3 Mantan Juara Liga Indonesia yang Berada di Divisi Bawah

Sriwijaya FC melawan Shandong Luneng
Sriwijaya FC melawan Shandong Luneng / ADEK BERRY/Getty Images
facebooktwitterreddit

Berbicara mengenai kompetisi di Indonesia maka sama halnya dengan membahas sejarah panjang sepak bola di Tanah Air. Kompetisi teratas dalam piramida sepak bola Indonesia melebur sejak 1994 setelah sebelumnya memiliki banyak nama.

Dimulai dari Kejurnas PSSI, Divisi Utama, Perserikatan dan Galatama yang digelar pada 1979, namanya pun berubah menjadi Liga Indonesia pada 1994. Nama itu mulai dikenal pada 2008 sebagai Indonesia Super League (ISL) dan saat ini dikenal dengan nama yang lebih sederhana: Liga 1.

Kesampingkan dualisme yang sempat memunculkan Liga Primer Indonesia (IPL) dan kemudian berakhir pada 2014. Dalam sejarah panjang kompetisi di Indonesia dalam peleburan pada 1994 hingga 2019 banyak tim yang sudah menjadi juara.

Beberapa nama sudah tenar di Indonesia seperti Persib Bandung, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, PSM Makassar, Arema, dan Persipura Jayapura. Namun ada beberapa nama juara non-unggulan seperti Petrokimia Putra, Bali United, dan Bhayangkara FC.

Petrokimia Putra dalam perkembangannya meleburkan diri menjadi Gresik United bersama Persegres Gresik. Akan tapi Persegres berdiri sendiri hingga bernama Gresik United dan Petrokimia - yang menjadi juara Liga Indonesia pada 2002 - tak ada ada lagi.

Kali ini 90min.com akan membahas tiga klub yang pernah menjadi juara Liga Indonesia tapi saat ini bermain di divisi bawah. Siapa saja?

1. Semen Padang

FBL-INA-ASIA-ZOKORA
FBL-INA-ASIA-ZOKORA / AFP Contributor/Getty Images

Semen Padang asuhan Suhatman Iman menjadi juara Indonesia Premier League (IPL) pada 2011/12 setelah menang atas Persiraja Banda Aceh dengan skor 3-1. Kala itu Semen Padang sempat diasuh Nil Maizar sebelum digantikan Imam.


Sempat berkutat di divisi bawah lalu promosi dalam format Liga 1, Semen Padang kemudian degradasi ke Liga 2 setelah di Liga 1 2019 finish di zona degradasi (peringkat 17 klasemen).


Saat ini tim berjuluk Kabau Sirah asuhan Eduardo Almeida masih bermain di Liga 2 yang baru akan memulai kompetisi pada Oktober mendatang tanpa penonton.


2. Sriwijaya FC

Indonesia Introduces Measures To Improve Struggling Transport System
Indonesia Introduces Measures To Improve Struggling Transport System / Ulet Ifansasti/Getty Images

Dua kali juara liga pada 2007 dan juga 2011/12 di Liga Super Indonesia. Pada 2011/12 Sriwijaya FC berhasil menjuarai liga di bawah asuhan Kas Hartadi sementara pada 2007 silam ketika tim masih dibesut Rahmad Darmawan.


Pencapian pada 2007 bahkan spesial karena diraih bersama dengan titel Copa Dji Sam Soe. Saat itu tim memiliki nama-nama top seperti Ferry Rotinsulu, Charis Yulianto, Keith Kayamba Gumbs, Zah Rahan Krangar, Isnan Ali, dan Tony Sucipto.


9Sayang perjalanan mereka di divisi teratas sepak bola Indonesia berakhir pada Desember 2018. Laskar Wong Kito - julukan Sriwijaya - degradasi setelah kalah 1-2 dari Arema FC. Tim besutan Alfredo Vera berada di peringkat 17 dengan raihan 39 poin.

3. PSMS Medan

Silkroad Project
Silkroad Project / Hiroyuki Ito/Getty Images

Klub bersejarah Indonesia yang mewarnai serunya persaingan di Perserikatan pada medio 1960 hingga 1980-an. Pada 1967 dan di musim 1969/70 PSMS menjadi juara di era Perserikatan dan terakhir meraihnya pada 1985.


Pada 1975 tim berjuluk Ayam Kinantan sedianya memenangi titel juara. Akan tapi laga final melawan Persija Jakarta diakhiri dengan skor 1-1 karena kericuhan antar-pemain. Tak ayal Persija dan PSMS Medan dipastikan PSSI sebagai juara bersama.


Semenjak kompetisi dilebur sinar PSMS meredup. Mereka naik turun dari Liga 2 ke Liga 1 dan degradasi pada 2018 setelah mengakhiri klasemen di posisi buncit di Liga 1 2018. Saat ini PSMS Medan berpatisipasi di Liga 2 di bawah arahan Philep Hansen.