Kepa Arrizabalaga Akhirnya Buka Suara Mengenai Insiden di Final Piala Liga Inggris 2019
Oleh Nadia Hutami
Siapa yang masih ingat kejadian di final Piala Liga Inggris 2019 antara Chelsea vs Manchester City? Tentu saja bukan hasil pertandingan yang dimenangkan Man City, melainkan insiden yang melibatkan kiper Kepa Arrizabalaga dengan Maurizio Sarri, yang ketika itu masih menjabat sebagai pelatih Chelsea.
Saat itu, Kepa menolak untuk digantikan dengan Willy Caballero. Sarri pun memutuskan untuk mengganti Kepa karena sebelumnya eks kiper Athletic Bilbao ini terlihat mengalami cedera dan mendapat perawatan dari tim medis Chelsea.
Tapi yang terjadi adalah insiden yang mungkin tidak akan dilupakan suporter Chelsea. Kepa menolak keras untuk diganti, sambil memberikan isyarat bahwa dirinya baik-baik saja. Sikap Kepa itu sampai membuat Sarri marah dan dirinya nyaris pergi ke lorong ganti pemain.
Chelsea pun akhirnya kalah lewat adu penalti dan insiden Kepa jadi perdebatan panjang apakah "player power" di era sepakbola modern ini harus dibatasi sesegera mungkin.
Setelah kejadian kontroversial itu, Sarri pun mencadangkan Kepa satu pertandingan dan Chelsea memberikannya denda.
Tapi dampak panjang dari insiden itu adalah menurunnya penampilan Kepa, sampai akhirnya The Blues harus mendatangkan kiper baru, Edouard Mendy di musim 2020/21.
Beberapa tahun bungkam, Kepa akhirnya membicarakan mengenai insiden tersebut kepada Players Tribune. Dia menggambarkan insiden tersebut sebagai kesalahpahaman besar.
"Manchester City mendominasi pertandingan di extra time dan hampir tidak ada waktu tersisa sampai penalti. Setelah melakukan penyelamatan, saya merasakan sakit di kaki saya dan saya memanggil fisioterapis untuk memastikan saya baik-baik saja. Tapi selain itu, saya ingin memastikan kami sebagai tim bisa bernapas sedikit (dari serangan Man City)."
"Tapi kemudian saya melihat pelatih Maurizio Sarri menyuruh Willy Caballero untuk lakukan pemanasan. Niat saya, apakah itu benar atau salah, adalah hanya untuk membuang waktu untuk membantu tim. Saya tidak punya masalah serius yang membuat saya tidak bisa lanjutkan pertandingan."
"Saya berusaha untuk memberikan isyarat saya baik-baik saja. Bahwa saya tidak cedera. Tapi saat itu kami bermain di stadion Wembley, di depan 80 ribu penonton yang ramai, jadi tentu saja Sarri tidak memahami maksud saya. Ketika wasit keempat mengangkat papan nama pemain, saya seharusnya keluar, dan maaf saya tidak melakukannya."
"Saya akui saya salah dan saya minta maaf kepada semua orang yang terlibat, kepada Maurizio Sarri, yang sepertinya sudah dipermalukan di depan publik. Kepada Willy, rekan setim dan seorang yang profesional. Kepada semua rekan setim saya dan juga suporter Chelsea, yang harus melihat semua ini."
Kepa juga mengakui penurunan performanya selama dua tahun terakhir sebagian besar disebabkan karena pemberitaan negatif dan juga pelecehan online.
"Sedikit demi sedikit, saya kehilangan kepercayaan dan akhirnya membuat beberapa kesalahan, tentu saja saya paham kritik. Kami bermain di bawah tekanan dan menghadapi berita-berita negatif adalah bagian dari semua ini. Tapi terkadang semuanya terlalu berlebihan. Tidak apa-apa jika kamu mengatakan si pemain membuat kesalahan, tapi jika kamu ingin melakukan sesuatu untuk menyakiti mereka, atau menuliskan berita bohong yang tidak ada hubungannya dengan sepakbola, maka Anda sudah kelewat batas."
"Ketika keluarga dan teman-temanmu membaca berita buruk tentangmu, tentunya itu memengaruhi mereka dan secara tidak langsung memengaruhi dirimu sendiri. Pada akhirnya kami hanya orang-orang yang berusaha melakukan pekerjaan kami sebaik mungkin."
Baca artikel lengkapnya di The Players Tribune.