7 Pembelian Mahal Musim 2019/20 yang Gagal Tampil Memuaskan
Oleh Nanda Febriana
Dibeli dengan harga selangit tak menjadi jaminan para pemain ini langsung tampil moncer bersama klub baru mereka. Terbebani dengan ekspektasi, proses adaptasi, hingga faktor cedera menjadi rintangan tersendiri bagi mereka untuk segera memberikan kontribusi berarti bagi klub baru mereka.
Berikut adalah tujuh pembelian pemain mahal musim 2019/20 yang sejauh ini gagal tampil memuaskan bersama klub-klub baru mereka.
1. Luka Jovic (Real Madrid)
Dibeli dengan 60 juta euro oleh Real Madrid pada musim panas 2019 dari Eintracht Frankfurt, performanya di lini depan belum setajam seperti yang diharapkan.
Sejauh ini Luka Jovic baru tampil selama 770 menit di semua kompetisi bersama Los Blancos dan hanya mencetak dua gol dan dua assist. Sebuah kontribusi yang minim mengingat dia ditebus dengan harga yang tidak murah.
2. Eden Hazard (Real Madrid)
Pemain lainnya yang dibeli dengan harga mahal oleh Real Madrid pada musim panas 2019. Eden Hazard dengan performa mengkilapnya bersama Chelsea sejak 2012 membuat Los Blancos memproyeksikannya sebagai pengganti Cristiano Ronaldo yang sudah meninggalkan Santiago Bernabeu pada musim panas 2018.
Untuk seorang pemain yang dibeli dengan harga 100 juta euro, torehan satu gol dan tujuh assist dalam 1400 menit penampilan tentu bukan seusatu yang diharapkan. Namun pemain asal Belgia juga memiliki masalah cedera yang terus mengganggu awal kariernya di Bernabeu.
3. Harry Maguire (Manchester United)
Harry Maguire didatangkan dari Leicester City dengan harapan bisa menutup celah besar di pertahanan Manchester United. Sayangnya, Maguire belum bisa menjalankan tugasnya dengan sempurna.
Kerap melakukan blunder, salah mengambil posisi, dan kurang lihai mengomando barisan pertahanan sebagai seorang kapten tim, Maguire terlihat terlalu mahal untuk seorang bek yang dibanderl mencapai 87 juta euro. Ya, dia lah bek termahal di dunia saat ini.
4. Joao Felix (Atletico Madrid)
Atletico Madrid tak main-main saat nekat mendatangkan bakat muda asal Portugal ini mengingat mereka berani menebusnya dengan harga 126 juta euro dari Benfica, sekaligus menjadikannya pemain termahal keempat di dunia.
Tapi, Joao Felix sepertinya masih membutuhkan adaptasi dengan sistem permainan yang diterapkan Diego Simeone dan La Liga sendiri.
Pemain berusia 20 tahun ini tampil sebanyak 34 kali di lapangan, 2417 menit, dan baru mencetak delapan gol dan tiga assist. Sebuah catatan produktivitas yang masih jauh dari harapan untuk pemain dengan harga selangit seperti dirinya.
5. Antoine Griezmann (Barcelona)
Antoine Griezmann menjejakkan kakinya di Camp Nou ada musim panas 2019 lalu setelah pada musim panas 2018 menolak tawaran Barcelona.
Klub Katalan tersebut merekrut pemain asal Prancis dengan harga 130 juta dengan harapan bisa menciptakan trisula berbahaya di lini depan bersama Lionel Messi dan Luis Suarez.
Faktanya tak semudah membalikkan tangan bagi Griezmann untuk padu bersmaa dua rekan barunya tersebut meski di Atletico Madrid reputasinya sebagai pembobol gawang tak usah diragukan lagi.
Griezmann terlihat agak kesulitan menyesuaikan ritme dan pola permainannya dan sejauh ini baru mencetak 15 gol untuk Barca di semua kompetisi.
6. Tanguy Ndombele (Tottenham Hotspur)
Pergantian tampuk kepelatihan di Tottenham Hotspur dari Mauricio Pochettino ke Jose Mourinho pada November 2019 lalu tak banyak membawa perubahan berarti bagi nasib Tanguy Ndombele di London Utara.
Didatangkan dari Olympique Lyon dengan banderol mencapai 60 juta euro, Ndombele belum sepenuhnya beradaptasi dengan habitat Liga Inggris yang terkenal keras dan cepat. Mourinho bahkan mengindikasikan sang pemain agak rapuh secara mental karena cedera yang dideritanya.
7. Joao Cancelo (Manchester City)
Bek kanan asal Portugal ini ditebus Manchester City dengan harga 60 juta euro dari Juventus pada musim panas 2019 lalu dengan harapan bisa menambah suplai serangan pasukan Pep Guardiola di sisi lapangan.
Tapi seperti halnya para pemain baru di Liga Inggris pada umumnya, Cancelo juga mengalami masalah adaptasi dengan ritme permainan di Inggris yang sangat cepat dibanding Serie A Italia. Sejauh ini Pep Guardiola baru menurunkan sang pemain sebanyak 29 kali dengan catatan waktu di lapangan selama 1996 menit.