Kekhawatiran di Ruang Ganti Manchester United Jelang Pemecatan Ole Gunnar Solskjaer
Oleh Dananjaya WP
Manchester United akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan Ole Gunnar Solskjaer. Manajer asal Norwegia itu kehilangan jabatannya pada Minggu (21/11). Kekalahan 1-4 dari Watford di Vicarage Road dalam lanjutan Liga Inggris satu hari sebelumnya menjadi laga terakhir Solskjaer dengan MU.
Sepanjang musim 2021/22 ini, Solskjaer mengalami kesulitan untuk meningkatkan performa MU. Pemain-pemain kunci, mulai dari yang sudah lama ada di dalam skuad hingga yang baru direkrut, tidak dapat tampil konsisten. Dukungan dari klub terkait rekrutmen pemain juga disebut gagal dimanfaatkan secara maksimal.
Walau kehilangan jabatannya, pemain-pemain Manchester United tetap menyampaikan perpisahan yang hangat kepada Solskjaer. Namun, menurut kabar ESPN, suasana di ruang ganti MU tidak ideal jelang pemecatan Solskjaer. Sang manajer disebut menolak untuk melakukan perubahan terhadap staff yang dimilikinya.
Terdapat beberapa pemain di dalam tim yang merasa khawatir terkait metode kepelatihan dan perencanaan yang digunakan Solskjaer dan staff kepelatihannya. Solskjaer dan staffnya dianggap menerapkan sesi latihan dan taktik yang tidak fleksibel dan minim inovasi.
Kekhawatiran tersebut mulai terjadi ketika MU mendapat kekalahan 0-5 dari Liverpool di Old Trafford. Metode kepelatihan yang digunakan oleh Solskjaer dianggap ‘terlalu serupa dengan pelatih Inggris secara umum’. Taktik yang digunakan dianggap tidak cocok dengan standard dalam sepakbola modern.
Keadaan ini dipahami oleh manajemen klub, yang memberi dukungan kepada Solskjaer. Namun Solskjaer merasa staff kepelatihannya, yang terdiri dari Michael Carrick, Mike Phelan, dan Kieran McKenna, memiliki kualitas memadai. Tambahan staff datang pada musim panas lalu, Eric Ramsay, spesialis bola mati, direkrut untuk meningkatkan kualitas tim.