6 Era Terburuk dari Klub-klub Papan Atas Eropa dalam 10 Tahun Terakhir

Barcelona v Bayern Munich - UEFA Champions League Quarter Final
Barcelona v Bayern Munich - UEFA Champions League Quarter Final / Pool/Getty Images
facebooktwitterreddit

Roda kesuksesan klub-klub Eropa bergerak cepat tiap tahunnya: kadang klub bisa sangat sukses dalam satu musim dan terkadang terpuruk. Tak ayal loyalitas fans dinantikan di kala tim kesayangan mereka tengah dalam kondisi terpuruk.

Suatu era pastilah berakhir. Tidak ada yang abadi. Begitu juga 6 klub papan atas Eropa di bawah ini yang pernah mengalami era terburuk dalam sedekade (10 tahun terakhir). Berikut penjabarannya:


1. Chelsea (2015/16)

Chelsea musim 2015/16
Chelsea musim 2015/16 / Clive Rose/Getty Images

Semusim setelah Chelsea menjuarai Liga Inggris dengan Jose Mourinho, performa klub tiba-tiba melorot di musim 2015/16 hingga Mourinho dipecat dan digantikan oleh Guus Hiddink (manajer interim) hingga akhir musim.

Masuknya Hiddink menyelamatkan Chelsea dari keterpurukan yang semakin parah - degradasi. Namun Chelsea tetap finish di posisi terendah dalam 10 tahun terakhir (peringkat 10 klasemen).

Hasil itu juga menandakan akhir era dari pemain-pemain senior seperti Branislav Ivanovic, Gary Cahill, dan John Terry. Sementara di kompetisi lain Chelsea berakhir di putaran enam Piala FA, putaran empat Piala Liga, dan mencapai 16 besar Liga Champions.


2. Barcelona (2019/20)

Barcelona v Bayern Munich - UEFA Champions League Quarter Final
Barcelona v Bayern Munich - UEFA Champions League Quarter Final / Pool/Getty Images

Musim 2019/20 jadi salah satu musim terburuk dalam era Barcelona selama sedekade terakhir. Barca gagal mempertahankan titel LaLiga yang sudah diraih dua kali beruntun sebelumnya dari Real Madrid, meski sempat memimpin puncak klasemen.

Parahnya lagi mereka tersingkir dengan skor memalukan 2-8 oleh Bayern Munchen di perempat final Liga Champions. Kekalahan itu mengakhiri karier Quique Setien sebagai pelatih klub, menandakan sebuah era, dan lebih parah lagi: Lionel Messi mengajukan permintaan transfer.


3. Manchester United (2013/14)

Manchester United musim 2013/14
Manchester United musim 2013/14 / Richard Heathcote/Getty Images

26 tahun era Sir Alex Ferguson berakhir pada 2013 dengan raihan titel Liga Inggris ke-20 untuk Manchester United. Semusim setelahnya pun sudah dapat diprediksi banyak orang: Red Devils belum move on dari era Ferguson.

Man United pada era David Moyes finish di urutan tujuh klasemen - di luar zona Eropa - dan Moyes dipecat di tengah musim, digantikan oleh Ryan Giggs sebagai manajer interim.

Sementara di kompetisi lainnya United tersingkir di perempat final Liga Champions, putaran tujuh Piala FA, dan semifinal Piala Liga.


4. Juventus (2009/10)

Juventus
Juventus / Giuseppe Bellini/Getty Images

Saat ini Juventus merupakan kekuatan utama di Serie A dengan raihan sembilan Scudetto beruntun. Akan tapi jauh sebelum era Antonio Conte, Massimiliano Allegri, dan Maurizio Sarri, Il Bianconeri pernah menempati peringkat tujuh klasemen selama dua musim beruntun pada musim 2009/10 dan 2010/11.

Pada musim 2009/10 Juventus berganti pelatih dari Ciro Ferrara ke Alberto Zaccheroni. Sementara di musim berikutnya ganti Luigi Delneri yang melatih Juventus. Dalam kurun waktu dua tahun itu era Juventus terlihat mulai berakhir yang berisikan Mauro Camoranesi, David Trezeguet, dan Alessandro Del Piero.


5. AC Milan (2014/15)

AC Milan
AC Milan / Dino Panato/Getty Images

Il Rossoneri tak lagi sama seperti di masa lalu saat ini. Mereka bak singa yang tertidur di Italia dan juga Eropa. Dalam sedekade terakhir AC Milan kesulitan untuk sekedar masuk ke papan atas klasemen Serie A.

Posisi terparah terjadi pada musim 2014/15 ketika Milan menduduki posisi 10 klasemen dan berganti pelatih dari Clarence Seedorf ke Flippo Inzaghi. Itu jadi salah satu musim terburuk yang pernah dijalani Milan.


6. Inter Milan (2012/13)

Inter Milan
Inter Milan / Claudio Villa/Getty Images

Dua-tiga tahun setelah treble winners bersejarah bersama Jose Mourinho Inter Milan mengalami siklus regenerasi pemain. Diego Milito, Esteban Cambiasso, Dejan Stankovic, Walter Samuel, Cristian Chivu, Javier Zanetti sudah semakin menua.

Di bawah arahan Andrea Stramaccioni Il Nerazzurri finish di peringkat sembilan klasemen Serie A 2012/13, kandas di 16 besar Liga Europa, dan juga semifinal Coppa Italia. Inter terus mencari jati diri sementara Juventus menemukan kembali mentalitas juara mereka.