10 Pembelian Termahal dalam Sejarah Inter Milan

Claudio Villa Archive
Claudio Villa Archive / Claudio Villa/Getty Images
facebooktwitterreddit

Meski tidak memiliki kekuatan finansial sebesar Juventus, Inter Milan tetap merupakan salah satu klub terkaya di Serie A Italia. Didirikan sebagai pesaing AC Milan, Inter membawa nama Internazionale, yang ingin menunjukkan bahwa mereka terbuka untuk semua pemain dari seluruh dunia. Alhasil, sepanjang sejarahnya, Nerazzurri pun tidak jarang berbelanja pemain-pemain kelas dunia untuk didatangkan ke Giuseppe Meazza.

Beirkut kami rangkum 10 pembelian termahal dari Inter Milan.

1. Romelu Lukaku

SS Lazio v FC Internazionale - Serie A
SS Lazio v FC Internazionale - Serie A / Quality Sport Images/Getty Images

Sosok pemain termahal dalam sejarah Inter Milan tidak lain dan tidak bukan adalah striker anyar mereka, Romelu Lukaku. Pemain Timnas Belgia ini didatangkan dari Man United pada Agustus 2019 lalu dengan mahar 65 juta euro.

Untungnya, angka masif tersebut dibayar lunas dengan Lukaku langsung tampil gemilang bersama tandemnya, Lautaro Martinez, sepanjang musim 2019/20. Sebelum kompetisi dihentikan karena COVID, dia sudah mencetak 23 gol di semua kompetisi dari 35 penampilan.

2. Christian Vieri

Christian Vieri
Christian Vieri / Claudio Villa/ Grazia Neri/Getty Images

Nilai puluhan juga euro mungkin terbilang biasa saja saat ini, namun, berbeda jika dibandingkan pada akhir tahun 1990-an. Hal itu yang terjadi di musim panas 1999, ketika kubu Inter Milan setuju untuk merogoh kantong mereka sedalam 46,8 juta euro untuk mendatangkan Christian Vieri dari Lazio.

Sayangnya, enam musim di Guisepp Meazza, dia tidak mampu mempersembahkan satu pun gelar bergengsi untuk Inter. Kendati demikian, penampilan individualnya tidak buruk. Striker legendaris Italia ini tampil di 190 laga dengan torehan 122 gol, sebelum hengkang secara gratis ke AC Milan pada Juli 2005.

Nilai transfernya pun membuatnya menjadi pemain Italia termahal ketiga hingga saat ini, di belakang Gianluigi Buffon dan Jorginho.





3. Joao Mario

FC Internazionale v Cagliari Calcio - Serie A
FC Internazionale v Cagliari Calcio - Serie A / Pier Marco Tacca/Getty Images

Salah satu kedatangan mahal yang tidak mampu memenuhi ekspektasi di Guiseppe Meazza. Sosok Mario dibeli dari Sporting CP pada Juli 2016, pasca menjadi pemain kunci ketika membawa Portugal menjuarai Euro 2016. Harganya pun cukup tinggi, 40 juta euro.

Akan tetapi, gelandang serba bisa ini justru melempem bersama Inter meskipun mendapat 69 kesempatan tampil selama satu setengah musim. Alhasil, pada Januari 2018, Inter meminjamkan Mario ke West Ham, dan kini di musim 2019/20, dia kembali dipinjamkan, kali ini ke Liga Rusia bersama Lokomotiv Moscow.

4. Radja Nainggolan

Tottenham Hotspur v FC Internazionale - UEFA Champions League Group B
Tottenham Hotspur v FC Internazionale - UEFA Champions League Group B / Catherine Ivill/Getty Images

Berstatus gelandang tangguh, Nainggolan datang ke Inter Milan pada musim panas 2018 dengan ekspektasi tinggi. Total 203 penampilan, 33 gol, dan 28 assist sebagai gelandang pekerja keras bersama AS Roma, cukup untuk meyakinkan Inter memboyong pemain berdarah Indonesia ini seharga 38 juta euro.

Musim 2018/19 pun sejatinya berjalan cukup baik bagi dirinya. Dia menjadi andalan pelatih Inter kala itu, Luciano Spalletti, dan tampil di 36 laga engan torehan tujuh gol. Namun, pemecatan Spalletti yang digantikan Antonio Conte, membawa babak baru bagi sang pemain.

Konfliknya kontra Conte membuat dirinya memutuskan hengkang, dan selama musim 2019/20 dipinjamkan ke Cagliari. Dia dijadwalkan kembali ke Inter pada akhir musim, namun itu nampaknya tidak akan terjadi.

5. Geoffrey Kondogbia

FC Internazionale Milano v Cagliari Calcio - TIM Cup
FC Internazionale Milano v Cagliari Calcio - TIM Cup / Marco Luzzani/Getty Images

Satu lagi gelandang mahal yang tidak memenuhi ekspektasi. Dibeli dengan harga 36 juta euro dari AS Monaco pada musim panas 2015, pemain Republik Afrika Tengah ini diharap bisa menjadi penerus Gary Medel yang sudah menua. Namun, dua musim di Guiseppe Meazza, Kondogbia tiak benar-benar mampu mempermanenkan posisinya sebagai starter meskipun mencatatkan total 56 penampilan.

Dia akhirnya dipinjamkan ke Valencia pada Agustus 2017, tempat dia akhirnya mampu kembali menjadi pemain reguler. Kariernya bersama Inter resmi berakhir pasca dirinya memutuskan untuk mempermanenkan peminjamannya bersama El Che pada Juli 2018.

