OPINI - David De Gea Butuh Stimulus untuk Bangkitkan Performanya di Manchester United

David De Gea
David De Gea / James Williamson - AMA/Getty Images
facebooktwitterreddit

Opini publik bisa berubah cepat kepada seseorang atau figur dalam hitungan detik. Istilah 'From Hero to Zero' pun benar adanya untuk menggambarkan seorang yang dianggap bak pahlawan lalu berubah menjadi kambing hitam atau biang keburukan.

Hal itu terjadi kepada kiper berusia 29 tahun, David De Gea di Manchester United. Sempat dibanjiri pujian karena aksi penyelamatan heroik, menjadi pemain terbaik United, opini publik - termasuk fans - kepadanya kini berubah 180 derajat.

Serangkaian blunder, kegagalan menangkap bola, error, kesalahan mengoper bola langsung mengubah status De Gea dalam kurun waktu singkat. Suporter seolah lupa bahwa De Gea salah satu pemain senior dalam skuat.

Datang sebagai kiper yang kurus dan seolah tak meyakinkan pada 2011 dari Atletico Madrid, De Gea terus bekerja keras membentuk tubuh yang bagus dan mengembangkan aspek bermainnya dari era Sir Alex Ferguson, David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, hingga kin bersama Ole Gunnar Solskjaer.

Empat penghargaan Pemain Terbaik United ketika tim menjalani masa-masa sulit pasca era Ferguson pun disabet De Gea. Bahkan De Gea loyal kepada United meski pada 2015 sempat hampir bergabung dengan Real Madrid.

Akan tapi semua itu tak lagi berarti ketika De Gea - dan kiper lainnya - melakukan kesalahan. De Gea dalam beberapa musim terakhir melakukan blunder hingga klimaksnya terjadi beberapa waktu lalu di semifinal Piala FA 2019/20.

David De Gea kala melawan Chelsea
David De Gea kala melawan Chelsea / Pool/Getty Images

Man United kalah 1-3 dari Chelsea dari gol Olivier Giroud, Mason Mount, dan bunuh diri Harry Maguire. Lupakan gol bunuh diri bek termahal dunia itu, De Gea nyatanya gagal mengamankan gol dari Giroud dan Mount ketika arah bola sedianya sudah dibacanya - namun bola tetap masuk ke dalam gawang United.

"Ketika orang membuat kesalahan, mereka terbuka untuk kritik. Itu wajar, begitulah sepak bola," ujar Ferdinand beberapa waktu lalu di BT Sport.

"David de Gea tidak terkecuali. Dia membuat kesalahan, membuat kesalahan besar di beberapa pertandingan besar, terutama pertandingan melawan Chelsea di semifinal di Wembley. Ya, dia seharusnya melakukan yang lebih baik. Saya telah bermain dengan David, dia pengkritik besar dirinya."

"Dia akan duduk di rumah merenungkan ini, melewati situasi dan memastikan bahwa dia mencoba untuk menyingkirkan kesalahan-kesalahan yang dia lakukan saat ini."

"Saya menonton pertandingan-pertandingan ini dengan anak-anak saya di rumah dan saya terperangah melihat bola melewati David karena dia adalah penjaga gawang papan atas."

"Benar-benar mengecewakan, sebagai penggemar Manchester United Anda ingin membela pemain Anda, tetapi saat ini ia tidak dalam posisi untuk dipertahankan dalam hal itu," urai legenda United itu.

Sewajarnya jika kiper melakukan kesalahan, blunder, atau kepercayaan dirinya tengah menurun ia akan dicadangkan seperti halnya Frank Lampard ketika mencadangkan Kepa Arrizabalaga (kiper dengan banderol 80 juta euro) di Chelsea.

Kendati demikian Solskjaer masih memercayainya dan sama sekali tak meragukan mentalitas De Gea yang sudah sembilan tahun menjaga gawang United.

