Thomas Tuchel Akui Timnya Khawatir Setiap Anthony Taylor Jadi Wasit Pertandingan Chelsea
Oleh Amanda Amelia
Chelsea gagal meraih kemenangan dan harus puas dengan raihan satu poin kala bertemu salah satu rival sekotanya, Tottenham Hotspur di pekan kedua Liga Inggris yang berlangsung di Stamford Bridge, Minggu (14/8).
Tuan rumah unggul 1-0 di babak pertama berkat gol Kalidou Koulibaly, namun Pierre-Emile Hojbjerg berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-68. The Blues kembali unggul di menit ke-77, sayang kemenangan yang sudah berada di depan mata sirna usai Harry Kane menyamakan kedudukan di menit ke-90+6.
Cukup banyak hal kontroversial yang terjadi sepanjang 90 menit, kinerja wasit pemimpin pertandingan, Anthony Taylor dan Mike Dean yang bertugas di bagian VAR juga jadi sorotan tajam.
Gol penyeimbang Hojbjerg dinilai seharusnya tak sah karena pelanggaran yang diterima Chelsea sebelum gol terjadi, sementara untuk gol Kane, wasit juga tak melakukan apa-apa ketika Christian Romero terlihat menjambak rambut Marc Cucurella.
Seusai laga, Thomas Tuchel pun mengaku cukup kesal dengan kinerja wasit dalam pertandingan ini, pelatih asal Jerman itu juga menyatakan bahwa timnya selalu khawatir kala Anthony Taylor yang bertugas memimpin pertandingan.
"Ya, mungkin akan lebih baik, mungkin akan lebih baik jika dia (Anthony Taylor) tidak memimpin pertandingan Chelsea," ujar Tuchel seperti dilaporkan Evening Standard.
"Tetapi sejujurnya, kami juga memiliki VAR yang bisa membantu agar wasit mengambil keputusan tepat. Sejak kapan kita bisa membiarkan rambut pemain yang dijambak? Sejak kapan? Jika dia (Taylor) tidak melihatnya, saya takkan menyalahkannya--saya juga tak melihatnya," tambah pelatih berusia 48 tahun itu.
Anthony Taylor memang dikenal sebagai salah satu wasit yang cukup kontroversial, khususnya kala memimpin pertandingan Chelsea, bahkan Tuchel juga sampai menilai jika Mason Mount dkk juga merasakan hal serupa.
"Saya pikir bukan hanya suporter yang merasakan hal itu (buruknya kinerja Anthony Taylor). Saya bisa meyakinkan Anda jika seluruh pemain di ruang ganti juga berpikir hal yang sama. Saya benar-benar tidak bisa memahami mengapa gol balasan pertama tidak offside, begitu juga dengan gol kedua, sebelumnya ada pelanggaran, seorang pemain rambutnya dijambak, sementara pemain lain tetap dibiarkan berada di lapangan," urainya.