OPINI: Frank Lampard Harus Segera Perbaiki Manajemen Pemain di Chelsea

Frank Lampard / Chelsea
Frank Lampard / Chelsea / Pool/Getty Images
facebooktwitterreddit

Frank Lampard menjadi salah satu manajer yang mendapatkan sorotan tinggi, positif maupun negatif, di Liga Inggris. Keputusan Chelsea untuk menunjuk Lampard sebagai manajer pada musim 2019/20 diiringi dengan embargo transfer.

Langkah ini memberikan dampak positif maupun negatif, mengingat Lampard saat itu baru menjalani musim keduanya di tingkat kepelatihan.

Selain taktik, hal lain yang patut mendapat sorotan dari karier kepelatihan Lampard dengan The Blues sejauh ini adalah manajemennya terhadap pemain. Aspek ini harus segera diperbaiki oleh Lampard agar dapat meningkatkan peluangnya mendapatkan kesuksesan di Stamford Bridge.


1. Mengutamakan Mason Mount dalam Setiap Situasi

Mason Mount / Chelsea
Mason Mount / Chelsea / Visionhaus/Getty Images

Mason Mount adalah pemain yang memiliki bakat tinggi. Perkembangannya dari tingkat akademi hingga ke tingkat senior membuatnya pantas memperoleh kesempatan di Chelsea.

Tetapi apakah Mount harus diturunkan dalam setiap kesempatan yang ada, entah sejak awal laga atau sebagai pemain pengganti?

Menurunkan Mount dalam setiap kesempatan, dan dalam berbagai posisi yang belum tentu cocok dengannya, memberikan risiko yang sangat tinggi dalam berbagai aspek.

Skema permainan tim dapat menjadi berantakan, perkembangan pemain dapat terhambat karena tidak terdapat posisi atau peran yang jelas, dan membuatnya mendapat kritik yang lebih dari berbagai pihak.


2. Ada Apa dengan Antonio Rudiger dan Fikayo Tomori?

Antonio Rudiger (kiri) / Chelsea
Antonio Rudiger (kiri) / Chelsea / MB Media/Getty Images

Antonio Rudiger tampil dalam 26 pertandingan di seluruh kompetisi dengan Chelsea sepanjang musim 2019/20. Pemain Timnas Jerman itu menjadi salah satu sosok kunci di pertahanan timnya pada musim tersebut.

Keadaan tersebut berubah jelang musim 2020/21, ketika Rudiger secara mendadak seakan tidak dianggap, dan bahkan nyaris dilepas pada musim panas 2020. Hal serupa terjadi dengan Fikayo Tomori.

Tomori tampil dalam 22 laga di seluruh kompetisi pada musim 2019/20. Sebagian besar penampilannya terjadi pada paruh pertama. Cedera membuat Tomori hilang dari rencana Lampard pada sisa musim tersebut.

Bek asal Inggris itu mempertimbangkan masa depannya di Stamford Bridge, namun kini berusaha untuk memperjuangkan posisinya di tim utama. Nasib yang tidak jelas bagi kedua pemain itu dapat membuat Lampard dikatakan tidak memiliki pendirian terkait hal ini.


3. Kekacauan Kepa Arrizabalaga

Kepa Arrizabalaga / Chelsea
Kepa Arrizabalaga / Chelsea / Mike Hewitt/Getty Images

Keputusan Chelsea untuk mendatangkan Kepa Arrizabalaga pada musim panas 2018 dengan nilai transfer 72 juta Paun terbukti menjadi langkah yang buruk. Pemain yang mendapat status sebagai yang termahal di posisinya akan mendapat ekspektasi yang sangat tinggi, dan Kepa tidak dapat memenuhi harapan tersebut.

Melepas pemain seperti Kepa tentu menjadi hal yang sulit bagi manajemen The Blues. Kepa masih memiliki kontrak hingga 2025, dan mendapatkan gaji yang membuatnya sulit dijangkau tim-tim lain.

Menerima tawaran yang jauh lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan pada 2018 menjadi satu-satunya opsi yang dapat dilakukan saat ini. Tetapi keadaan ini juga dipersulit oleh Lampard.

Keputusan Lampard untuk tetap memberi kesempatan kepada Arrizabalaga justru semakin membuat peminat terhadapnya menurun. Menjaga nilai pasar seharusnya dilakukan dengan mengurangi kemungkinan sang pemain melakukan kesalahan.


4. Jorginho Masuk, Keluar, dan Masuk Lagi

Jorginho / Chelsea
Jorginho / Chelsea / Visionhaus/Getty Images

Jorginho adalah pemain yang sangat mengandalkan sistem permainan yang dapat mendukung kemampuannya. Hal ini bukan anggapan yang dibuat berdasarkan statistik tanpa pengamatan.

Performa Jorginho mengalami penurunan yang signifikan dan menjadi inkonsisten di Chelsea, sejak 2018 hingga kini. Penurunan tersebut sempat membuat Frank Lampard mencoret gelandang itu pada pertengahan musim 2019/20.

Kini Jorginho kembali menjadi bagian penting di lini tengah Chelsea. Pertanyaan yang patut diajukan adalah, apa rencana Lampard untuk lini tengah timnya? Apa struktur mendasar yang ingin diterapkan?


5. Olivier Giroud Pantas Merasa Kesal

Olivier Giroud / Chelsea
Olivier Giroud / Chelsea / James Williamson - AMA/Getty Images

Menjaga motivasi setiap pemain adalah salah satu tugas utama seorang manajer. Tentu seluruh pemain tidak akan merasa bahagia dengan situasi mereka masing-masing apabila jarang mendapat kesempatan bermain.

Seorang manajer memiliki tanggung jawab untuk memastikan pemain yang bersangkutan tetap memiliki motivasi yang memadai untuk tampil maksimal ketika diperlukan. Situasi Olivier Giroud di Chelsea menjadi bukti bahwa Lampard tidak memahami ini.

Giroud tidak digunakan pada paruh pertama musim 2019/20, menjadi pemain kunci pada paruh kedua, dan kini tidak digunakan lagi. Pemain asal Prancis itu pantas merasa kesal terhadap perlakuan dari Lampard.


6. Struktur Tim yang Kacau

Frank Lampard
Frank Lampard / Pool/Getty Images

Penentuan taktik dan sikap terhadap pemain berkaitan erat dengan struktur yang dapat digunakan oleh seorang manajer. Apabila Frank Lampard tidak segera memahami ini, posisinya sebagai manajer Chelsea dapat terancam.

Kondisi yang dirasakan The Blues saat ini berkaitan dengan permasalahan Lampard yang tidak memahami struktur yang ingin digunakannya. Mendapatkan banyak pemain baru tidak berarti semua harus dimainkan secara bersamaan.

Memiliki pemain berbakat seperti Mason Mount tidak berarti ia harus dimainkan dalam setiap kesempatan.

Memiliki penjaga gawang termahal di dunia bukan berarti ia harus terus dimainkan ketika performanya buruk.

Seorang manajer seharusnya menetapkan struktur yang cocok dengan opsi yang dimilikinya.


Untuk menyaksikan semua video perjalanan Egy Maulana Vikri di Polandia, silahkan kunjungi situs Rakuten Sports.