5 Final Sepakbola Paling Membosankan dalam Beberapa Tahun Terakhir

Netherlands v Spain: 2010 FIFA World Cup Final
Netherlands v Spain: 2010 FIFA World Cup Final / Michael Steele/Getty Images
facebooktwitterreddit

Pertandingan final dalam kompetisi apapun menjadi momen puncak yang diisi dengan ekspektasi tinggi. Laga yang menghibur diharapkan oleh seluruh pihak terkait, terutama penonton netral yang tidak menyaksikannya. Namun, kadang ekspektasi untuk menghasilkan laga yang menghibur tidak dapat dipenuhi, akibat berbagai faktor di dalam maupun luar lapangan.



Berikut adalah lima pertandingan final sepakbola yang paling membosankan dalam beberapa tahun terakhir.


1. Bayern Munchen vs Chelsea (Liga Champions 2011/12)

Didier Drogba / Chelsea
Didier Drogba / Chelsea / PATRIK STOLLARZ/Getty Images

Bayern Munchen dan Chelsea berhadapan di Allianz Arena dalam pertandingan final Liga Champions musim 2011/12. Perjalanan Chelsea sebagai tim yang tidak diunggulkan mempertemukan mereka dengan Bayern yang menjalani pertandingan di kandang sendiri. Kondisi ini membuat ekspektasi pertandingan yang menghibur.



Nyatanya, Bayern mendominasi jalannya pertandingan akibat keputusan The Blues untuk bermain defensif sepanjang laga. Pertandingan waktu normal berakhir dengan skor imbang 1-1 berkat gol dari Thomas Muller dan Didier Drogba.



Chelsea pulang dengan membawa titel Liga Champions setelah mengalahkan Bayern melalui adu penalti.


2. Belanda vs Spanyol (Piala Dunia 2010)

Netherlands v Spain: 2010 FIFA World Cup Final
Netherlands v Spain: 2010 FIFA World Cup Final / Jasper Juinen/Getty Images

Pertandingan final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan mempertemukan Timnas Belanda dan Spanyol. Belanda lolos setelah menyingkirkan Slovakia, Brasil, dan Uruguay. Sementara Spanyol menyingkirkan Portugal, Paraguay, dan Jerman. Skema permainan La Furia Roja mendapatkan sorotan sepanjang turnamen ini.



Belanda dan Spanyol lolos ke babak final setelah mendapatkan kemenangan dengan selisih satu gol dalam setiap pertandingan penyisihan yang mereka jalani. Laga ini diharapkan dapat berlangsung dengan menghibur, namun tidak ada satupun gol tercipta hingga waktu normal berakhir.



Andres Iniesta menjadi pahlawan bagi Timnas Spanyol dengan gol tunggal empat menit sebelum babak kedua perpanjangan waktu berakhir.


3. Juventus vs AC Milan (Liga Champions 2002/03)

Captain Paolo Maldini if Milan lifts the trophy
Captain Paolo Maldini if Milan lifts the trophy / Alex Livesey/Getty Images

Juventus dan AC Milan bertemu di Old Trafford dalam pertandingan final Liga Champions 2002/03. Pertemuan antara dua wakil Serie A itu menjadi momen penting dalam sejarah kedua tim tersebut, dan juga bagi sepakbola Italia secara keseluruhan.



Pertandingan waktu normal dan babak perpanjangan waktu berakhir dengan skor imbang tanpa gol, dan tidak terdapat banyak momen yang dapat disebut menghibur sepanjang berlangsungnya laga. Milan mampu mendapatkan gelar juara setelah meraih kemenangan melalui adu penalti.


4. Chelsea 1-0 Manchester United (Piala FA 2006/07)

Chelsea dan Manchester United berhadapan di Stadion Wembley dalam pertandingan final Piala FA 2006/07. Laga ini mempertemukan juara Liga Inggris dengan tim yang finis di peringkat kedua. Terdapat ekspektasi tinggi bagi kedua tim ini untuk menjalani pertandingan yang menghibur akibat status sebagai dua tim terbaik Inggris saat itu.



Namun, pertandingan hingga jelang akhir babak kedua perpanjangan waktu tidak menghasilkan satupun gol. Didier Drogba menjadi penentu kemenangan The Blues, setelah berhasil membobol gawang Edwin van der Sar empat menit sebelum pertandingan berakhir.


5. Liverpool 2-0 Tottenham Hotspur (Liga Champions 2018/19)

Tottenham Hotspur v Liverpool - UEFA Champions League Final
Tottenham Hotspur v Liverpool - UEFA Champions League Final / Laurence Griffiths/Getty Images

Liverpool dan Tottenham Hotspur berhadapan dalam pertandingan final Liga Champions di Wanda Metropolitano di Madrid. Dua wakil Liga Inggris itu mencapai babak final setelah menunjukkan skema permainan yang relatif atraktif, dan hal ini membuat ekspektasi tinggi hal yang serupa dapat terjadi dalam pertandingan final tersebut.



The Reds, yang menjadi juara, memutus ekspektasi tersebut setelah unggul cepat melalui penalti Mohamed Salah. Divock Origi mencetak gol kedua untuk timnya jelang berakhirnya babak kedua dan membuat tim asuhan Jurgen Klopp itu pulang dengan membawa trofi tertinggi dalam sepakbola Eropa.