Braif Fatari, Penerus Mutiara Papua di Timnas Indonesia

Braif Fatari
Braif Fatari / 90min
facebooktwitterreddit

Persija Jakarta di Liga 1 musim ini mengandalkan pemain-pemain muda. Tak ada lagi nama Evan Dimas, Marc Klok, Sandi Darman Sute, ataupun Shahar Ginanjar. Kini Macan Kemayoran mengandalkan nama-nama wonderkid semacam Braif Fatari.

Braif Fatari merupakan pemain berdarah Sorong, Papua Barat yang lahir di Manado, 15 Juli 2002. Ia merupakan mutiara Papua yang bergabung dengan Persija sejak Mei 2019.

Bergabungnya Braif ke Persija tidak lepas dari penampilan apiknya saat menjalani program dari PSSI dan Mola, Garuda Select pada 2018. Selain itu, Braif juga bagian dari skuad Timnas Indonesia U19 asuhan Fakhri Husaini.

Bicara soal Garuda Select, Braif merupakan alumnus angkatan pertama program yang belajar ke Inggris dari Januari hingga Mei 2019. Selama di Inggris, Braif bersama tim melakoni setidaknya 17 pertandingan melawan tim akademi Inggris, termasuk Arsenal dan Chelsea.

Bakat Braif ditemukan oleh pemandu bakat Garuda Select, Timo Scheunemann. Pelatih blasteran Jerman-Indonesia itu memiliki peran besar terhadap karier Braif. Timo-lah yang merokmendasikan masuk Skuad Garuda Select pada awal 2019. Timo yang bertugas memantau seleksi pemain di Malang, terpukau dengan Braif.

"Waktu itu saya mengikuti turnamen Piala Menpora 2017 di Bali mewakili Papua Barat. Di situ saya dilihat sama pelatih saya yakni coach Aples Tecuari. Setelah itu saya disuruh ke Malang untuk seleksi pemain yang direkomendasikan masuk ke Garuda Select 2019," kata Braif Fatari dikutip dari Supersoccer.

"Dan bersyukur bersama 23 pemain lainnya saya terpilih masuk tim Garuda Select 2019 yang berlatih selama enam bulan di Inggris. Setelah itu pada 2019 saya terpilih masuk ke Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 di Vietnam," imbuhnya.

Saat itu Braif tanpa klub. Namanya langsung disodorkan Timo kepada Direktur Teknik Garuda Select, Dennis Wise dan pelatih Des Walker. Braif-pun lalu berangkat ke Jakarta untuk bergabung dengan 22 pemain terpilih lainnya.

Pada Januari 2019, Braif Fatari bersama Garuda Select terbang ke Inggris untuk berlatih dan beruji coba di sana selama beberapa bulan.

Diarsiteki Dennis Wise dan Des Walker, Braif mengaku kini jauh lebih berkembang. "Melawan tim-tim (muda) di sana yang unggul secara postur membuat saya menjadi lebih percaya diri. Belum lagi soal cuaca dan iklim yang benar-benar berbeda dengan Indonesia," ucap Braif.

"Bertanding menghadapi lawan yang unggul secara postur dan usia tentu saja membutuhkan taktik dan teknik tersendiri. Saya banyak belajar dari coach Dennis Wise dan coach Des Walker soal itu. Keduanya juga sering memberikan masukan bagaimana kita harus bermain efektif," lanjut pemain asal Papua itu.

Baginya, banyak pengalaman yang didapatnya di Inggris. Salah satunya ketika harus berhadapan dengan akademi Chelsea yang memiliki permainan modern dan tempo tinggi khas Inggris.

"Mungkin salah satu lawan yang tidak bisa saya lupakan saat melawan Chelsea. Karena saat itu benar-benar kami diajarkan bermain bola baik. Kami kalah dengan skor 2-7 tapi saya senang bisa berhadapan tim kuat seperti mereka," tegasnya

Menjadi bagian dari Garuda Select, Braif merasa bangga. Ia pun senang bisa mendapat kesempatan menimba ilmu sepak bola di Inggris dan membawa bekal sebagai pesepakbola profesional.

"Berkat Garuda Select, mimpi kita dan anak Indonesia untuk bermain berlatih, dan bermain, di luar negeri menjadi kenyataan," sambung Braif.


Dipercaya Persija dan Timnas

Peruntungannya di Timnas U19 kembali didapat Braif saat pulang dari Inggris. Di bawah asuhan Shin Tae-yong pada 2020, Braif selalu masuk dalam skema permainan. Bahkan Braif yang terbiasa menjadi gelandang, kini fasih bermain sebagai penyerang karena arahan Tae-yong.

Postur Braif yang mencapai 180 cm dan besar seusianya diyakini menjadi salah satu daya tarik Tae-yong. Terbukti, Braif selalu menjadi pemain yang dipanggil Tae-yong.

Mulai dari pemusatan latihan (TC) di Jakarta, Braif selaku terplih menjadi salah satu dari 30 pemain yang berangkat ke Kroasia pada Agustus 2020.

Dari sinilah, Braif mengalami transisi bermain dari gelandang ke penyerang. Ia kerap berduet dengan Saddam Gaffar, pemain PSS Sleman yang akhirnya bersinar di Piala Menpora.

Sekembalinya dari Timnas U19, Braif Fatari tampak lebih matang. Di bawah asuhan Sudirman, ia menjadi salah satu pemain muda yang dibawa bersama skuad utama Persija di Piala Menpora 2021. Bahkan Braif membawa Macan Kemayoran juara.

Braif Fatari semulah hanyalah supersub, tapi pelan-pelan ia mulai mampu menggeser posisi Ramdani Lestaluhu untuk menemani Marc Klok dan Rohit Chand di lini tengah Persija.

Performa impresif Braif Fatari bersama Persija di Piala Menpora membuahkan satu tempat Timnas Indonesia. Shin Tae-yong memanggilnya ke pemusatan latihan di Jakarta untuk menyongsong Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.

Di Persija, Braif mendapat kepercayaan dari jajaran pelatih Si Merah, setelah tujuh pekan absek karena cedera kaki. Alessio Angelo menempatkan Braif sebagai gelandang maupun striker berdampingan dengan Alfriyanto Nico ataupun Marko Simic saat turun bermain Madura United dan Persik Kediri.

Bakat Braif masih akan terus berkembang. Setelah pulih, Braif diyakini bakal kembali bersinar baik di Persija maupun di Timnas Indonesia. Ia menjadi penerus bakat sepak bola Papua di sepak bola Tanah Air.