Daftar Transfer Terburuk Sepanjang Tahun 2023 Versi 90min Indonesia

  • Chelsea dan Manchester United melakukan sejumlah pembelian terburuk yang berdampak pada performa mereka di atas lapangan
  • Sementara Newcastle yang sempat bersuka-cita menyambut Sandro Tonali, harus gigit jari karena skandal judi sang pemain.

Daftar transfer pemain terburuk 2023 versi 90MiN Indonesia
Daftar transfer pemain terburuk 2023 versi 90MiN Indonesia / Robin Jones | James Gill – Danehouse | Jacques Feeney / Offside | ANP / Getty Images
facebooktwitterreddit

Direkrut dengan harga mahal, dipuja media dan suporter, tak lantas menjadi jaminan seorang pemain bakal bersinar di klub barunya. Sepanjang tahun 2023 ini, sepak bola Eropa menjadi saksi sejumlah transfer buruk yang memberikan dampak signifikan terhadap performa tim di atas lapangan.

Berikut adalah 10 pemain yang layak disebut sebagai transfer terburuk 2023 karena performa dan kontribusi mereka tidak banyak membantu perjuangan tim baru mereka di atas lapangan.


10. Ousmane Dembele (Barcelona ke PSG)

Ligue 1 Uber EatsLille OSC v Paris Saint-Germain
Ousmane Dembele / ANP/GettyImages

Dia diharapkan menjadi pemain yang bisa menyegarkan lini serang PSG, tetapi Osumane Dembele tampil mengecewakan dengan hanya mencetak satu gol dalam 20 penampilan untuk PSG sejak awal musim 2023/24. Dembele dibeli PSG dari Barcelona dengan banderol 50 juta euro.


9. Romeo Lavia (Southampton ke Chelsea)

Romeo Lavia
Romeo Lavia / Visionhaus/GettyImages

Harga 53 juta paun dan 22 menit bermain sampai detik ini membuat nama Romeo Lavia layak masuk dalam daftar ini. Chelsea belum bisa merasakan kontribusi Lavia secara maksimal setelah sang pemain terkapar karena cedera, pulih, bermain 22 menit kontra Crystal Palace pada Boxing Day, dan cedera lagi.


8. Mateo Kovacic (Chelsea ke Manchester City)

Mateo Kovacic
Mateo Kovacic / Chris Brunskill/Fantasista/GettyImages

Meskipun total nilai transfernya tidak cukup tinggi, hanya 30 juta paun termasuk bonus, reputasi Mateo Kovacic sebagai bagian dari skuad Chelsea yang berjaya di Liga Champions 2020/21 seharusnya bisa bisa lebih banyak bicara.

Namun, pemain asal Kroasia ini faktanya hanya lebih sering menjadi pemain pelapis di Manchester City dan kalah bersaing dengan Rodri.


7. Kai Havertz (Chelsea ke Arsenal)

Kai Havertz
Kai Havertz (Arsenal) / Richard Heathcote/GettyImages

Dibeli dengan harga 75 juta paun dan dianggap sebagai salah satu pemain terbaik Chelsea di bawah Thomas Tuchel, penurunan performa Kai Havertz sudah terlihat sejak era Chelsea di bawah Graham Potter.

Arsenal tetap percaya diri menawar tinggi sang pemain dan Havertz terlihat cukup kesulitan untuk beradaptasi dengan skema taktik Mikel Arteta, meskipun ada indikasi performanya sedikit membaik jelang akhir tahun.


6. Rasmus Hojlund (Atalanta ke Manchester United)

Rasmus Hojlund
Rasmus Hojlund / James Gill - Danehouse/GettyImages

Dengan total transfer mencapai 73 juta paun, Rasmus Hojlund disambut meriah oleh suporter Manchester United yang berharap mereka memiliki Erling Haaland-nya Denmark. Namun, dengan torehan satu gol sepanjang paruh musim 2023/24 di Liga Inggris, serta kegagalan Setan Merah melaju ke babak 16 besar Liga Champions, membuat torehan lima golnya di kompetisi elit Eropa menjadi tidak terlalu berarti.


5. Sandro Tonali (Milan ke Newcastle)

Sandro Tonali
Sandro Tonali / Robbie Jay Barratt - AMA/GettyImages

Awalnya, semuanya berjalan manis untuk pemain yang dikabarkan dibeli dengan harga 70 juta euro oleh Newcastle ini. The Toon Army merasakan sentuhan ajaib Tonali yang mengerek posisi mereka ke papan atas klasemen.

Masuknya Tonali ke dalam daftar ini diiringi alasan yang berbeda dengan nama lainnya. Skandal judi membuat Newcastle harus menelan kekecewaan, rasa malu, dan menyaksikan eks pemain Milan ini dihukum 10 bulan larangan aktif di lapangan hijau.


4. Mason Mount (Chelsea ke Manchester United)

Mason Mount
Mason Mount / Robbie Jay Barratt - AMA/GettyImages

Mason Mount sebenarnya selalu menyimpan potensi bagus dalam dirinya. Akan tetapi, aspek tersebut tidak dibarengi level konsistensi karena kondisi tim yang juga memengaruhi performanya.

Saat MU membelinya dengan harga 60 juta paun dari Chelsea, mereka berharap bisa memberikan kondisi yang lebih baik untuk Mount, tetapi sang pemain sepertinya belum bisa lepas dari tekanan yang tercipta seiring kepindahannya ke Old Trafford.


3. Mykhailo Mudryk (Shakhtar Donetsk ke Chelsea)

Mykhailo Mudryk
Mykhailo Mudryk / Sebastian Frej/MB Media/GettyImages

Pembelian Mykhailo Mudryk dari Shakhtar Donetsk ke Chelsea seakan kental dengan nuansa non sepak bola. Terlepas dari anggapan itu benar atau tidak, harga 70 juta euro yang digelontorkan The Blues belum dibalas dengan performa memukau sang pemain. Mudryk bahkan masih lebih sering menghangatkan bangku cadangan ketimbang menjadi starter.


2. Andre Onana (Inter ke Manchester United)

Nottingham Forest v Manchester United - Premier League
Andre Onana / MB Media/GettyImages

Kesuksesan Inter melaju ke final Liga Champions 2022/23 dan performa memukau Andre Onana di laga tersebut seolah memberi harapan besar pada pendukung Manchester United bahwa mereka akan mendapatkan sosok tangguh di bawah mistar tim asuhan Erik ten Hag.

Namun, rangkaian blunder, kemampuan organisasi yang buruk di lini pertahanan, membuat MU kebobolan banyak gol di paruh musim ini saja. Harga 52,5 juta euro yang dibayarkan MU ke Inter jelas terlihat agak sia-sia dengan performa Onana yang angin-anginan.


1. Moises Caicedo (Brighton ke Chelsea)

Moises Caicedo
Moises Caicedo / Robin Jones/GettyImages

Proses transfer yang berlarut-larut, persaingan dengan Liverpool, dan harga setinggi langit (116 juta euro), sepertinya belum dibayar lunas dengan performa apik dari sang pemain. Faktanya, Caicedo juga bukan pilihan utama tim asuhan Mauricio Pochettino. Sebuah ironi, pemegang rekor transfer termahal Liga Inggris justru tampil buruk.