Maurizio Sarri Bingung dengan Juventus Setelah Imbang Kontra Sassuolo

Maurizio Sarri / Juventus
Maurizio Sarri / Juventus / Marco Luzzani/Getty Images
facebooktwitterreddit

Juventus mendapatkan hasil imbang dengan skor 3-3 kontra Sassuolo dalam pertandingan pekan ke-33 Serie A 2019/20. Laga di Mapei Stadium pada Kamis (16/7) dini hari WIB berakhir dengan skor imbang melalui gol dari Filip Djuricic, Domenico Berardi, dan Francisco Caputo untuk tim tuan rumah yang dibalas oleh Danilo, Gonzalo Higuain, dan Alex Sandro untuk tim tamu.

Hasil ini membuat Juve memiliki 77 poin dari 33 pertandingan, unggul tujuh poin dari Atalanta yang berada di peringkat kedua. Inkonsistensi La Vecchia Signora kembali terlihat pada pertandingan ini, dan memberikan sorotan terhadap hasil yang mereka raih dalam lima pertandingan terakhir. Cristiano Ronaldo dan rekan-rekannya mendapatkan dua kemenangan, dua seri, dan satu kekalahan.

Keadaan ini dapat memberikan ancaman yang signifikan terhadap peluang Juve mendapatkan gelar juara Serie A dalam sembilan musim secara beruntun. Atalanta yang saat ini berada di peringkat kedua tidak mengalami kesulitan untuk meraih kemenangan dengan selisih gol yang tinggi dengan momentum yang terus mendorong mereka.

Setelah kembali mendapatkan hasil yang mengecewakan, Maurizio Sarri selaku pelatih utama Bianconeri merasa bingung. Sarri menganggap bahwa timnya kadang dapat menunjukkan performa yang luar biasa, namun dalam kesempatan lain tidak dapat menunjukkan penampilan yang konsisten.

"Seorang pelatih mengharapkan konsistensi dari timnya, ini menjadi kekurangan tim baik dari segi fisik maupun mental. Kami menunjukkan beberapa momen dengan performa berkekuatan tinggi dan dalam kesempatan kami tampil dengan pasif, sesuatu yang sulit untuk dipahami," ujar Maurizio Sarri dalam wawancara yang dikutip dari Football Italia.

Sarri memberikan pujian kepada Sassuolo, dan menganggap bahwa tim asuhan Roberto De Zerbi itu memiliki potensi untuk menunjukkan performa seperti Atalanta apabila terus berkembang. Sarri merasa bahwa inkonsistensi Juve terjadi akibat rentetan pertandingan kontra tim yang sedang menjalani tren positif.