8 Pemain Terbaik yang Seharusnya Tidak Dilepas AC Milan

Kaka dan Andriy Shevchenko
Kaka dan Andriy Shevchenko / New Press/Getty Images
facebooktwitterreddit

AC Milan pantas disebut sebagai salah satu klub terbesar di Serie A dan sepakbola Eropa secara keseluruhan. Klub yang bermarkas di San Siro itu pernah (dan masih) dibela pemain berkualitas tinggi dari berbagai belahan dunia.

Meskipun pernah mendapat berbagai pemain berkualitas di tingkat senior atau akademi, Milan (layaknya klub lainnya) juga pernah melakukan kesalahan saat melepas pemain-pemain yang bersangkutan.

Terdapat berbagai faktor yang dapat membuat seorang pemain meninggalkan Rossoneri, mulai dari keinginan pemain sampai permasalahan keuangan.

Berikut adalah tujuh pemain terbaik yang seharusnya tidak dilepas Milan.


8. Suso

Suso sempat menjadi salah satu winger penting di Milan.
Suso sempat menjadi salah satu winger penting di Milan. / Alessandro Sabattini/Getty Images

Berposisi sebagai penyerang sayap, Suso bergabung dengan Milan dari Liverpool pada musim dingin 2015. Pemain asal Spanyol itu langsung berkembang menjadi salah satu sosok penting di sisi sayap Rossoneri, setelah sempat dipinjamkan ke Genoa.

Suso berkarier di Italia selama lima tahun (dengan catatan 153 laga dan 24 gol di seluruh kompetisi). Suso pindah ke Sevilla pada musim dingin 2020, dengan status pinjaman dan kewajiban untuk pindah secara permanen enam bulan kemudian.


7. Pierre-Emerick Aubameyang

Aubameyang sempat berada di akademi Milan.
Aubameyang sempat berada di akademi Milan. / Zhong Zhi/Getty Images

Berposisi sebagai penyerang, Pierre-Emerick Aubameyang bergabung dengan Milan dari Bastia pada 2007.

Meskipun memiliki potensi tinggi, Aubameyang mengalami kesulitan untuk berkembang di skuad senior Milan dan hanya bertahan hingga empat tahun (sempat dipinjamkan ke Dijon, Lille, dan AS Monaco).

Auba kemudian dilepas ke Saint-Etienne, dan mampu berkembang di Prancis, sebelum menanjak pesat di Borussia Dortmund. Pemain asal Gabon itu saat ini menjadi kapten Arsenal.


6. Roberto Ayala

Roberto Ayala (kanan) saat berada di Milan.
Roberto Ayala (kanan) saat berada di Milan. / Clive Brunskill/Getty Images

Berposisi sebagai bek tengah, Roberto Ayala bergabung dengan Milan dari Napoli pada musim panas 1998. Meskipun memiliki kemampuan yang tinggi, pemain asal Argentina itu tidak dapat menjadi pemain inti dalam lini belakang Rossoneri yang diisi sosok berkualitas tinggi seperti Paolo Maldini dan Alessandro Costacurta.

Ayala hengkang ke Valencia pada musim panas 2000, setelah mencatatkan 35 laga di seluruh kompetisi dengan Milan. Ayala mampu menjadi bek legendaris dengan Los Che di era kesuksesan mereka hingga 2007.


5. Patrick Vieira

Patrick Vieira (kiri) pernah bermain di Milan namun tidak tampil dalam banyak laga.
Patrick Vieira (kiri) pernah bermain di Milan namun tidak tampil dalam banyak laga. / DAMIEN MEYER/Getty Images


Berposisi sebagai gelandang bertahan, Patrick Vieira bergabung dengan Milan dari Cannes pada 1995. Potensi tinggi yang dimiliki Vieira belum dapat terlihat di San Siro, dan ia hanya bertahan selama satu musim.

Vieira kemudian hengkang ke Arsenal dan sukses menjadi legenda klub London Utara tersebut. Pemain asal Prancis itu juga sempat kembali ke Italia, untuk bermain dengan Juventus dan Inter, sebelum mengakhiri kariernya dengan Manchester City.


4. Andrea Pirlo

Andrea Pirlo sempat menjadi bagian penting dari lini tengah Milan.
Andrea Pirlo sempat menjadi bagian penting dari lini tengah Milan. / Claudio Villa/Getty Images

Berposisi sebagai gelandang, Andrea Pirlo bergabung dengan Milan dari Inter pada 2001. Setelah gagal dengan Nerazzurri, Pirlo mampu berkembang menjadi kunci bagi Rossoneri selama sepuluh tahun.

Pirlo mencatatkan 401 laga dalam seluruh kompetisi dengan kontribusi 41 gol. Pemain asal Italia itu pindah ke Juventus secara gratis pada 2011, dan mampu berkembang menjadi legenda Bianconeri sebelum mengakhiri kariernya di New York City.




3. Thiago Silva

Thiago Silva sempat menjadi kapten dan bagian penting dari lini belakang Rossoneri.
Thiago Silva sempat menjadi kapten dan bagian penting dari lini belakang Rossoneri. / Claudio Villa/Getty Images

Berposisi sebagai bek tengah, Thiago Silva bergabung dengan Milan dari Fluminense pada 2009. Pemain asal Brasil itu menjadi bagian penting dari skuad Rossoneri selama tiga tahun, dengan catatan 119 laga dan enam gol di seluruh kompetisi.

Permasalahan finansial Milan membuat Thiago Silva hengkang ke PSG pada 2012 walau sempat memperpanjang kontrak untuk lima tahun berikutnya. Thiago Silva kini berada di Chelsea setelah menjadi bagian penting di PSG selama delapan tahun.


2. Kaka

Kaka mencapai titik tertinggi dalam kariernya dengan Milan.
Kaka mencapai titik tertinggi dalam kariernya dengan Milan. / Etsuo Hara/Getty Images

Berposisi sebagai gelandang serang, Kaka bergabung dengan Milan dari Sao Paulo pada 2003. Pemain asal Brasil itu sukses berkembang menjadi salah satu yang terbaik dalam posisinya hingga 2009.

Kaka pindah ke Real Madrid pada musim panas 2009, setelah mencatatkan 270 laga dan 95 gol di seluruh kompetisi dengan Milan. Kaka juga mendapat Ballon d’Or (2007) saat bermain dengan Milan.

Kaka mengalami permasalahan cedera dengan Real Madrid, faktor yang membuatnya kembali ke Milan pada 2013. Kaka kemudian melanjutkan kariernya di Sao Paulo, dan menutupnya di Orlando City.


1. Andriy Shevchenko

Shevchenko mencapai puncak kariernya dengan Rossoneri.
Shevchenko mencapai puncak kariernya dengan Rossoneri. / New Press/Getty Images

Berposisi sebagai penyerang, Andriy Shevchenko bergabung dengan Milan dari Dynamo Kiev pada musim panas 1999. Pemain asal Ukraina itu sukses berkembang menjadi penyerang yang dapat diandalkan Milan.

Shevchenko tampil dalam 296 laga di seluruh kompetisi dengan catatan 173 gol. Shevchenko juga mendapat Ballon d’Or (2004) saat bermain dengan Rossoneri. Shevchenko bergabung dengan Chelsea pada 2006, dan menjalani sisa kariernya di Milan (pinjaman) dan menutupnya di Dynamo Kiev.