Kesaksian Pemain Arema dari Tragedi di Stadion Kanjuruhan

Tragedi di Stadion Kanjuruhan menjadi noda dalam sepak bola Indonesia
Tragedi di Stadion Kanjuruhan menjadi noda dalam sepak bola Indonesia / Anadolu Agency/GettyImages
facebooktwitterreddit

Tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi setelah laga antara Arema vs Persebaya dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2022/23 pada Sabtu (1/10) malam. Insiden ini mengakibatkan lebih dari 100 orang meninggal dunia. Proses investigasi terkait tragedi ini dan identifikasi korban terus berlanjut dari pihak berwajib.

Para pemain dan staff Arema sempat tertahan di ruang ganti ketika kondisi di stadion tidak kondusif. Abel Camara, penyerang yang berasal dari Guinea-Bissau, menjadi salah satu saksi dari tragedi ini.

“Dua pekan lalu kami sudah mengetahui jadwal pertandingan ini, tetapi suporter lawan tidak datang ke stadion kami dan begitu pula sebaliknya. Sepanjang pekan sudah terdapat pembicaraan mengenai pertandingan ini, rivalitas, dan terjadi di dalam kota. Ini adalah pertandingan yang melebihi tiga poin, seperti hidup atau mati.”

“Setelah pertandingan berakhir, tim lawan meninggalkan stadion dengan pengawalan di dalam kendaraan berlapis. Sementara kami meminta maaf kepada suporter karena kami kalah dalam laga derby dan ini menjadi momen ketika suporter memanjat pagar dan polisi meminta kami untuk masuk ke dalam ruang ganti,” ucap Abel Camara dalam wawancara kepada Marca.

Camara menyaksikan langsung momen ketika terdapat beberapa suporter yang masuk ke dalam ruang ganti Arema. Suporter tersebut masuk untuk menghindari situasi di tribun yang kacau akibat adanya lemparan gas air mata.

Pada akhirnya, Camara juga menyaksikan beberapa suporter yang meninggal dunia di dalam ruang ganti.

Kejadian ini memberikan luka mendalam bagi Camara. Sang pemain mengatakan bahwa ketika periode berduka sudah berlalu, ia akan berbicara kepada manajemen Arema terkait apa yang dapat terjadi di masa depan.