Maurizio Sarri Sebut Juventus Hilang Kendali Setelah Kalah dari Udinese
Oleh Dananjaya WP
Juventus mendapatkan kekalahan mengejutkan dari Udinese dengan skor 1-2 dalam pertandingan pekan ke-35 Serie A 2019/20. Pertandingan di Dacia Arena pada Jumat (24/7) dini hari WIB dimenangkan tim tuan rumah melalui gol-gol dari Illija Nestorovski dan Seko Fofana, setelah sempat tertinggal lewat gol Matthijs de Ligt pada babak pertama.
Kekalahan ini membuat Juve harus menunda keberhasilan mendapatkan gelar juara Serie A untuk sembilan musim secara beruntun. Cristiano Ronaldo dan rekan-rekannya membutuhkan satu kemenangan dari tiga pertandingan untuk memastikan keberhasilan meraih titel tertinggi dalam sepakbola Italia. Hasil yang diraih oleh Inter dan Atalanta membuka jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri ke kesuksesan tersebut.
Namun kekalahan ini juga memberikan sorotan yang lebih tinggi terhadap inkonsistensi yang kerap kali ditunjukkan oleh La Vecchia Signora sepanjang musim 2019/20. Juve musim ini dianggap sebagai tim yang memiliki kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan tim yang mereka miliki dalam sembilan tahun terakhir.
Pelatih utama Juve, Maurizio Sarri, menyesali kekalahan timnya yang disebut terjadi setelah para pemainnya kehilangan kendal. Juve sebelumnya unggul pada babak pertama melalui gol Matthijs de Ligt, namun kebobolan dua gol pada pertengahan dan akhir babak kedua.
"Hal ini sering terjadi dalam beberapa pertandingan terakhir, kami kehilangan kendali dan juga skema permainan yang ingin kami terapkan. Kami tampil memuaskan pada babak pertama dan mendapatkan keunggulan. Ketika lawan menyamakan kedudukan, kami ingin menyamakan kedudukan dan kehilangan kedisiplinan dalam permainan yang kami tunjukkan," ucap Maurizio Sarri dalam wawancara yang dikutip dari Football Italia.
Sarri mengatakan bahwa keinginan timnya untuk meraih kemenangan dan mengunci gelar juara menjadi alasan mengapa mereka kehilangan kedisiplinan. Pelatih asal Italia itu memberikan sorotan terhadap kondisi tim yang semakin lelah, yang membuat para pemainnya mengalami kesulitan untuk menjaga keseimbangan terkait agresivitas.