Bukayo Saka Buka Suara Soal Kegagalan Penaltinya di Final Piala Eropa 2020

Bukayo Saka
Bukayo Saka / Laurence Griffiths/Getty Images
facebooktwitterreddit

Tim nasional Inggris gagal memanfaatkan status sebagai tuan rumah dan harus mengakui keunggulan Italia di final Piala Eropa 2020 yang berlangsung di Wembley, Senin (12/7) dini hari WIB.

Unggul melalui gol cepat Luke Shaw di menit kedua, Italia sukses menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat gol yang dicetak Leonardo Bonucci. Skor imbang di waktu normal dan babak perpanjangan waktu membuat pemenang harus ditentukan melalui babak adu penalti.

Bukayo Saka, Manuel Locatelli
Bukayo Saka / Visionhaus/Getty Images

Dewi fortuna sepertinya memang lebih berpihak pada Azzurri, walau dua eksekutor mereka, Jorginho dan Andrea Bellotti gagal membobol gawang Jordan Pickford, tiga penendang lain yakni Leonardo Bonucci, Domenico Berardi dan Federico Bernadeschi menjalankan tugas dengan sempurna.

Berbeda cerita dengan Inggris, walau dua eksekutor awal, Harry Maguire dan Harry Kane berhasil membobol gawang Gianluigi Donnarumma, tiga penandang terakhir, yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka gagal. Skor akhir Italia 3-2 Inggris.

Setelah dalam beberapa waktu terakhir memilih bungkam, Bukayo Saka akhirnya buka suara. Pemain Arsenal itu mengakui bahwa dirinya sangat sedih dan kecewa karena gagal menjalankan tugasnya dengan baik.

"Tidak ada kata-kata yang dapat menjelaskan seberapa kecewanya saya dengan hasil akhir dan penalti itu. Sebelumnya saya begitu yakin bahwa kami bisa menjadi juara. Saya dan rekan-rekan setim ingin mempersembahkannya untuk para penggemar," ujar Saka seperti dilansir Daily Mail.

"Dalam kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan permohonan maaf karena kami tidak bisa membawa pulang Piala Eropa tahun ini. Saya berjanji pada kalian (suporter) bahwa kami akan memberikan segalanya untuk memastikan bahwa generasi ini tahu bagaimana rasanya menjadi juara," tambahnya.

Kegagalan penalti Saka membuat dia dan dua pemain lainnya, yakni Marcus Rashford dan Jadon Sancho mendapatkan cacian berbau rasism di media sosial, pemain berusia 19 tahun itu mengaku kesal namun menegaskan bahwa hal semacam itu takkan membuatya menyerah.

"Reaksi yang saya perlihatkan pasca pertandingan sudah menjelaskan semuanya. Saya benar-benar kecewa dan merasa sudah mengecewakan para suporter," lanjutnya.

"Dalam kesempatan ini, saya ingin menegaskan bahwa saya takkan membiarkan semua kata-kata rasisme atau bernada negatif lainnya mempengaruhi atau menghancurkan diri saya. Terima kasih juga saya ucapkan pada pihak-pihak yang sudah membela dan mendoakan saya," pungkas Saka.