Barter Pemain Arthur-Pjanic Menandakan Buruknya Manajemen Internal Barcelona
Oleh Arief Hadi Purwono
FC Barcelona dan Juventus semakin dekat merealirsasikan barter pemain antara Arthur Melo dan Miralem Pjanic. Dalam transfer tersebut kabarnya Blaugrana menambahkan uang kas karena banderol Pjanic lebih mahal ketimbang Arthur.
Victor Font selaku kandidat calon Presiden Barcelona melihat transfer itu sebagai buruknya kondisi internal klub Catalunya itu. Pasalnya menilik dari segi usia Arthur masih muda (23 tahun) dan bisa jadi investasi jangka panjang, sementara Pjanic sudah berumur 30 tahun.
"Kesepakatan pertukaran ini, yang tampaknya sudah dekat terjadi, sekali lagi menggarisbawahi kenyataan bahwa keadaan klub sangat mengkhawatirkan dan ini adalah area yang paling rusak," tutur Font dikutip dari Marca.
"Ini adalah gambaran baru bahwa tidak ada proyek olahraga dalam waktu yang penting bagi klub."
"Pertukaran Arthur untuk Pjanic mungkin dinilai terlalu tinggi dalam harga pasar dan meningkatkan pengeluaran gaji dan bonus masa depan dengan seorang pemain yang menuju ke fase akhir kariernya."
"Kami mengeluh bahwa, sekali lagi, mereka menempatkan kepentingan orang-orang di atas kepentingan klub," tegas Font.
Menurut Font pertukaran itu unik karena Barca membeli Arthur untuk jangka panjang dan justru melepasnya ke Juventus. Manajemen Barca dari sisi rekrutmen pemain untuk kesekian kalinya memperlihatkan kelemahan mereka.
"Ada situasi keuangan yang genting dan gangguan dalam proyek olahraga," tambah Font.
"Transfer itu sekali lagi menunjukkan bahwa prioritas absolut dewan adalah menyeimbangkan akun mereka dengan melakukan potongan besar pada sistem jaminan yang sangat merusak dan terlebih lagi dengan akun yang telah berada di bawah tekanan selama bertahun-tahun, jauh sebelum pandemi."
"Tahun lalu itu ada (Jasper) Cillessen dan Neto. Tahun ini, untuk menutupi punggung mereka, dewan telah mengoyahkan klub pemain muda dan strategis untuk masa depan yang mereka tandatangani dalam waktu yang relatif singkat," pungkas dia.