6 Pelatih yang Hanya Bisa Sukses di Klub Tertentu
Oleh Nanda Febriana
Ada beberapa pelatih ternama di daratan Eropa yang sepertinya hanya memiliki nasib baik di klub-klub tertentu. Itu berarti saat melatih di klub lain, kisah mereka tak seindah di klub yang berhasil membesarkan nama mereka.
Berikut adalah enam pelatih yang hanya bisa sukses di klub tertentu dan mengalami kemunduran prestasi atau pencapaian saat melatih di klub lain.
1. David Moyes
Pelarih asal Skotlandia ini mendapatkan kehormatan untuk mengisi kursi yang ditinggalkan Sir Alex Ferguson pada musim panas 2013 berkat kepelatihannya yang cukup memikat di Everton selama 11 tahun.
Salah satu pencapain terbaik Moyes tentu saja saat dirinya berhasil membawa The Toffees duduk di posisi empat besar pada musim 2004/05. Sayangnya tiket Liga Champions yang mereka dapatkan untuk musim 2005/06 hanya sampai ke babak kualifikasi sebelum berhasil menembus babak fase grup. Dia juga berhasil membawa Everton melangkah ke final Piala FA pada 1009, tapi kalah 1-2 dari Chelsea meski sempat unggul terlebih dahulu.
Selama membesut Everton, Moyes tiga kali dianugerahi LMA Manager of the Year, namun usia kepelatihannya di Old Trafford bahkan tak sampai genap satu musim.
2. Andre Villas-Boas
Prestasi Andre Vilas-Boas membawa FC menjuarai Liga Europa edisi 2010/11 membuat Chelsea kepincut untuk merekrutnya sebagai pelatih baru menggantikan Carlo Ancelotti yang dipecat.
Sayangnya cerita indah tak terulang di ibukota Inggris. Pelatih asal Portugal yang sebelumnya menjadi asisten pelatih The Blues di era kepelatihan pertama Jose Mourinho (2004-2007) bahkan dipecat pada bulan Maret menyusul performa buruk di kancah domestik dan Liga Champions.
Chelsea menjadi juara Piala FA dan Liga Champions di akhir musim sementara Villa-Boas mendarat di Tottenham Hotspur, hanya untuk bertahan selama semusim di sana.
3. Sven Goran-Eriksson
Sebanyak 16 tim pernah dilatih Sven Goran-Ericksson, termasuk empat di antaranya merupakan tim nasional. Namun satu-satunya sepak terjang menawan pria Swedia bersma aklub di lima liga top Eropa adalah saat melatih SS Lazio pada akhir 90an hingga awal 2000an.
Sementara bersama AS Roma dan Sampdoria maksimal hanya mampu mempersembahkan Coppa Italia, bersama Lazio Eriksson sukses mempersembahkan tujuh gelar, termasuk gelar Serie A 1999/2000, yang menjadi gelar liga terakhir Biancoceleste hingga hari ini.
4. Claudio Ranieri
Dari 19 tim yang pernah dibesut Claudio Ranieri, hanya Leicester City yang berhasil dibawanya ke tangga juara liga domestik yang termasuk lima kompetisi top Eropa.
Keberhasilan Ranieri membawa The Foxes menjuarai Liga Inggris 2015/16 membuat namanya dipuja-puja media dan penggemar sepak bola Inggris. Sayangnya, dia justru dipecat sembilan bulan berselang setelah Leicester City terjerembab di papan bawah klasemen Liga Inggris.
5. Luis Enrique
Sejak memulai kepelatihannya pada tahun 2008, Luis Enrique total sudah melatih lima tim, termasuk yang saat ini masih dijabatnya adalah pelatih tim nasional Spanyol.
Namun dari pengalamannya melatih Barcelona B, AS Roma, Celta, dan Barcelona, baru klub yang disebutkan terakhir yang berhasil dibawanya meraih piala atau trofi.
Tak tanggung-tanggung, Luis Enrique membawa Barca meraih treble pada musim 2014/14 dengan tambahan dua trofi lainnya yaitu Piala Super UEFA dan Piala Dunia Antarklub.
Penundaan gelaran Piala Eropa 2020 pun membuat kita harus menunggu apakah Luis Anrque bisa meneruskan kesuksesannya di Barcelona ke level internasional bersama tim nasional Spanyol.
6. Bernd Schuster
Setidaknya sembilan tim sudah pernah ditangani pria Jerman yang berhasil membawa negaranya menjuarai Piala Eropa 1980 ini. Namun dari sembilan tim tersebut, termasuk Malaga, Getafe, Fc Koln, dan Real Madrid, hanya nama terakhir yang bisa diberinya gelar liga domestik.
Bernd Schuster membawa El Real menjuarai La Liga pada musim 2007/08 dan menjuarai Piala Super Spanyol 2008. Sayangnya karena hubungan yang kurang baik dengan media, Schuster memilih untuk mengundurkan diri pada Desember 2008 untuk digantikan oleh Juande Ramos.