Pengadilan Beri Pukulan Telak ke Rencana Liga Super Eropa
Oleh Dananjaya WP

Babak baru terkait rencana pendirian kompetisi Liga Super Eropa (ESL) akhirnya tercapai. Upaya dari tiga klub besar Eropa (Real Madrid, FC Barcelona, dan Juventus) untuk membuat kompetisi yang terpisah dari UEFA (Asosiasi Sepak Bola Eropa) masih berlanjut hingga kini.
Awalnya, rencana yang diumumkan pada April 2021 itu melibatkan 12 klub besar Eropa. Setelah mendapatkan kritik dari berbagai pihak dan ancaman sanksi, sembilan klub menyatakan pengunduran diri. Hanya tiga klub yang tersisa dalam rencana tersebut dan masih mendesak adanya kompetisi yang terpisah dari naungan UEFA.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah mengajukan tuntutan kepada Pengadilan Eropa terkait anggapan monopoli dari UEFA. Namun, tuntutan tersebut mendapatkan penolakan. Pengadilan Eropa menyatakan bahwa peraturan yang dimiliki oleh FIFA (Asosiasi Sepak Bola Dunia) dan UEFA tidak melanggar peraturan persaingan Eropa.
Big win for UEFA today. The (non binding) opinion from the ECJ’s advocate general (followed by judges 70/80%) has ruled against A22 claim UEFA is operating an unfair monopoly by threatening to punish clubs that create competitions without authorisation. pic.twitter.com/mDOHK9ygEo
— tariq panja (@tariqpanja) December 15, 2022
“Peraturan FIFA-UEFA yang menyatakan bahwa kompetisi baru memerlukan persetujuan tidak melanggar peraturan persaingan di Eropa,” ucap pernyataan dari Athanasios Rantos (Penasihat Pengadilan Eropa / CJEU), dikutip dari Reuters.
Rencana pendirian kompetisi Liga Super Eropa (ESL) awalnya juga melibatkan Manchester United, Manchester City, Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, AC Milan, Inter, dan Atletico Madrid.