OPINI: Antoine Griezmann Datang ke Barcelona Pada Waktu yang Salah
Oleh Dananjaya WP
Antoine Griezmann berada di bangku cadangan selama 90 menit ketika Barcelona berhadapan dengan mantan timnya, Atletico Madrid, di Camp Nou dalam pertandingan pekan ke-33 La Liga 2019/20 pada Rabu (1/7) dini hari WIB.
Griezmann masuk pada waktu tambahan babak kedua, dan hanya berada di dalam lapangan selama kurang lebih tiga menit sebelum pertandingan tersebut berakhir. Pengalaman Griezmann dalam pertandingan ini kembali memberikan sorotan terhadap kesulitan yang dirasakannya sejak bergabung dengan Barca pada musim panas 2019 dengan nilai transfer 120 juta euro, dalam kepindahan yang diwarnai kontroversi.
Pemain Timnas Prancis tersebut juga membuat kebijakan manajemen Barca terkait rekrutmen pemain kembali mendapatkan sorotan negatif. Griezmann mendapatkan risiko untuk menjadi pemain terbaru dari rangkaian pemain yang direkrut Barca setelah melepas Neymar pada 2017, namun tidak dapat memberikan performa yang maksimal. Lantas, apa yang salah dari kedatangan Griezmann ke Camp Nou?
Pemain Berkualitas yang Masuk ke Tim yang Berantakan
Ketika Barcelona mengambil keputusan untuk merekrut Antoine Griezmann, salah satu sorotan utama yang dibicarakan adalah apakah ia dapat membentuk hubungan yang ideal dengan Lionel Messi. Apakah aspek tersebut penting? Tentu saja. Tetapi hal yang lebih penting adalah kondisi skuat Barca secara keseluruhan sebelum mendatangkan Griezmann.
Barca memiliki skuat dengan rata-rata usia yang tidak ideal untuk mendatangkan pemain bintang baru, terutama di lini depan. Selain Messi (33 tahun), Barca juga memiliki Luis Suarez (33 tahun), Sergio Busquets (31), Gerard Pique (33), Ivan Rakitic (31), Arturo Vidal (33), Jordi Alba (31), Sergi Roberto (28), dan Marc-Andre ter Stegen (28) yang menjadi pemain inti.
Blaugrana tidak memiliki skuat yang dapat tampil sesuai dengan ciri khas permainan mereka. Ernesto Valverde maupun Quique Setien, yang datang pada Januari 2020, tidak dapat membuat para pemainnya tampil dengan tempo permainan yang cepat, yang selama ini menjadi ekspektasi bagi manajemen dan juga pendukung Barca. Mendatangkan Griezmann bukan menjadi solusi dari permasalahan itu, dan akan membuatnya mengalami kesulitan yang sangat tinggi.
Obsesi Terhadap Neymar
Sejak melepas Neymar ke Paris Saint-Germain pada 2017, dengan nilai transfer 222 juta euro, Barcelona terus mengalami kegagalan untuk mendapatkan pengganti yang sepadan. Pemain-pemain seperti Ousmane Dembele, Philippe Coutinho, dan kini Antoine Griezmann didatangkan untuk memperkuat lini depan. Hingga kini belum ada satupun yang dapat memberikan pengaruh yang serupa.
Barcelona termasuk dalam salah satu klub besar Eropa yang memiliki lebih dari satu staff khusus terkait analisa pemain, baik internal maupun eksternal. Keberadaan departemen khusus untuk aspek tersebut seharusnya memungkinkan mereka melakukan rekrutmen yang lebih efektif. Tetapi manajemen Barca tentu membuat kesulitan terhadap apa yang ingin mereka lakukan sendiri.
Quique Setien
Barcelona memang menggunakan jasa Ernesto Valverde pada paruh pertama musim 2019/20, saat Griezmann juga sudah bergabung. Namun, tim yang bermarkas di Camp Nou itu mengharapkan kedatangan Quique Setien sebagai pengganti dapat membuat para pemain yang ada bangkit, dengan partisipasi dalam kompetisi La Liga dan Liga Champions.
Apakah Setien memiliki keharusan untuk menggunakan Griezmann? Tentu saja tidak. Tetapi dari segi pribadi, Griezmann menjadi salah satu pemain yang dapat disebut sebagai korban dari kebiasaan Setien yang hanya dapat menggunakan satu skema permainan. Griezmann yang tidak digunakan dalam salah satu pertandingan paling penting bagi Barca tidak hanya memberikan gambaran dari kesulitan sang pemain, tetapi juga kelemahan utama dari sang pelatih.
Kesimpulan
Ekspektasi tinggi adalah risiko pertama yang dihadapi Antoine Griezmann ketika bergabung dengan Barcelona, dan itu menjadi hal yang wajar mengingat kemampuan tinggi yang diiringi dengan valuasi transfernya. Kesulitan yang dirasakan oleh Griezmann tidak berkaitan dengan ekspektasi yang tidak sesuai dengan kemampuan.
Ketika Griezmann datang ke Camp Nou, ia menghadapi berbagai hal yang membuatnya mendapatkan kesulitan tambahan akibat aspek yang tidak dapat dikendalikannya. Bergabung dengan tim yang tidak dapat berfungsi secara optimal ditambah dengan manajemen buruk yang mendatangkan pelatih yang (dapat dianggap) tidak memiliki kompetensi yang memadai membuat Griezmann memang berpeluang besar gagal dalam musim pertamanya dengan Barca.