Figur Sepak Bola yang Meninggal Dunia pada 2020

Diego Maradona
Diego Maradona / AFP/Getty Images
facebooktwitterreddit

Cerita di tahun 2020 bukan tentang virus corona yang menjadi pandemi dan menyebar di dunia saja, namun ada juga cerita-cerita mengejutkan atau menyedihkan dari kabar duka kematian figur-figur top sepak bola.

Ya tahun 2020 menjadi akhir tahun dari cerita perjalanan mereka di dunia. Kini yang dibicarakan publik hanya kenangan dari warisan atau peninggalan mereka di sepak bola dunia. Berikut 90min.com menuturkan figur-figur sepak bola yang meninggal dunia pada 2020.

1. Diego Maradona

Diego Maradona
Diego Maradona / Philipp Schmidli/Getty Images

Ketika berbicara soal pesepakbola terbaik sejagat, nama Diego Armando Maradona selalu menjadi salah satu nama yang masuk dalam daftar. Namun tidak ada yang menyangka jika tahun 2020 ini, tepatnya pada 25 November sang maestro berpulang karena serangan jantung.

Semasa aktif bermain, mendiang Maradona menggapai puncak prestasinya ketika berseragam Napoli (1984-1991). Padahal sebelum merapat ke Napoli, Maradona sempat menghabiskan waktu selama dua tahun bersama Barcelona (1982-84).

Bersama Napoli, Maradona mempersembahkan dua gelar Scudetto (1986-87, 1989-90), Coppa Italia 1987, Piala UEFA 1989, dan Supercoppa Italiana 1990.

Prestasi di level timnas juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Pria yang berposisi sebagai gelandang tersebut membawa Argentina berjata pada Piala Dunia 1986 di Meksiko. Selepas gantung sepatu, Maradona memanajeri beberapa klub, termasuk menjadi pelatih Timnas Argentina pada 2008 hingga 2010.


2. Alfred Riedl

Alfred Riedl
Alfred Riedl / HOANG DINH NAM/Getty Images

Siapa tak kenal sosok yang satu ini, khususnya untuk para pencinta sepak bola Tanah Air. Nama Riedl sudah melekat dengan Timnas Indonesia selama sedekade terakhir. Romansanya dengan Skuad Garuda mungkin tidak pernah terjadi sebelumnya oleh pelatih asing yang menukangi timnas.

Tiga kali Riedl keluar-masuk sebagai manajer. Periode pertama pada 2010-2011 dan ia nyaris membawa Merah Putih juara Piala AFF. Periode kedua yakni pada 2013-2014 yang berlangsung cukup singkat.

Saat itu ia dipecat setelah gagal membawa timnas lolos dari babak penyisihan grup Piala AFF. Namun pada 2016 ia kembali menduduki kursi manajer timnas, dan kali ini lagi-lagi ia nyaris membawa piala juara AFF ke Indonesia andai saja di babak final tidak takluk dari Thailand.

Koneksinya dengan sepak bola Asia Tenggara memang spesial. Selain Indonesia pria asal Austria itu juga sempat melatih Timnas Vietnam dan Laos. Riedl menghembuskan nafas terakhirnya tahun ini, tepatnya pada 8 September 2020 di Austria akibat penyakit kanker.


3. Ricky Yacobi

Sosok yang sangat dihormati dan disegani di sepak bola tanah air. Status legenda pantas disematkan untuk mendiang Ricky Yacobi. Siapa sangka rumput hijau lapangan sepak bola di Senayan jadi tempat terakhir untuk Ricky merumput.

Saat itu Ricky ambruk usai mencetak gol. Serangan jantung jadi penyebab meninggalnya pria yang pernah merumput bersama Arseto Solo.

Semasa masih aktif pria yang berposisi sebagai striker itu menjadi sosok penting untuk Timnas Indonesia. Pria kelahiran Medan tersebut bahkan pernah dipercayai memegang ban kapten timnas pada 1987 hingga 1990.

Ia juga mempersembahkan medali emas SEA Games 1987. Di level klub, Ricky hanya membela tiga klub saja yakni PSMS Medan (1979-1985), Arseto Solo (1986-1991), dan klub Jepang Matsushita (sekarang Gamba Osaka) pada 1988.


4. Paolo Rossi

Paolo Rossi
Paolo Rossi / Giuseppe Bellini/Getty Images

Periode 1980-an bisa jadi merupakan titik puncak karier seorang Paolo Rossi. Pria yang meninggal dunia pada 9 Desember 2020 tersebut salah satu pemain yang pernah memboyong tiga gelar sekaligus pada satu gelaran Piala Dunia.

Semasa masih aktif bermain, pria yang berposisi sebagai striker tersebut pernah mempersembahkan gelar juara Piala Dunia untuk Italia pada edisi 1982.

Selain menjadi juara, Rossi saat itu juga mendapatkan gelar Golden Boot sebagai pencetak gol terbanyak (6 gol), dan Golden Ball untuk pemain terbaik di turnamen. Di level klub, Rossi menuai sukses bersama Juventus dan di sana ia meraih enam gelar, termasuk dua kali juara Serie A.


