8 Pemain yang Perannya Dianggap Kecil oleh Real Madrid

Angel Di Maria
Angel Di Maria / Denis Doyle/Getty Images
facebooktwitterreddit

Los Galacticos julukan yang universal karena dapat digunakan oleh klub mana saja di dunia ini jika punya skuat bertabur bintang. Akan tapi julukan itu sudah kadung disematkan atau identik dengan Real Madrid.

El Real sudah membentuk era Los Galacticos lama di masa lalu dari jilid I hingga III dari pemain-pemain legendaris seperti Luis Figo, Zinedine Zidane, Roberto Carlos, Ronaldo, David Beckham, Cristiano Ronaldo, hingga Sergio Ramos.

Gemerlap bintang dalam skuat mereka bukan hal yang baru lagi. Akan tapi karena banyaknya nama-nama tenar di sana ada beberapa pemain yang perannya dianggap 'kecil' oleh Real Madrid, beberapa di antaranya sukses di klub lain atau menderita dalam skuat karena jarang main.

Bahkan ada juga pemain yang kontribusinya besar namun tidak mendapatkan banyak sorotan layaknya pemain lainnya dalam skuat. Berikut 90min Indonesia menjabarkan kedelapan pemain tersebut:


1. Wesley Sneijder

Wesley Sneijder
Wesley Sneijder / Denis Doyle/Getty Images

Cedera hingga inkonsistensi bermain menyulitkan Wesley Sneijder tampil optimal bersama Real Madrid pada medio 2007-2009. Pada akhirnya Sneijder dijual ke Inter Milan dengan banderol 15 juta euro dan menjadi protagonis treble winners Nerazzurri pada 2010 di bawah arahan Jose Mourinho.

Sneijder mengakhiri kariernya bersama Al-Gharafa pada 2019 setelah sempat memperkuat Galatasaray dan Nice. Dia punya 134 caps dan 31 gol bersama timnas Belanda.


2. Kaka

Kaka
Kaka / Jasper Juinen/Getty Images

Pemenang Ballon d'Or 2009 dan dianggap pemain terbaik pada eranya. Kaka gabung Madrid dari AC Milan pada 2009 sebesar 65 juta euro. Dia sedianya tak ingin pindah namun klub terpaksa menjualnya untuk mengurangi hutang.


Cedera, inkonsistensi bermain di bawah Jose Mourinho menyulitkan Kaka bermain konsisten di Madrid. Kaka bak menjadi pemain yang berbeda di Madrid dan pada akhirnya kembali ke Milan pada 2013. Cukup disayangkan pemain dengan talentanya tak bisa tampil optimal di Madrid.


3. Arjen Robben

Arjen Robben
Arjen Robben / PIERRE-PHILIPPE MARCOU/Getty Images

Bisa bertahan dengan Real Madrid karena ia menginginkannya pada medio 2007-2009, namun kedatangan Kaka dan Cristiano Ronaldo membuatnya terdepak. Pilihannya gabung Bayern Munchen tidak salah karena Arjen Robben menjadi legenda di sana, meraih banyak trofi dan bermain selama 10 tahun.


Real Madrid kehilangan bakat besar berkaki kidal (sebelum Gareth Bale) dengan kemampuan klasik melakukan penetrasi dan mencetak gol. Kendati demikian Robben ada dalam skuat Madrid yang memenangi titel La Liga dan Piala Super Spanyol.


4. James Rodriguez

James Rodriguez
James Rodriguez / Juan Manuel Serrano Arce/Getty Images

Namanya tenar pada Piala Dunia 2014 bersama Timnas Kolombia. James Rodriguez gabung Madrid dari Monaco di tahun yang sama, namun uniknya Madrid tak dapat memaksimalkan talenta pemain berusia 29 tahun tersebut.


Bukti itu bisa dilihat kala James dipinjamkan selama dua musim pada medio 2017-2019 ke Bayern Munchen. Kembalinya ke Madrid nasib James tak berubah: penghuni bangku cadangan. Sudah saatnya James pindah meski di sana dia meraih dua titel La Liga dan Liga Champions.


5. Fabinho

Fabinho
Fabinho / Denis Doyle/Getty Images

Berkembang bersama AS Monaco (2015-2018) dan semakin terkenal saat meraih titel Liga Champions, Liga Inggris, dan Piala Super Eropa bersama Liverpool. Tapi di masa lalu Fabinho pernah bermain dengan Real Madrid Castilla dan bermain sekali di tim utama.


Madrid tak mengaktifkan klausul pembeliannya hingga Rio Ave menjualnya ke Monaco sebesar delapan juta euro. Melihat performanya sekarang Madrid bisa jadi menyesalinya karena Fabinho bisa jadi pesaing kompetitif bagi kompatriotnya, Casemiro.


6. Clarence Seedorf

Clarence Seedorf
Clarence Seedorf / Clive Mason/Getty Images

Menunjukkan kelasnya bersama Real Madrid pada periode 1996-1999 dan memberikan satu titel La Liga, Piala Super Spanyol, dan satu Liga Champions. Uniknya di kala Clarence Seedorf sedang bagus-bagusnya ia dijual ke Inter Milan. Inter melepasnya ke AC Milan pada 2002 dan sisanya sang legenda mengukir sejarah di sana.


7. Angel Di Maria

Angel Di Maria
Angel Di Maria / JAVIER SORIANO/Getty Images

Kontribusi besar Angel Di Maria mengakhiri penantian La Decima (titel ke-10) Madrid di Liga Champions pada 2014. Ironisnya itu jadi tahun terakhir Di Maria membela Madrid setelah empat tahunnya sebelum pergi ke Manchester United.

Kala itu Di Maria menjadi 'pelayan' setia Ronaldo dengan suplai bola yang diberikannya. Akan tapi Madrid tetap dijualnya dan Di Maria mengakui kepergiannya itu bukan keinginannya. Di Maria tidak tampil bagus dengan United dan kini jadi pemain penting di PSG.


8. Samuel Eto'o

Samuel Eto''o
Samuel Eto''o / Phil Cole/Getty Images


Produk akademi Madrid yang menjadi pemain cadangan di tim utama hingga ia dilepas ke RCD Mallorca pada 2004 setelah dipinjamkan ke Leganes, Espanyol, dan Mallorca. Empat tahun bersama Mallorca Samuel Eto'o gabung Barcelona.

Di sana striker asal Kamerun mengukir sejarah selama lima tahun memperkuat klub dan hal yang sama dilakukannya bersama Inter Milan (2009-2011). Sangat disayangkan talentanya itu tak dapat dimanfaatkan Madrid.