Pertanyakan Alasan Rekrut Braithwaite, Bojan Krkic Khawatir Filosofi Dasar Barcelona Memudar

Barcelona v Sevilla - Supercopa
Barcelona v Sevilla - Supercopa / Manuel Queimadelos Alonso/Getty Images
facebooktwitterreddit

Eks striker Barcelona Bojan Krkic khawatir melihat perubahan kebijakan di mantan klubnya tersebut. Kedatangan Martin Braithwaite dinilai Krkic sebagai alasan penilaian bahwa Barca sudah tak lagi mengandalkan produk La Masia.

Braithwaite direkrut dari Leganes pada Februari lalu sebagai transfer dadakan usai Luis Suarez cedera. Uniknya, Barca justru meminjamkan Carles Perez dalam situasi itu, padahal Perez adalah produk La Masia yang juga berposisi sebagai striker.

Krkic khawatir Barcelona sudah melupakan filosofi dasar yang menjadikan mereka tim terhebat di dunia pada eranya. Pemain berusia 29 tahun yang kini membela Montreal Impact berharap Barca tak melupakannya.

"Merekrut Braithwaite ketika Luis Suarez cedera, seperti halnya dengan mendatangkan Maxi Lopez setelah Samuel Eto'o cedera, itu meningkatkan tim. (Tapi) itu mengkhianati rencana yang telah membuat kami (Barca) hebat," tutur Krkic dikutip dari Goal.

"Sangat penting bagi kami untuk kembali percaya pada diri kami sendiri. Hanya dengan cara itu kami akan terus menjadi diri kami sendiri," terang dia.

Krkic yang berada di La Masia dari 1999 hingga 2006 mencontohkan tiga legenda Barca yang mengukir sejarah dan kesuksesan dengan klub setelah promosi ke tim utama, yakni: Xavi, Andres Iniesta, dan Lionel Messi.

"Barca punya rencana. Atau mereka pernah memilikinya. Dan saya mendesak mereka untuk kembali memilikinya," imbuh Krkic.

"Real Madrid selalu dicirikan sebagai klub yang menjual (di dunia), sementara di Camp Nou tanda suci warna kami, yang membuat kami hebat, adalah La Masia."

"Tanpa cara kami, kami tidak akan pernah menikmati Messi, Xavi atau Iniesta, di antara banyak pemain lainnya. Ketiga pemain itu tidak hanya berada pada posisi istimewa dalam sejarah Barcelona, ​​tetapi juga membentuk bagian dari sejarah sepak bola."

"Ketiganya naik podium Ballon d'Or pada tahun 2010, berteriak kepada dunia bahwa kami unik dan bahwa, menjadi unik, kami adalah diri kami sendiri," urai Krkic.