Meski masih menjadi kiper nomor satu United, Solskjaer dan klub sedianya harap-harap cemas melihat performa De Gea. Ada tiga faktor menurut 90min.com yang menjadi penyebab turunnya performa De Gea.

Kurang Pesaing

Jika De Gea sudah dipastikan sebagai kiper nomor satu dan tak ada ketegasan dari Solskjaer maka situasi itu tak ideal untuk sang kiper. Tanpa adanya pesaing kompetitif maka De Gea bisa jadi tidak terlalu tertekan untuk menjaga posisinya tersebut.

United punya Lee Grant dan Sergio Romero namun faktanya De Gea masih jadi andalan nomor satu klub. Tak ayal dia butuh pesaing kompetitif yang benar-benar dapat membuatnya kembali bekerja keras dan bersaing untuk menjaga posisinya.

Dean Henderson
Dean Henderson / Pool/Getty Images

Satu kandidat yang dapat bersaing dengan De Gea adalah Dean Henderson. Dia kiper pinjaman United di Sheffield United dan tampil impresif di sana. Jika United memanggilnya untuk musim depan dia berpotensi jadi pesaing utama De Gea.

Menilik data Opta yang disediakan AS sebelum pekan 37 Liga Inggris Henderson punya keunggulan dibandingkan De Gea seperti halnya 95 penyelamatan berbanding 91, kebobolan 29 gol berbanding 35 gol, 13 clean sheets berbanding 12 clean sheets, persentase penyelamatan 76,2 persen berbanding 72,2 persen.

Jadi Dean Henderson layak diuji United musim depan untuk bersaing dengan De Gea.

Kontrak Baru

"De Gea? Saya pikir momen ketika dia menandatangani kontrak dengan nilai besar adalah momen saat United seharusnya tidak memberikan bayaran sebesar itu untuknya. Satu atau dua tahu lalu semua pintu klub besar terbuka untuknya, namun saat ini tidak."



"Saya pikir tidak ada tekanan padanya. Siapa juga yang bakal memberikan bayaran besar untuknya? Dia mendapatkan kontrak dengan nominal yang fantastis saat ini, kala dia sangat beruntung bisa mendapatkan hal itu. Apakah dia pemain bagus? Ya tentu saja."

Komentar di atas diucapkan oleh Jose Mourinho, eks manajer United medio 2016-2018 terkait kontrak baru De Gea yang bertahan hingga 2023. Ucapannya menyindir namun benar adanya.

Dalam kondisi performa De Gea belakangan ini, plus klub-klub peminat sudah punya kiper bagus dan tak tertarik lagi kepadanya, kontrak baru dari United tentu saja disambut positif olehnya, apalagi ada kenaikan gaji dalam jumlah besar.

Situasi itu diyakini juga jadi alasan menurunnya performa De Gea. Dengan status kiper nomor satu, gaji tinggi, dan fakta dia bertahan hingga 2023 semakin membuatnya nyaman di United dan turut memengaruhi performa.

Kembali ke poin pertama dalam situasi tersebut De Gea butuh pesaing kompetitif di klub untuk merebutkan posisi kiper utama tim.

Pertahanan Belum Solid

Hal ini berlaku untuk seluruh klub. Seorang kiper tidak akan mampu mempertahankan gawang jika tak dibantu bek-bek yang kuat dan solid. Logikanya sederhana: apakah kiper bisa menahan seluruh 10 tendangan tepat sasaran? Tidak juga.

Melakukan beberapa penyelamatan bisa dilakukan kiper tapi jika terus-terusan mendapatkan tendangan tepat sasaran gawang akan jebol juga. Itu juga terjadi dengan De Gea.

Pada beberapa momen duet Victor Lindelof dan Harry Maguire acapkali memberikan ruang bagi lawan menendang bola. Tak ayal dalam beberapa kesempatan itu De Gea kesulitan mengamankan gawangnya. Pertahanan yang solid dibutuhkan juga untuk meningkatkan kepercayaan diri kiper.