Minim Kesempatan Bermain, Pulisic Merasa Dibohongi Oleh Thomas Tuchel

Thomas Tuchel & Christian Pulisic
Thomas Tuchel & Christian Pulisic / BEN STANSALL/GettyImages
facebooktwitterreddit

Inkonsistensi yang dialami Chelsea saat bermain di bawah arahan Frank Lampard membuat manajemen klub akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan sang pelatih dan akhirnya menunjuk Thomas Tuchel sebagai juru taktik baru.

Di bawah arahan Tuchel, The Blues pun kembali menemukan bentuk performa terbaik, bahkan mereka juga berhasil menutup musim 2020/21 dengan gelar Liga Champions usai mengatasi perlawanan Manchester City di partai final.

Walau demikian, sebagai seorang pelatih, keputusan-keputusan yang diambilnya terkadang sulit dipahami dan tak jarang mengundang kritik. Christian Pulisic pun mengakui sempat merasa bingung sekaligus kesal dengan keputusan Tuchel, terlebih kala dirinya dicadangkan di leg kedua babak semifinal Liga Champions kontra Real Madrid di musim 2020/21 lalu.

Di leg pertama, Pulisic memang tampil apik dan mencetak gol pembuka di menit ke-14, Tuchel pun menjanjikan bahwa sang pemain akan menjadi starter di leg kedua, namun ternyata pemain berpaspor Amerika Serikat tersebut kembali dicadangkan.

"Saya menampilkan performa yang bagus di leg pertama, lalu Chelsea juga bertemu Fulham di kompetisi Liga Inggris, Tuchel berkata bahwa dia harus mengistirahatkan saya agar bisa diturunkan sejak awal di leg kedua melawan Real Madrid," ujar Pulisic dalam autobiografinya, My Journey So Far seperti dilaporkan Evening Standard.

"Hal itulah yang membuat saya absen di pertandingan vs Fulham, lalu di leg kedua melawan Madrid, Tuchel berkata bahwa dia berubah pikiran dan kemudian lebih memilih untuk menurunkan Kai Havertz," lanjutnya.

"Saya benar-benar kecewa dan merasa dibodohi. Saya merasa mendapatkan kesempatan untuk bermain sebagai starter, bahkan Tuchel juga sempat meyakinkan bahwa saya akan bermain. Ketika dia memainkan saya di 25 menit jelang laga berakhir, sebenarnya, saya benar-benar sangat kesal," urai pemain berusia 24 tahun itu.

Walau hanya bermain selama 25 menit di semifinal leg kedua, Pulisic kembali menunjukkan kualitasnya, dia sukses menorehkan assist yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh Mason Mount, Chelsea pun akhirnya melaju ke final dengan keunggulan agregat 3-1.