7 Pemain yang Membuat Liverpool Menyesal Telah Melepas Mereka
Oleh Nanda Febriana
Liverpool menikmati periode terbaik mereka selama 30 tahun terakhir dalam tiga tahun belakangan. Namun masa keemasan itu bisa saja terjadi lebih awal seandainya mereka berhasil membuat beberapa pemain bertahan lebih lama di Anfield.
Ya, Liverpool bukannya tak pernah diperkuat pemain kelas dunia kendati merasakan puasa gelar liga selama 30 tahun sebelum berakhir pada Juli 2020 tahun ini. Sejumlah pemain sepertinya dilepas terlalu cepat atau mereka lah memilih untuk pergi meninggalkan Anfield karena rendahnya daya saing The Reds.
Berikut adalah tujuh pemain yang mungkin membuat Liverpool menyesali keputusan untuk melepas mereka:
7. Michael Owen
Salah satu bintang Inggris yang paling bersinar jelang akhir 90an hingga awal 2000an. Golnya ke gawang Argentina di Piala Dunia 1998 masih dikenang sebagai salah satu gol terbaik yang pernah tercipta di turnamen sepak bola tertinggi tersebut, terlebih jika mengingat usianya masih menginjak 18 tahun kala itu.
Owen juga jadi bagian penting dari skuat Liverpool yang meraih tiga gelar pada musim 2000/01, Piala FA, Piala Liga Inggris, dan Piala UEFA (sekarang Europa League). Owen bahkan menerima gelar Pemain Terbaik Eropa berkat kontribusinya bersama Liverpool.
Menjadi ujung tombak andalan dan bahkan selalu menjadi top skorer klub tiap musim sejak 1998, Owen akhirnya malah dilepas ke Real Madrid pada musim panas 2004. Meski performanya bersaa El Real tergolong mengecewakan, The Reds di saat yang sama kesulitan mencari pengganti Owen yang mampu tampil konsiste dari musim ke musim.
6. Raul Meireles
Gelandang serbabisa asal Portugal ini memang hanya bermain selama satu musim bersama The Reds, namun kualitasnya di atas lapangan membuktikan bahwa klub asal Merseyside tak seharusnya menjual dia secepat itu.
Datang pada musim panas 2010, Raul Meireles memberikan keseimbangan di lini tengah Liverpool dengan kemampuannya membaca permainan, mendistribusikan umpan serta bagus dalam bertahan dan menyerang.
Dia dilepas ke Chelsea pada musim panas 2011 dan memberikan kontribusi besar terhadap kesuksesan klub asal London barat itu meraih trofi Piala FA dan Liga Champions.
5. Philippe Coutinho
Datang pada musim dingin 2013 ke Liverpool, Philippe Coutinho menjadi mesin lini tengah Liverpool yang layak diacungi jempol selama lima tahun memperkuat The Reds.
Memiliki kecepatan dan teknik bola di atas rata-rata, Coutinho pun menjadi jenderal permainan di Anfield selama memperkuat Liverpool. Banyak gol dan assist lahir dari aksinya.
Sayangnya daya kompetisi Liverpool yang tak terlalu bagus dibanding beberapa klub Liga Inggris lainnya saat dia masih di sana membuat Coutinho ingin mencari tantangan baru dan memilih menuju Barcelona pada musim dingin 2018.
4. Javier Mascherano
Salah satu pemain berkelas dunia yang memperkuat Liverpool di waktu yang salah. Didatangkan pada musim panas 2006, Javier Mascherano baru bisa menjalani debutnya pada Februari 2007 setelah sengketa kepemilikan atas dirinya memengaruhi kepindahannya ke Anfield dan membuat Liverpool terlambat memasukkannya ke dalam daftar pemain.
Mascherano merupakan sedikit dari contoh gelandang bertahan yang bisa merusak permainan lawan tanpa meninjolkan atribut fisik. Kualitas pembacaan permainan lawan dan kecerdasan taktikalnya membuat Mascherano layak disebut sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di eranya.
Dia pindah ke Barcelona pada musim panas 2010 dan Liverpool cukup kesulitan menemukan pengganti yang setara dengan Mascherano setelahnya.
3. Raheem Sterling
Usianya masih 18 tahun saat pertama kali memperkuat tim utama Liverpool pada 2012 dan seiring waktu dia menjadi andalan tim di sektor sayap karena memiliki kualitas teknik bola yang mumpuni dan kecepatan yang merepotkan full back lawan.
Sama halnya dengan begitu banyak kepergian pemain bintang dari Anfield, Sterling merasa Liverpoo, tak cukup kompetitif hingga akhirnya dia memilih hengkang ke Manchester City pada musim panas 2015.
Bersama City, permainan Sterling berkembang terutama setelah kedatangan Pep Guardiola pada musim panas setahun setelahnya.
2. Xabi Alonso
Pemain asal Spanyol ini merupakan tandem yang cocokuntuk Steven Gerrard di lini tengah Liverpool pada pertengahan 2000an dan menjadi salah satu kontributor penting dalam kesukesan The Reds meraih trofi Big Ear pada musim 2004/05.
Distributor umpan yang ulung, memiliki keceradasan taktik di atas rata-rata, serta memiliki kemmapuan yang berimbang dalam menyerang bertahan, membuat Alonso menjadi incaran Real Madrid dan akhirnya pindah ke Santiago Bernabeu musim panas 2009.
Permainan Alonso terus berkembang dan ia pun menjadi salah satu pemain kunci di bawah kepelatihan juru taktik sekelas Jose Mourinho dan Carlo Ancelotti.
1. Luis Suarez
Ada dua cara untuk mengingat karier Luis Suarez di Liverpool dan Liga Inggris. Pertama, tentu saja kemampuannya membobol gawang lawan yang luar biasa dan membuat Liverpool sempat bersaing dalam perebutan titel juara pada musim 2013/14.
Yang kedua tentu saja perselisihan panjangnya dengan eks full back Manchester United Patrice Evra di mana dia dilaporkan telah melontarkan hinaan berbau rasialis kepada pria Prancis tersebut pada 2011. Selain itu dia juga dinyatakan bersalah karena menggigit bek Chelsea Branislav Ivanovic pada April 2013.
Selain daya saing Liverpool yang belum sebagus tiga tahun terakhir, sorotan negatif media Inggris atas perselisihannya dengan Evra dan insiden dirinya menggigit Ivanovic sepertinya membuat Suarez kian tak nyaman berkarier di Anfield dan memutuskan pindah ke Barcelona pada musim panas 2014.
Suarez meninggalkan Liverpool setelah tampil sebanyak 133 kali dan menorehkan 82 gol untuk klub asal Merseyside tersebut.