Persiapan Kurniawan Dwi Yulianto Menuju Italia Bersama Como 1907
Oleh Nadia Hutami
Kurniawan Dwi Yulianto. Siapa yang tidak mengenal sosok legenda sepakbola Indonesia ini. Pria yang dijuluki 'Si Kurus' ini mungkin salah satu dari pemain Indonesia yang pernah melanglang buana ke Eropa.
Ya, pada era 1990an, Kurniawan pernah menimba ilmu di Sampdoria Primavera. Primavera adalah tingkatan remaja di sepakbola Italia (Serie A dan Serie B). Penampilannya di kelas Primavera cukup menonjol dan membuat dia masuk ke skuad utama Sampdoria saat mereka melakukan Tur Asia 1994 dan sempat bermain bersama Roberto Mancini dan Attilio Lombardo, yang ketika itu adalah bintang Serie A.
Sayangnya pengalamannya di Italia tidak berlangsung lama. Karena ada masalah, dia pindah ke FC Luzern di Swiss. Bersama Luzern, Kurniawan hanya bermain semusim dengan 12 penampilan sebelum akhirnya pulang kembali ke Indonesia bermain untuk Pelita Bakrie dari 1995 sampai 1999.
Total, di sepanjang kariernya, Kurniawan bermain di 12 klub di Indonesia. Prestasi terbaiknya adalah juara Liga Indonesia bersama PSM Makassar di 2000 dan Persebaya pada 2004. Sementara kariernya di luar negeri selain di Italia dan Swiss, Kurniawan juga sempat bermain di Liga Malaysia bersama Sarawak FC.
Meski sempat terkena skandal dan nyaris berhenti dari sepakbola, tapi Kurniawan Dwi Yulianto bisa bangkit kembali meniti kariernya usai pensiun. Ia sempat jadi asisten pelatih Timnas Indonesia di 2018 dan Indonesia U23, dan yang terakhir Pelatih Kepala Sabah FC di Liga Super Malaysia 2021.
Mungkin karena faktor ini lah yang membuat Djarum Group (Pemilik Como 1907) memercayai Kurniawan untuk jadi asisten pelatih mendampingi Giacomo Gattuso. 90min Indonesia pun sempat berbincang sejenak dengan Sang Legenda mengenai persiapannya ke Como.
Bagaimana proses seorang Kurniawan terpilih menjadi staf pelatih Como?
Tawaran ini datang tahun lalu, saat Como 1907 promosi ke Serie B (di musim 2020/21, Como 1907 promosi dari Serie C Grup A ke Serie B). Saya dihubungi oleh mas Mirwan Suwarso (Perwakilan Mola TV), dia mengatakan mau gak gabung ke Como jadi asisten (pelatih) karena kita ingin ada pelatih perwakilan dari Indonesia yang bergabung ke coaching staff Como (saat ini Como dilatih oleh Giacomo Gattuso).
Tapi karena kontrak saya di Sabah FC belum habis, saya bilang 'mungkin kalau rezeki Desember 2021 saya baru bisa keluar (dari Sabah)'. Ternyata mungkin rezeki saya juga, Desember saya baru bisa bergabung, kontrak saya dengan Sabah habis, akhirnya saya tanda tangan kontrak dengan Como 1907 selama lima tahun.
Saat di Italia tahun 90an, apakah pernah berhadapan dengan Como? Apa pengalaman di Primavera dulu membantu cukup membantu coach Kurniawan?
Ketika di Primavera, ya saya pernah bermain di Stadion Como. Ya tidak menyangka aja, pernah bermain di sini (Como) dan sekarang bergabung dengan mereka. Jadi ya cukup membantu juga.
Jika boleh memilih 2 pemain Indonesia saat ini utk bermain dengan Como, siapa kira-kira pemain yang akan dibawa untuk membela Como?
Kalau berandai-andai saja ya karena kan kita tahu peraturannya (Federasi Sepakbola Italia atau FIGC membatasi pemain non-Eropa untuk bermain di Serie B dan Serie C sejak musim 2003/04, dengan kata lain, sulit bagi pemain Indonesia untuk bermain di dua kasta tersebut) saya mau bawa Saddil Ramdani dan Witan Suleaman.
Saddil merupakan pemain Sabah FC, klub yang juga dilatih Kurniawan sebelum berangkat ke Como. Bahkan Saddil pernah diberikan buah tangan jaket Como oleh Kurniawan. Sementara Witan saat ini bermain di klub Polandia, Lechia Gdansk setelah di musim lalu sempat dipinjamkan ke klub Slovakia, FK Senica.
Sudah diumumkan beberapa bulan lalu menjadi staf pelatih Como, apa persiapan yang sudah dilakukan? Masih bisa bicara dengan bahasa Italia?
(Untuk bisa bahasa Italia yang baik dan benar) saya mungkin harus belajar lagi. Tapi untuk bahasa sehari-hari masih ingat. Mudah-mudahan saat di sana kita sering ngobrol (dengan pelatih dan pemain), ingat lagi.
Terakhir, Apa tips dari coach Kurniawan untuk jaga tubuh tetap prima di usia 45 tahun ini?
Mungkin bermain bola yang sekarang ini bukan untuk prestasi tapi lebih menjaga kebugaran. Yang penting kita beraktivitas untuk menjaga kesehatan.