8 Pemain yang Terlalu Lama Dipertahankan Manchester United

Phil Jones (Manchester United)
Phil Jones (Manchester United) / Gareth Copley/Getty Images
facebooktwitterreddit

Manchester United termasuk dalam salah satu klub besar Liga Inggris yang memiliki kapabilitas untuk mendatangkan pemain dari berbagai belahan dunia. Klub yang bermarkas di Old Trafford itu sudah merekrut berbagai pemain untuk memperkuat skuad.

Rekrutmen terus dilakukan dalam berbagai posisi, untuk keperluan jangka pendek maupun panjang. Seperti rekrutmen pemain secara umum, tidak semua yang didatangkan dapat memberi kontribusi yang diharapkan.

Tim dan klub memegang tanggung jawab untuk mengambil keputusan terkait penjualan pemain yang tidak dapat tampil sesuai ekspektasi. Kadang, keputusan ini diambil setelah waktu berlangsung terlalu lama.

Berikut adalah delapan pemain yang terlalu lama dipertahankan Manchester United.


8. Jordi Cruyff

Jordi Cruyff of Manchester United
Jordi Cruyff of Manchester United / Shaun Botterill/Getty Images

Berposisi sebagai gelandang serang, Jordi Cruyff bergabung dengan Manchester United dari Barcelona pada 1996. Datang dengan reputasi tinggi mengingat ia adalah anak dari Johann, Jordi menunjukkan awal yang menjanjikan di Old Trafford.

Namun permasalahan cedera lutut memberi hambatan signifikan terhadap perkembangannya. Walau tidak dapat memberi kontribusi optimal, Man United tetap mempertahankan Cruyff selama empat tahun (sempat dipinjamkan ke Celta Vigo pada 1999).

Cruyff kemudian melanjutkan kariernya dengan Alaves, Espanyol, Metalurk Donetsk, dan Valletta.


7. Bebe

FBL-SWE-ENG-FRIENDLY-AIK-MANUTD
Bebe gagal menunjukkan perkembangan yang diharapkan di Manchester United. / JONATHAN NACKSTRAND/Getty Images

Berposisi sebagai penyerang sayap, Bebe bergabung dengan Manchester United dari Vitoria de Guimaraes pada 2010, hanya lima pekan setelah sang pemain datang ke klub Portugal itu. Rekrutmen ini mendapat sorotan terkait keterlibatan Gestifute (agensi yang dimiliki Jorge Mendes).

Bebe berada di Old Trafford selama empat tahun, dan sempat dipinjamkan ke Beskitas, Rio Ave, dan Pacos de Ferreira.

Bebe kemudian melanjutkan kariernya di Benfica (permanen), Cordoba dan Rayo Vallecano (pinjaman), Eibar, Rayo (pinjaman), dan saat bergabung ke tim tersebut secara permanen pada 2018.


6. Michael Owen

Michael Owen
Michael Owen terhambat permasalahan cedera di Manchester United. / Clive Brunskill/Getty Images

Berposisi sebagai penyerang, Michael Owen bergabung dengan Manchester United dari Newcastle United pada 2009. Kedatangan Owen ke Old Trafford mendapat sorotan tinggi mengingat ia membesarkan namanya di Liverpool.

Permasalahan cedera di Real Madrid (sebelum bermain di Newcastle) menghantui sisa karier Owen. Isu ini memberi hambatan besar dalam perjalanannya sebagai pemain Setan Merah, yang juga berlanjut hingga ia mengakhiri kariernya di Stoke City.

Walau demikian, Man United mempertahankan Owen selama tiga tahun sebelum melepasnya ke Stoke pada 2012.


5. Phil Jones

Phil Jones
Phil Jones mengalami penurunan yang signifikan dengan Manchester United. / Will Russell/Getty Images

Berposisi sebagai bek tengah, Phil Jones bergabung dengan Manchester United dari Blackburn Rovers pada 2011. Jones didatangkan berkat potensi tinggi yang ditunjukkannya dengan Blackburn selama dua tahun.

Sayangnya, potensi tersebut tidak dapat dipenuhi di Old Trafford. Pemain asal Inggris itu justru membangun reputasi sebagai sosok yang rentan melakukan kesalahan fatal dalam momen genting.

Reputasi ini menjadi salah satu faktor mengapa Man United belum dapat melepas Jones, yang kini sudah berusia 29 tahun, hingga saat ini.


4. Nani

Nani
Inkonsistensi terlihat jelas dalam akhir karier Nani dengan Manchester United. / Michael Regan/Getty Images

Berposisi sebagai penyerang sayap, Nani bergabung dengan Manchester United dari Sporting CP pada 2007. Ekspektasi tinggi mengiringi kedatangan Nani ke Old Trafford. Pemain asal Portugal itu membela Man United hingga 2015.

Meskipun terlibat dalam beberapa musim dengan kesukesan yang tinggi, Nani dikenal sebagai pemain yang inkonsisten.

Keputusan Man United untuk mempertahankan Nani selama delapan tahun membuatnya masuk dalam daftar ini mengingat terdapat penyerang sayap lain dengan kualitas tinggi yang dapat direkrut sebagai pengganti.


3. Anderson

Anderson
Anderson dipertahankan Manchester United selama delapan tahun. / Phil Cole/Getty Images

Berposisi sebagai gelandang, Manchester United mendatangkan Anderson dari Porto pada 2007. Pemain asal Brasil itu sempat terhalang permasalahan izin kerja (kekurangan penampilan internasional).

Namun Man United meemberi argument bahwa Anderson memiliki bakat luar biasa dan akan direkrut dengan biaya yang tinggi.

Anderson tidak dapat memenuhi ekspektasi yang diberikan kepadanya. United mempertahankan mantan pemain Gremio itu hingga 2015, setelah sempat meminjamkannya ke Fiorentina.


2. Dimitar Berbatov

Dimitar Berbatov
Dimitar Berbatov mendapat penilaian yang beragam sepanjang kariernya. / Clive Rose/Getty Images

Berposisi sebagai penyerang, Dimitar Berbatov didatangkan Manchester United dari Tottenham Hotspur pada 2008. Berbatov dikenal sebagai penyerang ‘pemalas’ yang menunggu peluang di dalam kotak untuk mencetak gol.

Pemain asal Bulgaria itu memang memiliki catatan gol yang cukup tinggi, tetapi atribut permainannya menghambat perkembangan yang signifikan selama empat tahun sebelum ia dilepas ke Fulham pada 2012.


1. Wayne Rooney

Wayne Rooney
Penurunan performa tidak membuat Manchester United cepat melepas Wayne Rooney. / Clive Brunskill/Getty Images

Memasukkan Wayne Rooney ke daftar ini memang pantas disebut sebagai keputusan yang kontroversial. Top skorer sepanjang masa yang menjadi legenda klub. Rooney bergabung dari Everton sebagai remaja berbakat tinggi pada 2002.

Rooney mampu bermain di berbagai posisi, mulai dari penyerang hingga gelandang. Kerja keras menjadi atribut utama yang membuat Rooney memiliki reputasi positif.

Namun perjalanannya di Old Trafford juga diiringi dengan upaya memancing klub untuk memberinya kontrak bernilai tinggi. Penurunan performa juga terjadi secara signifikan jelang akhir kariernya pada 2017.