Argentina Melalui Penderitaan untuk Menjadi Juara Piala Dunia 2022

Argentina lalui penderitaan untuk menjadi juara Piala Dunia 2022 berkat adu penalti atas Prancis
Argentina lalui penderitaan untuk menjadi juara Piala Dunia 2022 berkat adu penalti atas Prancis / Quality Sport Images/GettyImages
facebooktwitterreddit

Timnas Argentina menciptakan sejarah setelah menjadi juara Piala Dunia 2022. Pertandingan final di Lusail Stadium pada Minggu (18/12) ditentukan melalui adu penalti setelah babak perpanjangan berakhir dengan skor imbang 3-3. Gonzalo Montiel sebagai penendang keempat menjadi penentu setelah Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni gagal.

Argentina mengakhiri puasa gelar yang berlangsung selama 36 tahun. Puasa gelar internasional sebelumnya diakhiri pada 2021 melalui titel Copa America. Tetapi gelar juara dunia menjadi satu hal yang menjadi impian dari beberapa generasi Argentina sejak terakhir kali meraih gelar juara tersebut.

Penjaga gawang Argentina, Emiliano Martinez, mengatakan timnya melalui penderitaan sepanjang turnamen sebelum akhirnya menjadi juara. Pandangan yang sama juga disampaikan oleh Lionel Scaloni selaku pelatih utama.

“Ini adalah pertandingan di mana kami merasakan penderitaan. Dua peluang dengan kualitas rendah membuat Prancis menyamakan kedudukan. Kemudian mereka kembali mendapatkan gol dari penalti. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa saya dapat berperan dalam adu penalti, sesuatu yang sudah saya impikan. Saya tidak dapat membayangkan ini terjadi. Saya merasa tenang pada adu penalti,” ucap Emiliano Martinez dikutip dari Reuters.

“Saya tidak percaya kami harus menderita seperti ini dalam laga yang nyaris sempurna. Saya terkejut, tetapi tim ini dapat memberi respon terhadap situasi apapun. Saya bangga dengan pencapaian mereka. Ini adalah tim yang luar biasa. Apa yang kami lalui membuat Anda dapat merasa emosional. Ini adalah momen historis bagi negara kami yang patut dirayakan,” tambah Lionel Scaloni dalam konferensi pers pasca pertandingan.

Lionel Messi akhirnya meraih apa yang dicapai oleh idolanya – Diego Maradona – pada 1986 saat menjadi juara di Meksiko. Titel yang diinginkan oleh Messi dan rekan-rekannya sepanjang karier mereka masing-masing dapat dibawa pulang ke Buenos Aires, kota yang merayakan pencapaian ini di bayang-bayang krisis ekonomi dan tingkat inflasi yang luar biasa.