Putra Maulana: Awal Mula Masuk Dunia Sportscaster dan Kecintaannya Terhadap La Liga

Putra Maulana, Sportscaster
Putra Maulana, Sportscaster / 90min Indonesia
facebooktwitterreddit

Dunia sepakbola pasti tidak asing dengan yang namanya Sportscaster, atau istilah bahasa Indonesianya, pembawa acara berita olahraga. Tapi, ada berapa sportscaster di Indonesia yang Anda ketahui? Mungkin sebagian dari Anda menjawab tidak tahu. Hal ini maklum adanya karena hingga awal 2010an masih sedikit sportscaster di Indonesia.

Tetapi lambat laun dengan adanya perkembangan di era digital seperti sekarang ini, nama-nama sportscaster di Indonesia lambat laun mulai naik. Sebut saja dari Tio Nugroho, Adi Yani, Temmy Rahadi, Kartika Berliani, hingga Putra Maulana. Nama terakhir ini lebih dikenal sebagai presenter Liga Spanyol atau lebih dikenal di Indonesia dengan nama La Liga.

Bukan kebetulan Putra Maulana menjadi presenter La Liga, karena ternyata dia merupakan lulusan Escuela Universitaria Real Madrid Universidad Europea, yang merupakan universitas olahraga yang didirikan Real Madrid.

Lalu, apa yang membuat Putra Maulana awalnya tertarik dengan dunia sportscaster ini? 90min Indonesia sempat bertemu dengannya dan berbincang-bincang mengenai kariernya dan juga La Liga, yang menurutnya merupakan liga dengan teknologi terbaik di dunia.


Apa yang membuat putra tertarik di dunia sportscaster?

"Karena dari kecil suka sepakbola, nonton di TV kan dulu banyak di stasiun TV Nasional dan Swasta, dan kayaknya seru juga ya jadi sportscaster, apalagi kita ada pengetahuan lebih tentang sepakbola, entah itu dari segi dalam lapangan atau luar lapangan, pasti bisa jadi nilai plus. Nah, sejak itu saya mulai jadi komentator dadakan kalau ada pertandingan sepakbola.

Ketika kuliah, kesempatan pertama datang ketika saya kuliah di 2012 untuk ke dunia sportscaster, dari situ kita tahulah nama-nama sportscaster terkenal di Indonesia, dan saya mempelajari cara mereka."


Momen apa yang paling tak terlupakan bagi mas Putra sebagai sportscaster?

Pasti pas pertama kali membawakan acara Piala Dunia 2014, buat saya itu event terbesar lah waktu itu di Stasiun TV, Anteve.

Jadi awal mula terjun ke dunia sportscaster itu tahun 2012 kebetulan ada sepupu, Adiyani (sekarang jadi host Liga Inggris di Vidio) dia lebih dulu terjun ke dunia sportscaster, waktu itu dia awalnya di Liga Indonesia, dan mereka perlu orang tambahan (untuk sportscaster) dan mereka (pihak Anteve), minta sepupu saya itu untuk carikan orang, dan dia ajukan nama saya.

Saya memang ketika itu sedang tergila-gila sepakbola, semua liga saya nonton, pengetahuan sepakbola baik nasional maupun internasional pun tahu semua akhirnya dipanggil pihak stasiun TV untuk casting dan lolos. Tapi pada saat itu tidak langsung jadi sportscaster tapi lebih ke highlight dulu, Lensa Olahraga.

Ya kalau dibilang momen tak terlupakan, selain Piala Dunia 2014, ya momen pertama kali saya On Camera tahun 2012 program Lensa Olahraga, inget banget masih kaku, masih demam panggung.

Dan pada saat itu kan Lensa Olahraga lagi hit banget kan. Jadi ya kenangan tak terlupakan saat di Lensa Olahraga karena pertama kali rekaman dan Piala Dunia, apalagi saya tidak ada background di bidang broadcasting, jadi ya seperti learning by doing.


Banyak anak muda yang sudah melirik pekerjaan sebagai sportscaster, apa tips untuk mereka?

Kalau tips dari saya, ya jangan pernah takut. Kalau ada kesempatan ya patut dicoba. Wajar jika awalnya salah, tegang tapi kalau kita percaya diri dan sambil belajar sendiri, istilahnya otodidak nanti juga lama-lama bisa. Sama seperti saya kan juga otodidak, sambil ngomong di depan kaca, belajar baca-baca pengetahuan, belajar artikulasi, learning by doing, intinya harus berani belajar dan berani keluar dari zona nyaman.


Menurut Putra, Gimana perkembangan La Liga di indonesia?

Menurut saya La Liga adalah salah satu Liga di Dunia yang punya inisiatif sangat bagus. Karena dari 2010an, mereka sudah banyak membuat inisiasi untuk memperkenalkan brand La Liga ke seluruh dunia, dan salah satunya ke Indonesia dengan menciptakan akademi. La Liga ini membuat akademi di banyak negara, salah satunya Indonesia.

Dan dengan adanya La Liga di indonesia, membuat pecinta sepakbola di Indonesia semakin tahu dengan Liga Spanyol ini, karena selama ini kan masyarakat Indonesia lebih mengenal Liga Inggris, Liga Italia, meski sekarang pamor kedua liga ini masih tinggi.

Tapi dengan adanya inisiasi dari La Liga, mereka membuat akademi, mengadakan nonton bareng (nobar), dan juga sempat datangkan legenda-legenda sepakbola Spanyol, karena La Liga ini kan ada Ambasador juga, waktu juga sempat mendatangkan Fernando Morientes, Ivan Campo, Gaizka Mendieta, Fernando Sanz, mereka datang ke Indonesia untuk mempromosikan La Liga.

Menurut saya, La Liga sudah banyak melakukan terobosan-terobosan, termasuk di Liga itu sendiri, menurut saya juga salah satu liga dengan teknologi terbaik, karena kalau kita lihat cuplikan pertandingan dari La Liga, in game ketika mereka melakukan replay, menurut saya sudah mengalahkan liga-liga Eropa lainnya.


Ada kesulitan untuk mengatur waktu karena jam tayang La Liga yang terkadang mulai dini hari?

Nah, karena jadwal La Liga yang subuh atau dini hari, justru pas sama saya. Karena sudah biasa nonton bola dari kecil, apalagi Liga Champions jam tayangnya juga sama. Jadi kalau jadwal tayang La Liga jam 01.45 WIB, 02.45 WIB, itu biasa buat saya. Buat saya justru gampang untuk bangun tengah malam, atau biasanya malah gak tidur, apalagi waktu di Lensa Olahraga kan juga udah dibiasakan bangun pukul 4 subuh ya jadi sudah biasa.

Walaupun sebenarnya jika La Liga mengubah waktu tayang yang lebih bersahabat untuk Asia, pangsa pasarnya mungkin bisa lebih banyak.