Kesaksian Javier Roca Sebagai Pelatih Arema dalam Tragedi di Stadion Kanjuruhan

Indonesia berduka setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan
Indonesia berduka setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan / Ulet Ifansasti/GettyImages
facebooktwitterreddit

Tragedi di Stadion Kanjuruhan menghasilkan noda di dalam sepak bola dan Indonesia secara keseluruhan. Insiden yang terjadi di akhir pertandingan Liga 1 antara Arema dan Persebaya pada Sabtu (1/10) membuat lebih dari 100 orang meninggal dunia. Pemerintah Indonesia merilis data yang menyatakan terdapat 125 korban meninggal dunia, 32 di antaranya masih anak-anak hingga remaja.

PSSI (Asosiasi Sepak Bola Indonesia) telah mengumumkan penghentian kompetisi Liga 1 selama waktu yang belum dapat ditentukan. Arema juga mendapatkan sanksi berupa larangan untuk menyelenggarakan pertandingan dalam sisa musim 2022/23 ketika kompetisi dilanjutkan.

Pemain, pelatih, dan staff Arema menjadi saksi langsung kejadian ini mengingat mereka ditahan di ruang ganti ketika kondisi di dalam stadion dan lapangan kacau. Javier Roca, pelatih utama Arema, menceritakan apa yang dilihatnya ketika insiden itu berlangsung.

“Mental saya hancur. Saya merasakan beban tanggung jawab yang luar biasa. Hasil menjadi penentu yang signifikan terkait apa yagn terjadi. Apabila kami mendapat hasil imbang, mungkin ini tidak akan terjadi. Kami tidak menyangka ini akan terjadi. Para pemain memiliki hubungan positif dengan suporter.”

“Saya masuk ke ruang ganti, dan beberapa pemain bertahan di lapangan. Ketika saya kembali dari konferensi pers saya melihat tragedi ini di dalam stadion. Para pemain dengan korban meninggal di tangan mereka. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat kami lupakan. Beberapa korban masuk ke dalam ruang ganti dan dirawat dokter tim. Sekitar 20 orang masuk dan empat orang meninggal. Ada suporter yang meninggal ketika berada di tangan pemain kami,” ucap Javier Roca dalam wawancara kepada Cadena SER.

Javier Roca mengakan ia hanya melihat tragedi ini melalui foto dan video yang beredar di media sosial dan pemberitaan. Roca mengatakan kondisi stadion yang berada di wilayah yang cukup jauh dari kota membuat waktu untuk menunggu ambulans cukup lama.

Selain itu, Roca juga menyoroti upaya untuk meredam kekacauan dengan menggunakan gas air mata.