De Ligt Sebut Juventus Rindu Sosok Predator Haus Gol seperti Cristiano Ronaldo

Cristiano Ronaldo dan Matthijs de Ligt
Cristiano Ronaldo dan Matthijs de Ligt / MARCO BERTORELLO/GettyImages
facebooktwitterreddit

Usai kalah 1-2 dari Inter Milan di final Piala Super Italia, Juventus bangkit pada pekan 22 Serie A menghadapi Udinese di Allianz Stadium, Minggu (16/01) dini hari WIB. Il Bianconeri menang 2-0.

Dua gol Juventus dilesakkan Paulo Dybala (19') dan Weston McKennie (79'). Juventus mendominasi 67 persen penguasaan bola dan melepaskan 14 tendangan, empat tepat sasaran dan hanya dua yang berbuah gol.

Kendati menang Massimiliano Allegri melihat timnya masih kurang pengalaman dan kedewasaan kala bermain. Bek Juventus berusia 22 tahun, Matthijs de Ligt memahami hal tersebut.

“Saya mendengar pelatih mengatakan itu dan saya mengerti apa yang dia maksud, karena kami memiliki banyak pemain muda,” kata De Ligt kepada Sky Sport Italia.

“Saya juga masih muda, setidaknya dari segi usia, tapi saya sudah memainkan sekitar 250 pertandingan di level senior, jadi punya pengalaman. Anda dewasa lebih cepat semakin banyak laga yang Anda mainkan."

“Itu adalah kemenangan penting bagi kami hari ini dan kami masih memiliki banyak hal yang perlu ditingkatkan, tetapi yang terpenting adalah kami menang."

“Kami harus terus berkembang secara bertahap, kami telah memenangkan enam dari delapan pertandingan Serie A terakhir dan sedang menuju ke sana," terang dia.

Juventus menang tapi mencetak gol masih jadi masalah utama mereka. Meski pertahanan kuat, tapi Juventus baru mencetak 34 gol dari 22 laga dan ini catatan terendah di antara lima klub papan atas Serie A.

De Ligt mengakui Juventus rindu sosok predator haus gol seperti Cristiano Ronaldo. Megabintang asal Portugal kembali memperkuat Manchester United pasca pergi di musim panas 2021.

“Saya kira begitu, ya. Cristiano adalah tipe pemain yang masuk ke kotak dan akan selalu mencetak gol, dia jarang menyia-nyiakan peluang. Kami telah melewatkannya sejak awal musim," tambah De Ligt.

“Kami tidak memiliki seorang pembunuh haus gol yang dapat mencetak 30 gol per musim, tetapi kami perlu menyumbangkan gol dari semua orang dan dari mana saja, yang mulai terjadi sekarang," urai dia.