Kepercayaan Persija untuk Potensi Akademi
Oleh Nadia Hutami
Penampilan Persija Jakarta di musim 2021/22 memang tidak sesuai harapan. Mereka finis di urutan kedelapan klasemen akhir BRI Liga 2021/22. Meski demikian, ada satu hal yang patut mereka banggakan pada musim lalu, tidak lain tidak bukan adalah banyaknya pemain muda dari akademi Persija yang mendapat kesempatan bermain di tim utama.
Total ada 15 pemain muda yang mendapatkan kesempatan promosi ke tim utama. Mereka adalah Ilham Rio Fahmi, Braif Fatari, Alfriyanto Nico Saputro, Dony Tri Pamungkas, Rangga Widiansyah, Muhammad Ferarri, Radzky Syahwal Ginting, Salman Alfarid, Fajar Firdaus, Raka Cahyana, Cahya Supriadi, Hadi Ardiansyah, Muhammad Uchida Sudirman, Rizky Sudirman, dan Resa Aditya Nugraha.
Sebanyak 10 nama pertama berhasil mendapatkan menit bermain. Mereka dipercaya berkontribusi untuk tim di beberapa pertadingan Macan Kemayoran. Hingga akhirnya sebagian dari 10 nama itu konsisten mendapatkan jatah tampil. Sebut saja ada Rio (26 laga), Braif (20), Nico (18), dan Dony (10). Sementara Rangga (9), Ferarri (7), Ginting, Salman, Fajar, dan Raka (1) di bawah 10 laga.
Jadi tidak heran apabila PSSI memberikan Persija penghargaan sebagai Best Academy ketika mengikuti kompetisi Mola Elite Pro Academy (EPA) 2021.
Kepada 90min Indonesia, Direktur Persija Development, Ganesha Putra, mengatakan bahwa semua ini tidak lepas dengan mencari dengan cara memantau pemain langsung di kompetisi lokal dan Internasional. Selain itu, Persija Football Academy yang didirikan pada 2018 ini juga mempunyai tiga program yang berbeda.
"Persija Development memiliki tiga program, yaitu Elite Pro Academy, Persija Academy (Boarding School), dan Persija Soccer School. Elite Pro adalah program untuk pemain pilihan yang diberikan beasiswa, Persija Academy adalah program pendidikan sepakbola dan formal terpadu, yang terbuka untuk siapa saja yang mendaftar. Sementara yang terakhir yaitu, Persija Soccer School adalah program suplementer SSB untuk meningkatkan kualitas individu, dan terbuka untuk siapapun yang mendaftar," ujar Ganesha.
Mengenai banyaknya pemain-pemain akademi yang dipromosikan ke skuad utama, semua itu tak lepas dari program pelatihan dari Persija Academy yang berbasis kurikulum standar internasional berbasis Persija DNA dan juga konsultan dan pelatih berlisensi UEFA dan AFC. Selain itu fasilitas klub yang mumpuni seperti infrastrktur lapangan, Mes, dan sekolah berstandar FIFA.
"Persija Academy memberi jalan untuk menuju tim utama bagi pemain Persija Academy yang mampu memenuhi kriteria tinggi dari tim utama."
Tapi tentu saja semua ini tidak akan terlaksana tanpa adanya pengalaman dari seorang Ganesha Putra, yang sebelum bergabung dengan Persija pernah menimba ilmu kepelatihan di Australia Barcelona, dan Spanyol; serta melakukan technical visit ke beberapa klub Eropa seperti Bayern Munchen, Ajax Amsterdam, Feyenoord, dan Galatasaray. Pengalaman dari luar negeri inilah jadi modal utama pembinaan usia dini yang sebelumnya tidak ada di Indonesia.
Selain itu background jajaran pelatih-pelatih di Persija Academy juga beragam. Mulai dari mantan pemain Pro hingga jebolan universitas yang meliputi pelatih utama, asisten pelatih, pelatih kiper, pelatih fisik, hingga fisioterapis dan nutrisionis.
"Persija secara berkala juga terus melakukan scouting terhadap pelatih-staf yang terbaik di bidangnya untuk dapat dikolaborasikan di Persija Development."
"Konsisten terhadap visi untuk cetak pemain ke (tingkat) profesional di atas kemenangan tim. Mentalitas ini yang membuat seluruh program di desain untuk membangun individu dengan metodologi yang sistematis, berjenjang, dan berkesinambungan," papar Ganesha.
Menarik melihat perjalanan Persija di Liga 1 musim 2022 nanti. Kombinasi dari pemain akademi dan pemain skuad utama, tentunya bisa jadi modal utama pelatih Thomas Doll untuk garap skuad yang mumpuni demi mencapai target yg ditetapkan oleh manajemen Persija.