Bagus Kahfi, Talenta Indonesia Gapai Mimpi di Belanda

Bagus Kahfi
Bagus Kahfi / 90min
facebooktwitterreddit

Nama Amiruddin Bagus Kahfi sudah pasti tak asing di telinga pecinta sepak bola Indonesia. Ia menjadi salah satu pemain muda yang bersinar dan striker masa depan Skuat Garuda.

Bakat Bagus Kahfi pertama kali menghentak publik terjadi saat ia membela Timnas Indonesia U16. Ia menjadi top scorer di ajang Piala AFF U16.

Bagus Kahfi lahir di Magelang pada 16 Januari 2002. Sejak usia 6 tahun, keduanya selalu bersama-sama bermain sepak bola di SSB Nagapkca Magelang, SSB Putra Harapan Magelang, GISSI Cabang Magelang, Akademi Celo Magelang, dan Persada Bromo FC.

Selain berkutat di Magelang, Bagus Kahfi juga menimba ilmu di SSB lainnya seperti SSB Blue Eagle Jakarta, SSB Undip Semarang, dan SSB Putra di Kalimantan Tengah. Bersama Bagas, mereka juga menimba ilmu hingga ke Frenz United Malaysia serta Chelsea Soccer School di Singapura.

Di usia muda tak membuat Bagus merasa resah untuk merantau. Berbagai SSB pernah ia coba dan dari situlah ia dapat mengikuti berbagai turamen lainnya. Frenz United di Malaysia sempat menjadi pelabuhan Bagus.

Bagus yang pada saat itu baru berumur 13 tahun turut tampil membela Frenz United U-15 di berbagai turnamen internasional. Dilansir dari Vocket FC, Mohamad Shaipul, pelatih Franz saat itu mengaku kagum dengan kecepatan yang dimiliki Bagus.

“Saya pertama kali tertarik dengan duo kembar ini sejak turnamen melawan Blue Eagles di Jakarta, saya lihat Bagas dan Bagus ini memiliki kecepatan. Dari segi kemahiran individu pula memang ada kualitas. Dua orang ini juga ada semangat juang yang tinggi,” ujar Mohamad Shaipul.

Tak berhenti di Franz, Bagus dan Bagas mendapat kesempatan mengikuti program pendidikan dari Chelsea. Saat itu, Chelsea Soccer School di Singapura sedang mencari bibit unggul dari kawasan Asia Tenggara.

Bertarung di Piala Soeratin dan Panggilan Timnas U16

Usai melanglang buana, Bagus mendapat kesempatan bermain di turnamen usia muda yang legendaris, yakni Piala Soeratin. Pada Piala Soeratin U15 2017, Bagus membela PSSA Asahan dan finis sebagai runner-up turnamen. Ia bahkan menjadi top scorer dengan 11 gol.

Prestasi menterang di Piala Soeratin membuat Bagus menjadi pusat perhatian, termasuk pelatih Timnas Indonesia U16 saat itu, Fakhri Husaini. Ia pun mendapat panggilan pertamanya untuk memebela timnas pada 2017.

Sayangnya Bagus gagal membawa timnas meraih prestais karena terhenti di fase grup Piala AFF U16. Meski demikian, Bagus sempat melesakkan hattrick ke gawang Australia.

Dari momen itu, Bagus terus dipercaya membela timnas U16. Permainannya terus meningkat dan ia masuk ke skuat timnas untuk Kualifikasi Piala Asia U16 2017.

Saat itu Indonesia tergabung di Grup G bersama tim tuan rumah Thailand dan Bagus mengoleksi tiga gol sepanjang babak itu untuk membawa tim menjuarai grup dan lolos ke babak utama Piala Asia yang digelar satu tahun setelahnya.

Setahun berikutnya, Bagus terakhir kali membela timnas U16. Ia berlaga di Piala AFF U16 dan Piala Asia U16. Dua ajang itu membuat Bagus kian dikenal publik sepak bola Indonesia.

Pada gelaran tersebut, Bagus mengakhiri turnamen dengan titel pemain tersubur, yaitu sebanyak 13 gol. Jumlah itu merupakan torehan terbanyak yang pernah diukir dalam satu putaran final Piala AFF dalam sepuluh edisi terakhir.

Lalu di Piala Asia U16 yang digelar di Malaysia pada September-Oktober 2018, Bagus mampu membawa Indonesia melaju sampai babak 8 besar. Sayang Indonesia tersingkir setelah dikalahkan Australia.

Promosi ke Timnas U19

Tahun 2019 menjadi tahun yang penting bagi Bagus Kahfi. Ia mendapat kesempatan naik level ke timnas U19. Bagus menjadi pemain penting Indonesia di Piala AFF U19 di Vietnam.

Sayangnya, Indonesia hanya mampu mencapai babak semifinal setelah kalah adu penalti dari Malaysia. Meski demikian, Bagus tetap bersinar. Enam gol berhasil dibuatnya sepanjang turnamen dan menjadikan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak bersama pemain Australia, Dylan Ruiz-Diaz, dan penyerang Timor Leste, Mouzinho Barreto.

