Cerita Jody Morris Soal Pemecatan Frank Lampard dari Kursi Kepelatihan Chelsea
Oleh Amanda Amelia
Serangkaian hasil buruk yang diraih Chelsea di musim 2020/21 membuat manajemen klub akhirrnya memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Frank Lampard. Partai melawan Luton Town di putaran empat Piala FA pun jadi pertandingan terakhir pelatih berusia 42 tahun itu bersama The Blues.
Inkonsistensi memang sempat menjadi permasalahan utama yang dialami Mason Mount dan kawan-kawan, saat itu mereka juga menempati posisi 10 klasemen sementara Liga Inggris.
Thomas Tuchel pun langsung ditunjuk sebagai suksesor, namun menurut Jody Morris, Chelsea mengambil tindakan yang cenderung terburu-buru dan kejam, pasalnya dia dan Lampard masih merasa yakin bisa mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam klub.
"Musim lalu sepertinya setiap tim sempat mengalami periode yang buruk. Hal tersebut juga dialami Chelsea, kami tampil di bawah standar selama enam pekan. Itu benar-benar jelas," ujar Jody Morris seperti dilaporkan Daily Mail.
"Di Chelsea, pemecatan pelatih memang sering kali terjadi. Apakah saya berpikir hal itu kejam? Ya, itu benar-benar kejam," tambahnya.
Keputusan Chelsea untuk mengakhiri kerja sama dengan Lampard dan kemudian menunjuk Thomas Tuchel sepertinya bukanlah hal yang keliru, mereka berhasil mengakhiri musim 2020/21 dengan menjuarai Liga Champions, sementara kini di musim 2021/22, The Blues juga menempati posisi teratas klasemen sementara dengan raihan 29 poin.