Khairul Imam Zakiri, Masa Depan Indonesia yang Matang di Spanyol

Khairul Imam Zakiri
Khairul Imam Zakiri / 90min
facebooktwitterreddit



Nama Khairul Imam Zakiri tak begitu asing dengan publik sepak bola Indonesia. Ya, dia merupakan penggawa timnas Indonesia U19 era Fakhri Husaini.

Imam Zakiri besar dari kultur sepak bola ASIOP Jakarta. Klub yang bermarkas di GBK dan Sentul ini menjadi kawah candradimuka pemain kelahiran Jakarta, 20 tahun silam ini.

Sebagai gelandang serang, Zakiri dibekali kecerdikan dalam membaca permainan. Ia juga mampu mentransformasikan strategi pelatih ke dalam lapangan.

Gayanya yang stylish memang jadi ciri khasnya, seperti juga kebanyakan gaya bermain pemain asal Jakarta. Ia cukup menonjol dalam penguasaan bola dan memiliki passing yang baik di usianya.

Bakatnya cukup menonjol sebagai gelandang. Ia juga kerap wara-wiri bermain di kompetisi kelompok umur. Hasilnya, Zakiri mendapat pantauan dari staf pelatih timnas Indonesia.


Tidak Asing dengan Timnas U19

Zakiri sebetulnya tak asing dengan pemusatan latihan timnas kelompok umur. Ia sudah sering masuk pemusatan latihan timnas U19 dalam beberapa tahun terakhir.

Pertama kali ia mendapat kesempatan berkostum timnas adalah saat ikut seleksi pembentukan timnas U19 asuhan Indra Sjafri saat mentas di Piala AFF U19. Saat itu, bakatnya terendus Indra karena ia merupakan pemain yang berlatih di klub Spantol, Real Valladolid sejak 2016.

Tapi, meski memiliki label berlatih di Eropa, Zakiri tak lantas masuk ke tim utama. Bahkan ia harus bersaing dengan pemain-pemain yang berlatih di Tanah Air.

Posisi gelandang di timnas U19 era Indra Sjafri memang terbilang berat. Ia kurang mendapat kesempatan unjuk gigi, ditambah usianya yang masih 16 tahun. Ia terpental dari timnas U19 dan kembali ke Spanyol, meski akhirnya ua kembali mendapat panggilan dari Indra Sjafri setahun berselang untuk ajang yang sama.

Tapi sayang, ia lagi-lagi harus tersingkir. Kesempatan mengisi slot gelandang di timnas U19 gagal ia raih karena menumpuknya stok gelandang serang di skuad Garuda Muda.

Zakiri kembali ke Spanyol lagi. Tawaran klub CD Leganes ia terima dan kembali mengasah kemampuan sepak bolanya di Negeri Matador untuk waktu yang cukup lama.

Fakhri Husaini mengambil alih kursi kepelatihan timnas U19 dari Indra Sjafri, setahun berselang. Zakiri kembali mendapat panggilan negara untuk ketiga kalinya.

Kali ini, kemampuan Zakiri sudah berkembang pesat. Ia mendapat kesempatan membela Garuda Muda dan diboyong ke Vietnam oleh Fakhri Husaini untuk tampil di ajang Piala AFF U18.

Zakiri bahu membahu dengan gelanang Indonesia lainnya seperti Brylian Aldama, David Maulana, Beckham Putra Nugraha, dan juga Rendy Juliansyah. Meski tak selalu menjadi pilihan utama, Zakiri bisa bersaing dengan mereka semua yang lebih dulu menjadi andalan timnas U16 dan U19.

Setelah berlaga di Piala AFF U18, Zakiri kembali mendapat panggilan untuk Kualifikasi Piala Asia U19. Zakiri kembali berjuang dengan koleganya di lini tengah Skuad Garuda Muda.

Zakiri membawa Indonesia U19 melangkah ke Piala Asia U19 yang sejatinya digelar pada 2020. Namun pandemi yang menghamtam dunia membuatnya harus rela menunda ambisi bermain di Asia.

Meski demikian, Zakiri terus mendapat kesempatan mengasah ilmu sepak bolanya di Spanyol. Ia memperkuat Gymnastica Cueta di Division de Honor atau kompetisi leve tertinggi U19 Grup 4.

Bersama Gymnastic Cueta ia menjadi pilihan utama. Ia juga mendapat kontrak selama lima buka dan melakoni 14 pertandingan secara kompetitif di kompetisi Spanyol.

Bakatnya kembali dilirik klub Spanyol. Terbaru, ia sudah menekan kontrak bersama CP Villarobledo yang berlaga di Tereca Division alias Divisi Empat Liga Spanyol.

Tapi karena pandemi, Zakiri harus menunda keberangkatannya ke Spanyol. Ia harus memiliki visa kerja karena sudah berstatus pemain profesional. Tapi Spanyol belum membuka pembuatan visa kerja karena situasi yang belum memungkinkan.

Selagi menunggu kondisi Spanyol, Zakiri bergabung dengan ASIOP Jakarta yang berkompetisi di Liga 3 DKI Jakarta. Ia menjadi pemain berpengalaman yang memperkuat ASIOP di ajang tersebut, selain Raihan Rizki (alumni Vamos Indonesia).

Dengan bekal tersebut, Zakiri punya peluang masuk ke dalam timnas senior asuhan Shin Tae-yong. Pengalamannya selama bertahun-tahun di Spanyol menjadi pertimbangan pelatih asal Korea Selatan itu untuk memasukannya ke tim senior.

Jika Zakiri tak mendapat kesempatan pada tahun-tahun ini, ia diprediksi menjadi andalan Skuad Garuda di masa mendatang. Apalagi, Zakiri sudah menjadi bagian dari sistem sepak bola Spanyol, negara Eropa yang terkenal dengan kualitas mumpuni di Dunia.