Eksklusif 90Min: Michael Owen Akui Perasaan Campur Aduk Menyaksikan Liverpool Menjuarai Liga Inggris
Oleh Dananjaya WP
Liverpool berhasil mengakhiri puasa gelar juara liga domestik setelah mendapatkan gelar juara Liga Inggris 2019/20. Klub yang bermarkas di Anfield itu mendapatkan gelar juara Liga Inggris pertama (dalam format kompetisi yang berlangsung sejak 1992), dan gelar ke-19 secara keseluruhan, setelah menjalani puasa yang berlangsung selama 30 tahun.
Tim asuhan Jurgen Klopp itu menjadi juara dengan keunggulan 18 poin atas Manchester City. The Reds juga sempat memiliki keunggulan 23 poin atas pesaing 'terdekat' mereka saat memastikan gelar juara. Dominasi yang ditunjukkan oleh Mohamed Salah dan rekan-rekannya membuat mereka tidak dapat dikejar oleh tim-tim lainnya yang berada di papan atas Liga Inggris sepanjang musim 2019/20.
Sepanjang 30 tahun menjalani puasa gelar liga domestik, terdapat berbagai pemain yang merasakan pengalaman membela Liverpool dan mendapatkan kegagalan meraih titel yang diinginkan. Michael Owen menjadi salah satu pemain tersebut. Pemain yang berposisi sebagai penyerang itu membela The Reds pada 1996 hingga 2014.
Setelah menyaksikan mantan timnya mendapatkan gelar juara Liga Inggris, Owen mengakui bahwa perjalanan Liverpool sepanjang periode tersebut membuatnya mendapatkan perasaaan yang campur aduk. Mantan penyerang Timnas Inggris itu merasa bahwa tidak hanya pendukung Liverpool yang merasa bahwa tim itu pantas mendapatkan gelar juara musim ini.
"Bagi saya, dan dari pandangan suporter Liverpool, secara keseluruhan perjalanan yang terjadi selama ini menghasilkan perasaan yang campur aduk. Melihat kembali ke rentang waktu 30 tahun dengan kegagalan mendapatkan gelar juara Liga Inggris. Musim secara keseluruhan menghasilkan berbagai momen, dan dari kualitas permainan Liverpool, tidak hanya musim ini, terdapat keyakinan bahwa tim ini memang pantas mendapatkan gelar juara," ucap Michael Owen dalam wawancara kepada 90MiN.
Owen juga menambahkan bahwa pandemi Covid-19 yang membuat kompetisi ditunda menyebabkan musim 2019/20 yang dijalani oleh Liverpool menjadi semakin unik, dengan keberhasilan mengakhiri puasa gelar tanpa kehadiran penonton.