Kiprah Bagus kemudian berlanjut di Kualfikasi Piala Asia U19 yang berlangsung di Jakarta pada Oktober 2019. Indonesia satu grup dengan Timor Leste, Hong Kong, dan Korea Utara. Hasilnya, Indonesia juara grup setelah menang dua kali dan sekali imbang.

Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat generasi Bagus gagal bermain di dua ajang penting, yakni Piala Asia U19 2020 dan Piala Dunia U20 2021.

Berguru di Garuda Select

Bagus mendapat kesempatan mengikuti Program Garuda Select di Inggris selama dua season, yakni pada Season 1 (Januari-Mei 2019) dan season 2 (Oktober 2019-Maret 2020). Ia menjadi andalan tim yang dibesut Denis Wise itu. Bahkan Bagus mampu mencetak banyak gol (5 gol di-season 1 dan 16 gol di-season 2).

Selama bergabung dengan Garuda Select, Bagus menyita perhatian pelatih-petih di Eropa. Salah satunya Per Mertesacker, pelatih akademi Arsenal. Hal ini diungkapkan perwakilan Mola TV, Mirwan Suwarso.

"Dia (Mertesacker) nyamperin Dennis Wise dan dikenalin ke saya. Dia bilang penyerang kalian (Garuda Select) sangat bagus. Lantas ia bertanya namanya siapa, saya jawab namanya Bagus," kata Mirwan.

Mertesacker sempat menyampaikan minatnya mengajak bagus bergabung dengan latihan Arsenal serta menjalani serangkaian tes. Sayang, hal itu urung terlaksana karena Bagus tak lolos syarat administrasi sepak bola Inggris.

Salah satu poin yang memberatkan adalah posisi Indonesia di peringkat FIFA yang berada jauh di bawah (171). Tentu, ini membuat Bagus sedikit kecewa namun dirinya tetap profesional bermain di Program Garuda Select.

Selain itu, performa apik Bagus selama membela Garuda Select juga menjadi sorotan media asing. Salah satunya adalah Live Sports Asia (Singapura) yang memberi julukan khusus kepada Bagus Kahfi, yakni Ruud Gullitnya Indonesia.

Live Sport Asia memberi julukan tersebut karena penampilan Bagus Kahfi yang memiliki rambut kribo. Model rambut tersebut kadung identik dengan legenda sepak bola Belanda, Ruud Gullit.

“Pada usia 17, Gullit Indonesia siap bermain di Eropa. Amiruddin Bagus Kahfi tertarik pada banyak tim Eropa, dan dia siap menantang dirinya sendiri setelah meninggalkan Indonesia," tulis Live Sports Asia.

Sempat Cedera Parah

Karie Bagus tak selamanya lancar. Bagus menderita cedera saat membela Garuda Select melawan Reading di season 2. Bagus dihantam cedera patah pergelangan dan pergeseran ligamen yang memaksanya absen cukup lama.

Selama proses perawatan dan operasi, dia ditangani oleh salah satu tim dokter terbaik di Lewin Clinic, Inggris. Setelah delapan bulan mengalami perawatan, ia menunjukkan progres yang baik.

Bagus pun menjalani program pemulihan cedera di fasilitas kesehatan FC Utrecht. Ini dilakukan atas dasar rekomendasi Denis Wise. Bagus juga mengabarkan hal tersebut melalui akun sosial medianya.

Postingan itu menyiratkan bahwa Bagus siap bergabung dengan Utrecht. Ternyat klub berjuluk Utreg itu benar-benar tertarik dengan Bagus. Namun, Utrecht tak langsung ujug-ujug membawa Bagus ke tim senior, melainkan untuk Jong Utrecht terlebih dahulu.

“Pas itu saya masih terapi di Inggris kemudian disuruh Dennis Wise ke Belanda, langsungnya buat visa, terus seminggu kemudian saya berangkat ke Belanda” kata Bagus beberapa hari yang lalu.

“Awalnya emang penyembuhan, tetapi mereka ternyata menyimpan minat terhadap saya dan mau merekrut saya. Mereka melihat perkembangan dan mereka juga mau mengambil risiko, karena mereka juga tahu kalau saya habis cedera.” imbuhnya.

Ketertarikan Utrecht menimbulkan drama baru antara klub tersebut dengan Barito Putera. Pasalnya, Bagus saat itu masih berstatus kontrak di Barito.

Namun, setelah saga yang cukup panjang, Barito akhirnya melepas Bagus ke Utrecht. Laskar Antasari mengaku berkomitmen dan mendukung karier Bagus untuk bermain di luar negeri.

Setelah masalah beres, Bagus pun berangkat ke Belanda dan bergabung dengan Utrecht. Ia menjalani mimpinya bermain dan berkompetisi di sepak bola Eropa. Pengalamannya di benua biru itu kelak akan sangat diperlukan timnas Indonesia di masa mendatang.