Luton Town - 5 Hal yang Mungkin Anda Tidak Ketahui Tentang Klub Promosi Premier League ini
Oleh Kemas Trimukti
Setelah gagal promosi di musim 2021/22 lalu, Luton Town memiliki kisah yang lebih baik pada musim 2022/23 ini. Karena, mereka berhasil melangkah ke Liga Inggris (semenjak ganti format) untuk pertama kalinya dalam sepanjang sejarah klub.
Langkah The Hatters agar bisa melakukannya, setelah skuad asuhan Rob Edwards mengalahkan Coventry City melewati drama adu penalti di babak final Play-off. Berhasilnya Luton akan bermain ke kasta tertinggi kompetisi Inggris, maka 90 MiN akan memberikan beberapa fakta menarik mengenai tim itu.
Berikut adalah penjabarannya.
5. Pernah Mengalami Krisis Finansial
Perjalanan Luton Town untuk bisa mencapai Liga Inggris di tahun 2023 ini, benar-benar nampak menakjubkan. Karena, perjalanan The Hatters dalam mewujudkannya sangat mendapatkan banyak rintangan besar.
Pada musim 2007/08 dan 2008/09, nampak terbilang musim paling suram yang dialami tim itu. Setelah terdegradasi dari divisi Championship di 2006/07, kondisinya malah semakin terpuruk.
Mengalami krisis finansial, membuat mereka harus menderita pengurangan sepuluh poin di tahun 2007 dan 30 poin pada 2008 lantaran tak bisa menyelesaikan permasalahan administrasi keuangan.
Hal itu, menjadikan Luton harus bermain ke non-Liga selama lima musim (2009/10 sampai 2013/14).
4. Luton Town bukan Bagian dari London
Banyak yang mengira apabila Luton Town adalah sebuah klub kecil dari London. Namun, hal tersebut salah walau The Hatters memang terletak dekat ibukota atau hanya berjarak 50 kilometer saja.
Meski demikian, Luton masuk ke dalam bagian Bedfordshire di Inggris Timur.
3. Rivalitas dengan Watford
Luton Town, memiliki rivalitas yang memiliki tensi tinggi dengan Watford lantaran daerah antara keduanya berdekatan (Hertfordshire dan Bedfordshire di Inggris).
Pada musim 2022/23 ini, keduanya juga saling bertemu satu sama lain di divisi Championship. Dalam catatan, Luton dan Watford sama-sama meraih kemenangan saat bermain pada kandangnya sendiri.
2. Perjalanan Mpanzu di Luton Layaknya Kisah Dongeng
Pelly Ruddock Mpanzu, memang bukan merupakan pemain asli akademi Luton Town. Akan tetapi, dirinya adalah sosok pesepakbola paling loyal untuk The Hatters.
Bergabung ke tim di 2013 saat masih bermain di non-Liga, Mpanzu tak pernah tinggalkan klub selama sepuluh musim sampai akhirnya menembus Liga Inggris.
Perjalanan itu, tentu saja merupakan kerja keras yang membuah hasil lantaran dirinya banyak menjalani rintangan besar untuk mencapainya menjadi kenyataan.
1. Stadion Kenilworth Road
Stadion Kenilworth Road, sudah menjadi markas bagi Luton Town sejak tahun 1905 dan terbilang sebagai salah satu stadion paling bersejarah di Inggris.
Namun begitu, Luton yang sudah dipastikan akan bermain di Liga Inggris akan memiliki masalah terkait standar stadion. Sebagaimana diketahui, Kenilworth Road masih memiliki keterbatasan infrastruktur seperti kapasitasnya yang hanya mencapai 10,356 ribu penonton.
Setelah itu, mereka juga harus mempersiapkan fasilitas lainnya layaknya standar keamanan yang memadai dan ramah bagi penyandang disabilitas yang ingin ikut menonton.
Oleh sebab itu, mereka memang sudah merencanakan untuk membangun Stadion baru yang dinamai Power Court. Sebelum pindah ke sana, pihak klub mungkin akan melakukan beberapa renovasi di Kenilworth Road yang disinyalir harus mengeluarkan dana sampai 10 juta Paun agar memenuhi standar.