9 Bek yang Mencetak Gol Penting di Pertandingan Besar
Oleh Nanda Febriana
Mencetak gol memang bukan tugas utama seorang bek, namun bukan berarti para pengawal di lini pertahanan tak berkesempatan menjadi pahlawan timnya di laga besar.
Kedelapan bek di bawah ini membuktikan bahwa sebagai bek mereka mampu mencetak gol yang tak sekadar gol. Gol mereka menjadi penentu momen penting yang selalu dinanti semua tim dan penggemar sepak bola, kemenangan.
Dari gol-gol di final Liga Champions dan piala domestik, berikut adalah delapan bek yang mencetak gol penting dalam karier mereka.
1. Juliano Belletti
Siapa sangka penentu hasil pertandingan pada final Liga Champions 2006 yang mempertemukan Arsenal dan Barcelona adalah seorang full back yang hanya berstatus sebagai pemain pengganti?
Barcelona sudah tertinggal sejak menit ke-37 melalui gol bek Arsenal Sol Campbell dan baru bisa menyamakan skor pada menit ke-76 melalui Samuel Eto'o. Juliano Belletti pun akhirnya menjadi penentu kemenangan Barcelona pada menit ke-80, sekaligus trofi Big Ear pertama Barc setelah lebih dari satu dekade.
2. Sergio Ramos
Real Madrid membutuhkan waktu 12 tahun untuk meraih La Decima mereka ketika berhasil menaklukkan rival sekota, Atletico Madrid dengan skor 4-1 melalui babak perpanjangan waktu.
Real Madrid sebenarnya nyaris tersungkur setelah gol Diego Godin, yang juga seorang bek, pada menit ke-36 baru bisa mereka balas pada masa injury time melalui sundulan bek dan kapten Sergio Ramos.
Gol itu jelas memperpanjang nafas Madrid dan membuat mental pemain Atletico runtuh seketika hingga gawang mereka dibobol tiga kali dalam masa perpanjangan waktu.
3. Branislav Ivanovic
Salah satu fase terpenting dari keberhasilan Chelsea meraih trofi Big Ear pertama mereka pada musim 2011/12 adalah saat mereka berhasil menyingkirkan Napoli di babak 16 besar.
Chelsea yang kalah 3-1 pada leg pertama membutuhkan keajaiban untuk bisa lolos ke perempat final. Asa pun kembali tumbuh ketika dalam pertarungan 90 menit di Stamford Bridge gol-gol dari Didier Drogba, John Terry, dan Frank Lampard, yang hanya bisa dibalas dengan gol Gokhan Inler, membuat laga harus berlanjut ke perpanjangan waktu.
Bek kanan asal Serbia, Branislav Ivanovic, yang tampil solid di laga ini melengkapi performanya dengan sebiji gol pada masa perpanjangan waktu yang mengirim Chelsea ke babak delapan besar untuk menghadapi Benfica.
4. Vincent Kompany
Pada perjalanan Manchester City menuju juara Liga Inggris 2018/19, sang bek andal sekaligus kapten tim Vincent Kompany. Liverpool dan City terus bersaing ketat di paruh musim kedua dengan hanya satu poin memisahkan keduanya.
Pada pekan ke-37, City nyaris disalip Liverpool ketika Leicester City berhasil membuat mereka kesulitan membobol gawang Kasper Schmeichel. Namun Kompany tampil sebagai pahlawan dengan sepakan kerasnya yang membuat City meraih tiga poin dan berhasil menjaga jarak satu poin untuk meraih gelar juara di pekan berikutnya.
5. Ronaldo Koeman
Barcelona menapak ke final Liga Champions ketiga mereka pada edisi 1991/92 di bawah kepelatihan mendiang Johan Cruyff. Bek top asal Belanda, Ronald Koeman, menjadi penentu kemenangan timnya di laga tersebut.
Melalui tendangan bebas, Komean berhasil mencetak satu-satunya gol di pertandingan ini pada masa injury time. Itu menjadi trofi Big Ear pertama Barca dalam sejarah klub mereka.
6. Nemanja Vidic
Pada musim 2010/11 Chelsea dan Manchester United saling mengejar posisi puncak. Pada pertemuan pertama kapten dan bek Setan Merah Nemanja Vidic dikartu merah dalam kekalahan 1-2.
Pada pertemuan kedua di bulan Mei, kemenangan akan memastikan gelar juara untuk Manchester United. Nemanja Vidic mencetak gol kedua Setan Merah dalam kemenangan 2-1 yang memastikan timnya sebagai kampiun dengan dua laga tersisa.
7. Laurent Koscielny
Arsenal secara mengejutkan tertinggal 0-2 pada laga final Piala FA 2014 menghadapi Hull City. Namun mereka akhirnya berhasil mengangkat trofi turnamen sepak bola tertua di dunia dengan mengunci kemenangan 3-2.
Dari ketiga gol The Gunners salah satunya diciptakan oleh bek mereka, Laurent Koscielny. Sementara dua gol lainnya dicetak oleh Santi Cazorla dan Aaron Ramsey.
8. Marco Materazzi
Baiklah, semua orang akan mengingat tandukan Zinedina Zidane ke dada bek Italia ini ketimbang kontribusi golnya di laga final Piala Dunia 2006 tersebut.
Marco Materazzi mungkin memainkan peran antagonis paling heroik di panggung sepak bola terbesar dunia saat dirinya berhasil memancing kemarahan Zidane dan membuat Prancis bermain dengan 10 orang di masa perpanjangan waktu.
Tapi, Materazzi sudah memanjang nafas Italia dengan gol penyama skornya di menit ke-19, setelah Prancis unggul melalui penalti yang dieksekusi Zizou.
Selanjutnya kita tahu apa yang terjadi. Italia menjadi juara dunia untuk ketiga kalinya melalui adu penalti.