Tammy Abraham Ungkap Kekhawatiran Andai Liga Primer Inggris 2019/20 Tetap Dilanjutkan
Oleh Amanda Amelia
Wabah virus corona menjadi permasalahan yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di seluruh dunia, hal ini juga turut memengaruhi beberapa aspek, termasuk di antaranya sepakbola, tak sedikit kompetisi yang akhirnya harus dihentikan, termasuk di antaranya Ligue 1 dan Eredivisie.
Inggris menjadi salah satu negara di benua Eropa yang memiliki banyak kasus COVID-19, berdasarkan data yang terkumpul hingga Jumat (15/5), sudah ada 233.151 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai 33.614 jiwa.
Pemerintah pun langsung mengambil kebijakan lockdown, alhasil kompetisi Liga Primer Inggris juga harus dihentikan sementara. Setelah dua bulan, pihak Premier League pun berniat untuk menyelesaikan musim 2019/20 dan meluncurkan program Project Restart, pemerintah kemudian memberikan izin bahwa kompetisi bisa kembali dilanjutkan pada 1 Juni.
Rencana ini tentu mengundang komentar dari berbagai pihak, termasuk penyerang andalan Chelsea, Tammy Abraham. Pemain asal Inggris itu pun mengaku khawatir jika kompetisi tetap dilanjutkan, bukan hanya soal kesehatan dirinya sendiri, namun juga anggota keluarga.
"Hal terpenting bagi saya saat ini adalah semua orang harus merasa sehat dan aman sebelum kompetisi musim 2019/20 kembali dilanjutkan. Sepakbola pasti akan kembali, jika semuanya sudah aman, ayo kita kembali bermain, tetapi jika tidak, maka kita semua masih harus menunggu," ujar Abraham seperti dilansir Evening Standard.
"Ayah saya memiliki penyakit asma, jika saya kemudian kembali bermain sepakbola lalu kemudian saya terinfeksi COVID-19 dan membawa virus tersebut ke rumah, maka hal buruk mungkin saja terjadi," tambahnya.
Tammy Abraham bukanlah pesepakbola pertama yang merasa ragu dengan rencana melanjutkan kompetisi musim 2019/20, sebelumnya beberapa pemain lain seperti Raheem Sterling, Sergio Aguero dan Danny Rose juga mengungkapkan hal yang sama.
Menutup pembicaraan, pemain yang musim ini sudah mengoleksi 15 gol itu juga menegaskan bahwa pesepakbola juga manusia biasa dan enggan jadi kelinci percobaan Liga Primer Inggris.
"Para pesepakbola juga manusia biasa--yang juga memiliki perasaan. Setiap hari saya menonton berita di televisi dan menunggu Boris Johnson (Perdana Menteri Inggris) menyampaikan sebuah pengumuman. Kita semua mengikuti apa yang terjadi di dunia dalam beberapa bulan terakhir dan mencoba melihat apakah sudah aman atau belum untuk kembali menggelar pertandingan," tutup pemain berusia 22 tahun itu