkan sendiri. Apakah para pemain ingin tampil? Apakah mereka memiliki pilihan? Saya rasa mereka terpaksa melakukannya,” ucap Peter Schmeichel dikutip dari Independent.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku, tim yang tidak dapat melanjutkan laga memang dapat didiskualifikasi dan mendapat catatan kekalahan 0-3. Namun UEFA mendapat kritik karena kondisi seorang pemain yang nyawanya terancam memberi dampak mental yang signifikan bagi segala pihak yang terlibat.

Kapten Denmark, Simon Kjaer, menjadi salah satu individu pertama yang memberi bantuan. Kjaer juga berusaha menenangkan istri Eriksen yang menyaksikan laga secara langsung. Setelah laga kembali dilanjutkan, Kjaer tidak dapat bertanding. Pemain AC Milan itu memiliki hubungan dekat dengan Eriksen dan tidak dapat tampil.