5. Ray Clemence

Ray Clemence of England
Ray Clemence of England / Getty Images/Getty Images

Sosok legenda untuk klub Liverpool ini merupakan salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Inggris pada masanya. Clemence juga merupakan satu dari 29 pemain yang berhasil mencatatkan total penampilan lebih dari 1000 kali di sepanjang kariernya.

Semasa masih aktif, pemain kelahiran 5 Agustus 1948 tersebut membela tiga tim yakni Scunthrope United (1965-1967), Liverpool (1967-1981), dan Tottenham Hotspur (1981-1988). Clemence merupakan bagian dari masa jaya Liverpool di periode 1970 hingga 1980-an.

Selepas pensiun ia sempat melatih dua tim yakni Tottenham Hotspur dan Barnet. Total ia mempersembahkan gelar juara divisi satu sebanyak lima kali untuk The Reds. Clemence tutup usia pada 15 November 2020 akibat kanker prostat.


6. Alejandro Sabella

Alejandro Sabella dan Lionel Messi
Alejandro Sabella dan Lionel Messi / FABRICE COFFRINI/Getty Images

Namanya mungkin sedikit asing di telinga, namun pria asal Argentina ini pernah malang melintang di ajang Liga Inggris. Sebelum terbang ke Negeri Ratu Elizabeth, Sabella sempat membela River Plate pada 1974 hingga 1978.

Pria yang berposisi sebagai gelandang tersebut lalu terbang ke Inggris dan bermain untuk Sheffield United (1978-1980) dan Leeds United (1980-1981).

Selepas pensiun, Sabella baru terjun ke dunia kepelatihan pada 2009 di mana saat itu ia menukangi Estudiantes hingga 2011. Sabella mempersembahkan gelar juara liga pada 2010 dan Copa Libertadores pada 2009.

Ia juga sempat menjadi pelatih Timnas Argentina dan membawa Tim Tango menjadi runner up pada Piala Dunia 2014. Sabella meninggal dunia pada 8 Desember 2020 di usia 66 tahun.


7. Gerard Houllier

Gerard Houllier
Gerard Houllier / LOIC VENANCE/Getty Images

Nama Gerard Houllier mungkin tidak asing untuk Anda yang mengikuti Liga Inggris. Semasa berkarier sebagai pelatih, pria yang pernah membela tim Le Touquet tersebut sempat menukangi Liverpool pada 1998 hingga 2004, dan Aston Villa pada 2010 hingga 2011.

Berbeda dengan beberapa pelatih sebelumnya, kariernya semasa bermain bisa dikatakan tidak terlalu gemilang. Karier kepelatihannya memang jauh lebih mentereng.

Bersama Liverpool ia mempersembahkan enam piala, termasuk Piala UEFA. Ia juga membawa Olympique Lyonnais kampiun Ligue 1 dua kali pada 2005-06 dan 2006-07. Houllier meninggal dunia pada 14 Desember 2020.


8. Nobby Stiles

Nobby Stiles
Nobby Stiles / Evening Standard/Getty Images

Pemain kelahiran Manchester 18 Mei 1942 merupakan salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki oleh Manchester United pada masanya. Bergabung sejak level junior pada 1957-1960, Stiles menjadi bagian dari tim utama Setan Merah pada periode 1960 hingga 1971.

Stiles mencatatkan 311 penampilan di liga untuk United dan mencetak 17 gol. Selepas hengkang dari United, pria yang berposisi sebagai gelandang bertahan itu lalu membela Middlesbrough dan Preston North End.

Ia juga sempat menjadi pelatih untuk tiga tim yakni Preston (1977-81), Vancouver Whitecaps (1981-84), dan West Bromwich Albion (1985-86). Nobby Stiles tutup usia pada 30 Oktober 2020.


9. Papa Bouba Diop

Papa Bouba Diop
Papa Bouba Diop / SEYLLOU/Getty Images

Semasa masih aktif bermain, Papa Bouba Diop merupakan nama yang tidak asing untuk sepak bola Inggris. Tercatat pria asal Senegal tersebut sempat membela empat tim asal Inggris yakni Fulham, Portsmouth, West Ham United, dan Birmingham City.

Diop merupakan bagian dari tim Portsmouth yang berhasil menjadi juara FA Cup pada 2007-2008. Ia juga menuai sukses bersama AEK Athens dengan menjadi juara Piala Liga Yunani pada 2010-2011. Diop meninggal dunia di usia 42 tahun pada 29 November 2020.


10. Michel Hidalgo

Michel Hidalgo
Michel Hidalgo / Jean Catuffe/Getty Images

Salah satu sosok pahlawan untuk sepak bola Prancis. Semasa aktif melatih, Hidalgo sempat menukangi Les Bleus pada 1976-1984. Hidalgo mempersembahkan gelar juara Piala Eropa untuk Prancis pada 1984.

Selain menjadi manager timnas, Hidalgo sempat mencicipi kursi kepelatihan di AS Monaco, namun saat itu ia hanya menjadi pelatih tim kedua. Hidalgo juga sempat berperan sebagai Direktur Sepakbola untuk Marseille pada 1986 hingga 1991.

Eks pemain Reims dan Monaco tersebut tutup usia tahun ini, tepatnya pada 26 Maret di usia 87 tahun.