Mengapa Juventus Diperiksa Akibat Dugaan Pelanggaran Keuangan

Kontroversi pelanggaran keuangan Juventus dan Italia
Kontroversi pelanggaran keuangan Juventus dan Italia / Getty Images
facebooktwitterreddit

Juventus dan beberapa klub di Serie A dan divisi bawah Italia diperiksa oleh otoritas keuangan. Dugaan pelanggaran pencatatan keuangan yang membuat klub-klub tersebut diperiksa berkaitan dengan transfer pemain. Kantor Juventus yang berada di Turin dan Milan didatangi oleh otoritas terkait.

Kedatangan tersebut dilakukan untuk mendapat dokumen yang berkaitan dengan transfer yang terjadi pada 2019 hingga 2021. Pencatatan keuntungan terkait penjualan dan pembelian pemain, begitu pula dengan biaya yang diberikan kepada agen sebagai perantara menjadi aspek yang diperiksa.

Kali ini kami akan membahas mengapa Juventus, Napoli, dan beberapa klub di Italia diperiksa terkait dugaan pelanggaran keuangan.


5. Rangkaian Transfer yang Menjadi Pemicu

Berdasarkan data yang diperoleh Il Tempo, terdapat 62 transfer secara keseluruha yang diperiksa oleh COVISOC, badan pengawas sepakbola di Italia. Sebanyak 42 dari 62 transfer tersebut disebut melibatkan Juventus. Selain itu, klub-klub lain seperti AS Roma, Atalanta,Genoa, Napoli, Sampdoria, Pescara, Parma, hingga Chievo Verona.


4. Menentukan Valuasi Pemain

Victor Osimhen
Transfer Victor Osimhen ke Napoli pada 2020 menjadi salah satu yang disorot / Francesco Pecoraro/GettyImages

Salah satu pertanyaan penting dalam kasus ini adalah penentuan valuasi pemain. Kontroversi terjadi akibat pertukaran (atau pembelian) pemain dengan tujuan untuk menyeimbangkan neraca keuangan atau menghindari kerugian yang dapat membuat sebuah klub melanggar peraturan finansial seperti FFP.

Berbagai faktor dapat digunakan untuk menentukan nilai transfer seorang pemain. Mulai dari popularitas, usia, statistik, status pemain (pemain kunci akan memiliki nilai yang lebih tinggi), sisa kontrak, adalah beberapa faktor utama yang umumnya digunakan.

Terdapat beberapa transfer yang mendapat sorotan terkait penentuan valuasi pemain. Dua pertukaran pemain yang dilakukan oleh Juventus dan satu dari Napoli menjadi kasus dengan nilai tertinggi. Dari Juventus, pertukaran Joao Cancelo dengan Danilo (dengan Manchester City) serta Miralem Pjanic dan Arthur Melo (dengan Barcelona) menjadi sorotan terbesar.

Dari sisi Napoli, rekrutmen Victor Osimhen dari Lille pada 2020 lalu menjadi sorotan. Osimhen didatangkan dari Lille dengan nilai 71,25 juta Euro. Namun terdapat empat pemain yang termasuk dalam kesepakatan ke Lille, dengan total nilai 20,1 juta Euro. Dari empat pemain tersebut, hanya Karnezis yang masih berada di Lille.

Istilah plusvalenza banyak disebut dalam media Italia dan dunia untuk membahas kasus ini. Plusvalenza adalah istilah dalam Italia yang berkaitan dengan pencatatan keuntungan dari penjualan aset seperti saham, obligasi, atau properti. Nilai ini diperoleh dari selisih antara harga penjualan dan biaya perolehan aset.

Pemain sepakbola termasuk dalam aset yang dimiliki sebuah klub, seperti yang akan dibahas dalam dua poin berikutnya. Permasalahan kali ini terjadi karena pencatatan keuntungan dari penjualan (atau pertukaran) pemain dilakukan dengan nilai yang dianggap berlebihan agar neraca keuangan terlihat lebih baik.


3. Pertukaran Pemain Sebagai Fenomena Transfer Langka

Transfer kontroversial Juventus
Transfer kontroversial Juventus / Getty Images

Pertukaran pemain adalah metode transfer pemain yang dapat disebut cukup langka. Mengapa demikian? Kesepakatan sulit dicapai antara dua klub terkait valuasi pemain yang dilibatkan dalam pertukaran. Pemain yang bersangkutan juga berada dalam kondisi yang tidak ideal apabila ia tidak ingin hengkang.

Kembali ke transfer Victor Osimhen ke Napoli sebagai contoh. Dilansir dari NY Times, Lille memperoleh pendapatan sebesar 71,25 juta Euro dari penjualan Osimhen. Nilai transfer yang diberikan kepada Osimhen tidak dapat dipandang bermasalah. Isu datang dari valuasi pemain-pemain yang diberikan kepada Lille dalam kesepakatan tersebut.

Keempat pemain tersebut nyaris tidak digunakan oleh klub yang mendatangkan mereka sebagai bagian dari kesepakatan transfer Osimhen. Mereka didatangkan dengan valuasi 20,1 juta Euro. Orestis Karnezis, penjaga gawang berusia 36 tahun dari Yunani, tampil dalam satu pertandingan.

