OPINI: Chelsea Hampir Membuat Kesalahan Besar Saat Berencana Melepas Olivier Giroud
Oleh Amanda Amelia
Sanksi embargo transfer menjadi permasalahan utama yang dihadapi Chelsea di musim 2019/20, hal tersebut membuat Frank Lampard selaku pelatih kemudian memutuskan untuk memberikan kesempatan pada sejumlah pemain muda, sebut saja Mason Mount, Reece James, Fikayo Tomori, dan Tammy Abraham.
Nama terakhir memang tidak memerlukan waktu lama untuk beradaptasi, sempat menjadi sorotan usai gagal mengeksekusi penalti di ajang UEFA Super Cup, Agustus 2019 silam, pemain yang sempat dipinjamkan ke Aston Villa itu sudah mengoleksi 16 gol di seluruh ajang.
Konsistensi yang diperlihatkan Tammy Abraham tentu membuat penyerang lainnya harus rela menempati bangku cadangan, termasuk di antaranya Olivier Giroud. Bahkan pemain asal Prancis itu sempat menjadi pilihan ketiga karena Lampard lebih suka memasang Michy Batshuayi sebagai pelapis.
Situasi ini tentu membuat Giroud mulai dikaitkan dengan pintu keluar klub di bursa transfer Januari, bahkan eks pemain Arsenal tersebut sudah menemukan kesepakatan personal dengan Inter Milan. Hal ini bahkan dikonfirmasi langsung oleh pemain kelahiran Chambery, Prancis itu.
"Di bursa transfer Januari, saya melihat bahwa saya harus segera meninggalkan Chelsea. Akan ada enam bulan rumit di depan, hal itu yang membuat saya sempat memiliki keinginan untuk hengkang. Saya mencoba untuk pergi. Semua sudah selesai, tetapi pada akhirnya Chelsea enggan melepas," ungkap Giroud pada Football Italia.
Gagal hengkangnya Giroud disebabkan oleh Chelsea yang tidak bisa mencari striker pengganti, sempat dikaitkan dengan dua pemain yakni Edinson Cavani dan Dries Mertens, akhirnya tidak ada satu pun pemain yang berhasil direkrut sampai bursa transfer musim dingin resmi ditutup pada 31 Januari.
Meski batal hengkang, Olivier Giroud tetap menampilkan sikap yang profesional, jika beberapa pemain biasanya akan mengatakan hal-hal yang tak mengenakkan soal situasi di klub atau rasa kesalnya karena tidak menjadi pilihan utama pelatih, mantan pemain Montpellier tersebut terus membuktikan kualitasnya, tak jarang dia juga jadi penentu kemenangan klub asal London itu.
Pasca kompetisi musim 2019/20 kembali bergulir di pertengahan Juni lalu, Giroud hampir selalu menjadi pilihan utama Frank Lampard. Dari delapan pertandingan dia sukses menorehkan lima gol, bahkan terakhir dia juga berhasil mengantarkan The Blues ke partai final Piala FA sekaligus akan menantang klub yang membesarkan namanya, Arsenal.
Kami akan memainkan partai final, pertandingan besar dan penting melawan Arsenal. Ini menjadi hal yang spesial, khususnya bagi saya. Jika berhasil menjadi juara, maka ini juga akan menjadi trofi Piala FA kelima," ujar Giroud pada Evening Standard.
Kini Lampard sepertinya harus mensyukuri kegagalannya mendatangkan Dries Mertens atau Edinson Cavani, pasalnya di usia yang sudah menginjak 34 tahun, Giroud bukannya memperlihatkan penurunan performa, sebaliknya sang pemain terus membuktikan bahwa dirinya memang masih layak untuk menjadi bagian dari skuat Chelsea. Sebaliknya, akan menjadi sebuah kesalahan besar jika Giroud tetap dibiarkan hengkang.
Jika sebelumnya eks pelatih Derby County itu tidak banyak berbicara soal Giroud, dalam beberapa pertandingan terakhir, kini Lampard itu tak sungkan untuk memuji kinerja dan profesionalitas anak asuhnya tersebut.
"Olivier Giroud telah memberikan contoh yang luar biasa. Dia tetap berlatih dengan memuaskan, mempertahankan sikap positif dan terus menunjukkan profesionalitas. Saya paham dengan apa yang dapat dilakukan oleh Giroud, pengaruh dan kualitas yang dimilikinya. Giroud dapat memberikan kontribusi tidak hanya di dalam lapangan, tetapi juga sikap yang patut dicontoh oleh rekan-rekannya yang lebih muda," ucap Frank Lampard dalam pernyataan yang dikutip dari situs resmi Chelsea.
Konsistensi yang diperlihatkan Giroud kini sepertinya patut membuat Tammy Abraham mulai khawatir. Terlebih pemain asal Inggris itu tengah mengalami penurunan performa, pasca kompetisi kembali dimulai, Abraham baru satu kali mencatatkan namanya di papan skor, sebelumnya dia gagal mencetak gol dalam 10 pertandingan beruntun.
Tak hanya itu, kedatangan Timo Werner di musim 2020/21 juga membuat persaingan untuk memperebutkan posisi striker utama menjadi kian sengit. Andai Tammy tak bisa bersaing dan masih menampilkan performa standar, bukan tidak mungkin dirinya malah akan menjadi pilihan ketiga dan berpotensi lebih banyak berada di bangku cadangan.
Patut ditunggu bagaimana performa Giroud di sisa musim 2019/20 dan di musim 2020/21 mendatang, namun sepertinya pilihan Chelsea untuk mendatangkannya pada bursa transfer musim dingin 2018 lalu merupakan keputusan tepat. Saat itu The Blues bahkan tak perlu mengeluarkan dana terlalu banyak, cukup 18 juta poundsterling saja.
Kini dewan klub dan tentunya Frank Lampard mungkin bisa mensyukuri kegagalan mereka mendatangkan penyerang baru di Januari lalu, karena bukan tidak mungkin pemain yang didatangkan akan cepat beradaptasi dan menampilkan kinerja yang lebih baik ketimbang yang Olivier Giroud perlihatkan saat ini.