7 Manajer yang Mendapatkan Gelar di Musim Pertamanya Melatih
Oleh Nanda Febriana
Duel final Piala FA pada akhir pekan lalu menjadi pertemuan dua manajer yang kariernya baru seumur jagung di dunia kepelatihan antara Frank Lampard (Chelsea) dan Mikel Arteta (Arsenal). Nama terakhir yang disebutkan berhasil mengantar timnya meraih trofi kompetisi sepak bola tertua di dunia tersebut setelah The Gunners meraih kemenangan tipis 2-1.
Arteta bukan satu-satunya manajer yang berhasil meraih gelar di musim pertamanya melatih sebagai pelatih utama di tim utama. Setidaknya ada tujuh manajer yang berhasil meraih pencapaian itu dan berikut adalah nama-nama mereka.
1. Pep Guardiola
Setelah melatih Barcelona B pada musim 2007/08, Pep Guardiola kemudian diangkat sebagai pelatih tim utama Barcelona pada musim selanjutnya. Statusnya sebagai mantan pemain Barcelona dan kepercayaan dewan klub terhadap visi sepak bolanya membuatnya menduudki kursi yang ditinggalkan Frank Rijkaard.
Prestasi Guardiola di musim pertamanya sebagai pelatih tim utama Blaugrana pun tak main-main. Dia berhasil mengantar Barca meraih tiga gelar, La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions, plus menyapu semua gelar di tahun 2009 di semua kompetisi atau final yang diikuti Lionel Messi dkk.
Deretan prestasinya tak berhenti sampai di situ dengan dirinya kembali nyaris mengulang prestasi serupa pada musim 2010/11 dan di sisa tahun 2011, dengan hanya gelar Copa del Rey yang lepas dari gengaman Barcelona.
2. Zinedine Zidane
Zinedine Zidane pada musim panas 2015 sebenarnya sudah diminta oleh manajemen Real Madrid untuk naik tahta melatih tim utama setelah latih tim Castilla sejak 2014, namun tawaran itu ditolaknya.
Zizou tak punya alasan untuk menolak lagi ketika tawaran itu datang enam bulan berselang pada Januari 2016, setelah Rafael Benitez didepak dari kursi kepelatihannya. Hebatnya dalam kurun waktu lima bulan saja, pria Prancis itu berhasil membawa El Real menjuarai Liga Champions untuk kesebelas kalinya.
Prestasi itu dipertahankannya hingga dua musim selanjutnya plus satu gelar La Liga pada 2017. Dia kembali melatih Real Madrid pada Maret 2019 alu setelah sempat meninggalkan jabatannya pada musim panas 2018. Zizou baru saja mengangkat trofi La Liga keduanya sebagai manajer pada Juli lalu.
3. Mikel Arteta
Arsenal tengah muram memasuki akhir tahun 2019 dan performa buruk tim London Utara itu membuat mereka bahkan sempat terlempar dari urutan 10 besar klasemen. Unai Emery pun dipecat dari jabatannya dengan Freddie Ljungberg ditunjuk sebagai pengganti sementara.
The Gunners butuh waktu untuk bisa merekrut eks pemain mereka, Mikel Arteta, yang kala itu masih menjabat sebagai asisten pelatih Manchester City di bawah keeplatihan Pep Guardiola. Arsenal akhirnya berhasil mendapatkan tanda tangan setelah negosiasi yang cukup panjang.
Perbaikan pencapaian di atas lapangan di kancah Liga Inggris dan Liga Europa tak menunjukkan banyak perubahan, tetapi Arsenal terus melaju hingga babak final Piala FA. Pada laga di Wembley akhir pekan lalu, dua gol Pierre-Emerick Aubameyang ke gawang Chelsea membuat Arteta berhasil mengangkat trofi pertamanya pada musim perdananya sebagai pelatih utama.
4. Ruud Gullit
Chelsea punya tradisi aneh pada pertengahan 1990an saat Glenn Hoddle meninggalkan posisinya sebagai pelatih The Blues pada musim panas 1996. Dewan klub secara mengejutkan memilih Ruud Gullit untuk menjadi pemain yang merangkap sebagai pelatih.
Keputusan mengejutkan Chelsea itu rupanya dibayar lunas oleh Ruud Gullit yang berhasil mengangkat trofi Piala FA di akhir musim, sekaligus menjadi trofi pertama Chelsea dalam kurun waktu 26 tahun. Sayangnya dia dipecat pada pertengahan musim berikutnya karena berselisih dengan dewan klub.
5. Gianluca Vialli
Siapa pengganti Gullit? Tak lain adalah Gianluca Vialli yang saat itu statusnya adalah pemain Chelsea. Klub London Barat itu untuk kedua kalinya menunjuk seorang pemain dengan peran merangkap sebagai manajer pada Februari 1998.
Sekali lagi, keputusan The Blues yang cukup kontroversial kala itu justru berbuah manis. Vialli bahkan berhasil mengantar Chelsea meraih dua gelar di akhir musim, Piala Liga dan Piala Winners. Pada usia 33 tahun 308 hari saat ia mengantar The Blues memenangi Piala Winners, Vialli pun menjadi manajer termuda yang berhasil meraih gelar di kompetisi Eropa kala itu sebelum rekornya dipatahkan Andre Villas-Boas yang mengantar FC Porto menjuarai Piala UEFA pada 2011 (33 tahun 213 hari).
6. Fabio Capello
Setelah sempat melatih Milan Primavera dan ditunjuk sebagai manajer sementara pada musim 1986/87 dalam enam pertandingan, Fabio Capello baru ditunjuk menjadi pelatih utama pada musim panas 1991. Penunjukkan itu awalnya diangap sebagai keputusan mengejutkan.
Namun, Capello berhasil membalikkan semua opini tentang dirinya dan berhasil membawa Milan menjuarai Serie A pada musim 1991/92 tanpa sekali pun menelan kekalahan sepanjang musim.
Itu merupakan gelar Serie A pertamanya untuk Milan dari empat gelar yang dipersembahkannya di musim-musim berikutnya. Dia juga mempersembahkan tiga trofi Supercoppa Italia dan satu gelar Liga Champions pada 1993/94.
7. Kenny Dalglish
Tak hanya Chelsea yang pernah menunjuk sosok pemain untuk merangkap tugas sebagai pelatih, Liverpool juga menunjuk salah satu pemain top mereka, Kenny Dalglish, untuk mengisi jabatan pelatih pada musim 1985/86.
Musim tersebut menjadi musim pertama Dalglish menjadi pelatih dan langsung berakhir dengan kesuksesan. The Reds menambah dua gelar liga lagi di bawah kepelatihannya, membuat Dalglish total berperan dalam delapan gelar liga untuk klub asal Merseyside tersebut.