Sisanya kembali ke Italia, dua di antaranya bermain di divisi ketiga (Serie C), sementara pemain yang ketiga bermain di tingkat semi profesional. Memasukkan empat pemain dalam kesepakatan pertukaran, dengan total nilai 20,1 juta Euro adalah aspek utama yang dipertanyakan dalam kedatangan Osimhen ke Serie A.

Sementara pertukaran yang dilakukan Juventus pada musim panas 2019 dan 2020 menjadi sorotan terbesar dari 42 transfer secara keseluruhan. Joao Cancelo dengan Danilo, serta Miralem Pjanic dengan Arthur Melo menjadi rangkaian transfer yang membuat klub Turin tersebut termasuk dalam pihak yang diperiksa.

Penentuan nilai dari pemain yang bersangkutan mendapat sorotan. Mengambil contoh dari pertukaran yang melibatkan Juve dan Barcelona, Pjanic direkrut dengan nilai 60 juta Euro. Sedangkan Arthur didatangkan Bianconeri dengan nilai 72 juta Euro. Secara efektif, pertukaran dalam bentuk uang bernilai 12 juta Euro.


2. Amortisasi Pemain, Bagian Penting dalam Pencatatan Keuangan Sepakbola

Miralem Pjanic
Pertukaran Miralem Pjanic dan Arthur mendapat sorotan tinggi pada musim panas 2020 / Eric Alonso/GettyImages

Kita sering melihat nilai transfer pemain dibicarakan di berbagai media. Nilai tersebut disorot terkait ekspektasi pemain yang bersangkutan hingga dampak terhadap neraca keuangan. Namun mungkin tidak banyak yang mengetahui istilah amortisasi dan penggunaannya dalam pencatatan keuangan di sepakbola.

Sebagai contoh, ketika sebuah klub mendatangkan pemain dengan biaya 100 juta Euro (atau mata uang lain yang digunakan, pencatatan yang dilakukan bergantung dengan durasi pemain tersebut. Apabila pemain tersebut didatangkan dengan kontrak berdurasi lima tahun, maka beban dari transfer pemain yang bersangkutan dicatat sebesar 20 juta Euro per tahun selama kontrak tersebut berlaku.

Apabila pemain yang bersangkutan memperpanjang kontraknya, maka perhitungan amortisasi pemain tersebut juga akan disesuaikan.

Kembali ke kasus transfer Juventus sebagai contoh. Barcelona mendatangkan Miralem Pjanic dengan nilai transfer 60 juta Euro. Sementara Juve merekrut Arthu Melo dengan nilai transfer 72 juta Euro. Terdapat sisa 12 juta Euro, sebagai biaya yang dikeluarkan Juve dalam operasi transfer ini.

Secara singkat, biaya yang dikeluarkan untuk transfer pemain disebar dalam pencatatannya sesuai dengan durasi kontrak. Sedangkan uang yang masuk dari penjualan pemain langsung dicatat sebagai pendapatan. Berarti, walau ‘hanya’ mengeluarkan biaya 12 juta Euro dari perbedaan valuasi Pjanic dan Arthur, Juventus mencatatkan keuntungan sebesar 41,8 juta Euro, plusvalenza.


1. Respon dan Ancaman Sanksi

Napoli dan Juventus menjadi dua klub yang mengeluarkan pernyataan, baik secara resmi melalui klub maupun melalui pemilik. Dikutip dari NY Times, Aurelio De Laurentiis mengatakan bahwa ia tidak merasa takut menghadapi investigasi yang dilakukan terhadap klubnya.

Sementara Juventus mengeluarkan pernyataan melalui situs dan kanal media sosial resmi mereka. Klub yang berbasis di Turin itu menegaskan bahwa mereka siap bersikap kooperatif terkait investigasi yang sedang berlangsung, dan bahwa pencatatan yang mereka lakukan sesuai dengan metode yang digunakan di industri sepakbola dan kondisi pasar saat itu.

Terkait sanksi yang dapat diberikan kepada Juventus (sebagai klub dengan jumlah transfer tertinggi), pengurangan poin hingga pencabutan gelar dan degradasi dapat menjadi sanksi. Dikutip dari TuttoMercatoWeb, sanksi berupa pencabutan gelar hingga degradasi dapat diberikan apabila pelanggaran yang dilakukan (apabila terbukti) memberi keuntungan kepada Juve di atas pesaing-pesaing mereka dalam mendapat gelar Serie A selama sembilan tahun secara beruntun.

Mungkin Anda juga akan bertanya mengapa Juventus mendapat sorotan yang lebih tinggi. Selain karena status sebagai klub dengan banyak titel di Italia, jumlah transfer yang diselidiki juga memberi pengaruh (42 dari 62 yang diselidiki). Juventus juga berstatus sebagai badan usaha yang didaftarkan secara publik ke bursa saham.

Dikutip dari Forbes, badan usaha yang terdaftar di bursa saham akan diawasi secara lebih ketat oleh otoritas keuangan negara yang menjadi lokasi pendaftaran badan usaha tersebut. Hal ini dilakukan karena badan usaha tersebut dapat memperoleh tambahan modal dari publik secara langsung.