eFootball: Langkah Besar Konami dengan Meninggalkan Seri PES

Efootball, gim buatan Konami pengganti series PES
Efootball, gim buatan Konami pengganti series PES / SOPA Images/Getty Images
facebooktwitterreddit

Seri gim sepakbola Pro Evolution Soccer (PES) atau Winning Eleven (WE) dipastikan sudah berakhir. Konami selaku pengembang dan penerbit seri gim ini mengambil keputusan besar untuk mengubah nama dari gim sepakbola ini. Mulai dari tahun ini, eFootball akan menjadi nama yang digunakan.

Nama eFootball sudah digunakan sejak edisi 2019 (eFootball PES 2020). Tetapi kini nama PES benar-benar hilang dari seri gim sepakbola legendaris ini. Perubahan nama tidak menjadi satu-satunya hal besar yang diumumkan oleh Konami.

Berikut adalah rangkaian perubahan besar dalam eFootball dan potensi dampak yang dapat terjadi dalam dunia gim sepakbola secara internasional.


1. Merilis Gim Secara Gratis

Gim sepakbola seperti FIFA, PES (sebelum berganti nama), dan Football Manager (FM) selalu dirilis setiap tahun secara rutin. Pengguna yang ingin mendapat ketiga gim itu harus mengeluarkan biaya untuk membelinya. Biaya yang dikeluarkan bergantung dari edisi gim yang diinginkan, dan dapat mencapai 1 juta Rupiah untuk edisi terlengkap (FIFA).

Langkah Konami untuk merilis gim secara gratis berpotensi menjangkau lebih banyak pemain yang mereka inginkan. eFootball akan dirilis untuk PC, PS4-PS5, Xbox Series X (dan S)-Xbox One, dan versi mobile untuk perangkat dengan sistem informasi iOS dan Android.

Jangkauan luas dari seri eFootball ke depannya tidak hanya berkaitan dengan platform yang mendapat akses untuk gim ini. Fitur berikutnya juga dapat memberi dampak yang sangat besar bagi popularitas eFootball.


2. Fitur Cross-play

Secara umum, sebuah gim multiplayer hanya dapat dimainkan oleh pemain yang menggunakan platform yang sama. Dalam beberapa tahun terakhir, fitur cross-play yang memungkinkan pemain untuk bermain atau bertanding dengan pengguna di platform lain mulai berkembang secara signifikan.

Beberapa gim seperti Fortnite, Call of Duty, Rocket League, Apex Legends, dan Genshin Impact menjadi contoh gim populer dengan fitur ini. Fitur cross-play memang memberi akses yang luas bagi para pemain. Tetapi kadang terdapat keuntungan bagi pemain di platform tertentu, terutama dalam genre shooter seperti Fortnite, Call of Duty, dan Apex Legends.

Berbeda dengan contoh yang disebutkan sebelumnya, Konami mampu menciptakan gim yang adil bagi pemain eFootball di seluruh platform. Fitur cross-play berlaku bagi seluruh platform yang tersedia, termasuk perangkat mobile.

Gim sepakbola adalah permainan yang relatif lebih menyenangkan untuk dimainkan dengan kontroler, baik yang tersedia untuk PS, Xbox, sampai mobile. Semua pemain yang menggunakan fitur cross-play wajib melakukannya dengan perangkat tambahan tersebut. Kewajiban ini memastikan seluruh pemain bertanding dengan kondisi yang adil.


3. Potensi Tinggi untuk Meningkatkan Jangkauan esports

Sepakbola adalah olaharaga yang populer di seluruh dunia. Hal yang sama juga dapat dikatakan untuk permainan ini dalam edisi virtual. Kompetisi virtual (esports) terus berkembang seiring berjalannya waktu, walau sudah populer di berbagai negara sejak lama. Sejauh ini, gim dengan genre FPS (First Person Shooter), MOBA (Massively Online Battle Arena) dan Battle Royale mendominasi pasar.

Kompetisi esports sepakbola masih mengalami kesulitan untuk berkembang menjadi cabang yang mendapat sorotan tinggi. Keharusan untuk membeli gim setiap tahunnya dapat disebut sebagai salah satu penghalang utama. Keputusan Konami untuk menghentikan rilis tahunan bagi gim sepakbola mereka dapat memberi keuntungan besar.

Pada 2019, Konami memang memutuskan untuk menggunakan nama eFootball sebagai tanda fokus mereka terhadap esports. Kini perusahaan Jepang itu kembali melakukan langkah yang besar dengan perubahan ini.

Konami juga memiliki rencana untuk mengadakan kompetisi dengan melibatkan pemain dari seluruh platform yang tersedia. Fitur cross-play yang dijelaskan sebelumnya membuka jalan bagi pemain dari seluruh belahan dunia untuk berpartisipasi.


4. Kekhawatiran yang Harus Diwaspadai

Merilis gim secara gratis dan menghentikan rilis tahunan memang menjadi langkah yang signifikan. Tetapi keputusan dan pelaksanaannya juga harus diwaspadai. Industri gim di seluruh dunia terus menghadapi masalah yang besar terkait pembelian di dalam gim yang sering disebut dapat memicu adiksi.

Seri gim FIFA sudah sering mendapat kritik hingga pemeriksaan di pengadilan terkait hal ini. Fitur yang disediakan melalui pembelian di dalam gim mengincar keinginan penggunanya untuk mendapatkan kartu pemain sepakbola agar dapat memperkuat tim mereka.

Mode permainan seperti FUT (FIFA Ultimate Team) dan myClub (PES / eFootball) mengincar pengguna yang tidak ingin menghabiskan banyak waktu untuk memperkuat tim mereka. Opsi mengeluarkan uang disediakan untuk membeli paket undian kartu, yang dapat dikategorikan sebagai perjudian di dalam gim yang dapat dimainkan oleh pengguna di seluruh kelompok umur.

Selain itu, keputusan untuk merilis gim eFootball secara gratis juga berpotensi membuat Konami membatasi fitur yang tersedia bagi penggunanya. Sejauh ini, Konami sudah memastikan adanya sembilan klub dengan lisensi yang tersedia saat eFootball dirilis. Manchester United, Barcelona, Arsenal, Bayern Munchen, Juventus, Corinthians, Flamengo, Sao Paulo, dan River Plate menjadi klub yang dapat digunakan para pemain gim ini.

Kita masih harus menanti apakah fitur yang selama ini tersedia seperti Master League, Become a Legend, hingga myClub (yang akan diganti namanya) dapat diakses secara langsung oleh para pengguna atau membuat mereka harus mengeluarkan biaya tambahan.