Manchester United vs Leeds: Bagaimana Awal Mula Kedua Klub Ini Menjadi Rival?
Oleh Amanda Amelia
Sejak kembalinya Leeds United ke kompetisi Liga Inggris pada tahun 2020 lalu, publik kembali disajikan rivalitas antara Leeds dan Manchester United, persaingan di antara kedua klub juga dianggap sebagai salah satu yang paling sengit di dunia, bahkan hal ini sudah terjadi sebelum klub terbentuk.
Ini lebih dari sekadar sepakbola, ini adalah War of Roses, kebencian yang dirasakan di kedua sisi Peninnes di Lancashire dan Yorkshire.
Jelang pertandingan antara Manchester United dan Leeds yang akan berlangsung pada Kamis (9/2) dinihari WIB dan Minggu (12/2), 90MiN Indonesia akan mencoba untuk menjelaskan bagaimana awal dari rivalitas kedua klub. Berikut penjabarannya.
Apa yang Dimaksud dengan War of Roses?
Untuk mengetahui asal usul istilah tersebut, kita harus menelusuri kembali ke Inggris abad pertengahan, tepatnya di abad ke-15 di mana dua keluarga, Lancaster dan York, menghabiskan lebih dari 30 tahun memperebutkan tahta.
Mereka memerintah secara bergantian Sebelum akhirnya Henry Tudor mengakhiri pertempuran kedua keluarga ini dengan membunuh Raja Richard III dari York dalam Pertempuran Bosworth dan akhirnya mendirikan dinasti Tudor sebagai gantinya. Lambang keluarga Tudor dilambangkan dengan mawar putih dalam mawar merah.
Sejak saat itu, orang-orang menjadi saling bercerita soal perang di antara dua keluarga dan mengacu pada lambang mawar merah (Lancaster) dan mawar putih (York). Cerita ini semakin terkenal ketika William Shakespeare juga membuat cerita dengan menggunakan dua warna mawar yang mewakili kedua dinasti.
Bagaimana Awal Mula Kedua Klub Ini Menjadi Rival?
Rivalitas antara Man United dan Leeds seakan membawa kita kembali ke War of Roses, sebuah perang yang mengakibatkan House of Lancaster--dengan mawar merahnya berhasil merebut tahta dan dinasti Tudor terakhir dalam sejarah Inggris.
Persaingan seperti dinasti ini kemudian terjadi antara Manchester United (yang bermarkas di Old Trafford) dan Leeds United (yang bermarkas di Elland Road). Pada tahun 1960an, ketika Bobby dan Jack Charlton tumbuh sekaligus diandalkan di klub masing-masing.
Saat itu The Red Devils diperkuat beberapa pemain ternama, selain Sir Bobby, mereka juga memiliki George Best dan Denis Law, sementara selain Jack, Leeds juga diperkuat Billy Bremner yang juga dikenal dengan sebutan 'King Billy'.
Hal-hal yang Membuat Rivalitas MU dan Leeds Kian Meruncing
Ada banyak peristiwa yang membuat rivalitas antara Manchester United dan Leeds kian meruncing, di tahun 1978, MU juga berhasil merekrut dua bintang Leeds, Joe Jordan dan Gordon McQueen. McQueen bahkan berhasil memborong dua gol saat pertama kali kembali ke Elland Road pasca hengkang.
Di tahun 1992, Man United yang sudah bermain di bawah arahan Sir Alex Ferguson juga langsung mendominasi, padahal sebelumnya Leeds merupakan tim papan atas sekaligus menjadi tim terakhir yang menjadi juara sebelum akhirnya kompetisi berganti menjadi Premier League.
Persaingan di antara kedua tim kian meningkat saat bintang Leeds, Eric Cantona memutuskan hengkang ke Old Trafford pada November 1992 silam.
Di tahun 1997, Roy Keane melakukan pelanggaran keras pada Alfie Haaland, namun malah Keane yang kemudian dibekap cedera ACL.
Empat tahun berselang, Keane seakan ingin membalaskan dendamnya pada ayah dari striker Manchester City, Erling Haaland itu. Dia menginjak lutut Alfie Haaland sebelum sang pemain akhirnya bergabung dengan The Citizens.
Patut ditunggu bagaimana jalannya laga dan siapa tim yang akan keluar sebagai pemenang dalam pertandingan nanti, Manchester United yang bertindak sebagai tuan rumah tengah berada dalam tren positif, andai mereka berhasil meraih poin penuh, maka skuad asuhan Erik ten Hag akan menyamai raihan poin Manchester City.
Di sisi lain, Leeds yang baru saja mengakhiri kerja sama dengan Jesse Marsch juga tak bisa dipandang dengan sebelah mata, terlebih mereka baru saja berhasil mendatangkan beberapa pemain baru seperti Weston McKennie, Maximilian Wober, Georginio Ruter.