6. Hernan Crespo

Hernan Crespo of Inter Milan
Hernan Crespo of Inter Milan / Getty Images/Getty Images

Sosok striker asal Argentina ini bergabung ke Inter Milan pada musim panas 2002, kala dirinya menjadi salah satu properti terpanas di bursa transfer. Dua musim sebelumnya, dia berhasil mencatatkan 48 gol dari 73 penampilan bersama Lazio. Aksinya tersebut membuat Inter harus membayar 36 juta euro untuk Crespo kala itu, setara dengan harga Kondogbia 13 tahun setelahnya.

Namun, ekspektasi tinggi tidak berhasil dia penuhi. Sepanjang musim 2001/02, dirinya hanya mampu mencetak 12 gol dari 31 laga bersama Inter. Hal itu membuat manajemen Inter menjual rugi sang pemain ke Chelsea hanya setahun setelahnya, dengan harga 26 juta euro.

Karier Crespo bersama Chelsea dan sejumlah klub lainnya pun tidak pernah mencapai level seperti kala dirinya berseragam Lazio dan Parma. Termasuk kala kembali ke Inter pada periode 2006 hingga 2008.

7. Milan Skriniar

FBL-ITA-SERIEA-INTER-CHIEVO
FBL-ITA-SERIEA-INTER-CHIEVO / MIGUEL MEDINA/Getty Images

Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa Skriniar merupakan salah satu pembelian terbaik Inter selama satu dekade terakhir. Dibeli dari Sampdoria seharga 34 juta euro pada Juli 2017 kala usianya masih 22 tahun, bek Timnas Slovakia ini terbukti menjadi investasi yang menguntungkan.

Sejak kedatangannya, Skriniar langsung menjadi batu karang di lini pertahanan Inter, baik dalam sistem empat bek Spalletti maupun tiga bek oleh Antonio Conte. Total produk akademi Zilina tersebut sudah mencatatkan 118 penampilan untuk Inter hingga kini.

8. Alessandro Bastoni

FC Internazionale v SSC Napoli - Coppa Italia: Semi Final
FC Internazionale v SSC Napoli - Coppa Italia: Semi Final / Alessandro Sabattini/Getty Images

Tandem Skriniar di musim 2019/20 ini tidak langsung saja menyeruak ke permukaan. Sosok bek tengah ini didatangkan dari Atalanta dengan biaya 31 juta euro pada Juli 2017. Angka itu tergolong besar untuk pemain yang waktu itu baru menginjak 18 tahun.

Bastoni mulai mendapatkan kesempatannya di musim 2018/19 kala mencatatkan 24 laga. Kini di musim 2019/20, dia perlahan mampu menjadi piihan reguler Atonio Conte bersama Skriniar, dan Stefan De Vrij, serta memaksa bek veteran, Diego Godin duduk di bangku cadangan.

9. Gabriel Barbosa

FBL-ITA-SERIEA-INTER-BOLOGNA
FBL-ITA-SERIEA-INTER-BOLOGNA / GIUSEPPE CACACE/Getty Images

Membicarakan transfer terburuk oleh Inter, tidak akan lengkap jika nama Barbosa tidak disebut. Datang ke Guiseppe Meazza pada musim panas 2016, Barbosa saat itu berstatus sebagai striker muda paling potensial di Brasil. Dia menjadi andalan mantan klubnya, Santos, dengan torehan 33 gol selama tiga musim. Angka yang cukup hebat untuk pemain yang belum genap 20 tahun. Apalagi, dia juga berperan memberikan medali emas bagi Timnas Brasil pada Olimpiade 2016.

Semua catatan itu membuat Inter mengeluarkan 29,5 juta euro untuk membelinya. Namun, sosok yang diharapkan menjadi investasi, justru berubah ironi. Beberapa kesempatan starter di awal musim 2016/17 tidak menunjukkan hasil menjanjikan, alhasil dia dipinjamkan ke Benfica pada musim selanjutnya setelah hanya mencatatkan 10 penampilan dan satu gol untuk Inter.

Sejak itu, Barbosa terus dipinjamkan, pasca Benfica, dia kembali ke Brasil bersama Santos, sebelum klub masa kecilnya, Flamengo. Penampilannya membaik bersama Flamengo dengan memberikan gelar Copa Libertadores 2019 dan Copa Sudamericana 2020. Dia pun dipermanenkan oleh Flamengo pada Januari 2020 dengan biaya 17,45 juta euro.

10. Ronaldo

SOCCER-MILAN-RONALDO JUBILATION
SOCCER-MILAN-RONALDO JUBILATION / GERARD JULIEN/Getty Images

Meskipun meraih sebagian besar suksesnya kala berseragam Real Madrid, perlu diingat bahwa Inter juga berperan membentuk Ronaldo sebelum bergabung ke El Real. Di musim panas 1997, Ronaldo muda sudah menjadi properti panas. Bagaimana tidak, di usia yang baru 20 tahun, dia sudah memperkuat PSV Eindhoven dan Barcelona, dan sukses mencetak total 101 gol bersama keduanya.

Ketika Inter datang mengetuk di Juli 1997, mereka harus membayar mahal, yakni 28 juta euro, untuk mendapatkan striker Brasil tersebut. Harga tersebut nampak layak, karena di musim pertamanya, dia langsung mencetak 34 gol, dan memberikam gelar UEFA Cup (Europa League) di akhir musim 1997/98.

Kendati produktivitasnya menurun di tiga musim berikutnya, dengan total 25 gol, Ronaldo masih mengundang perhatian Real Madrid yang kemudian memboyongnya seharga 45 juta euro di Agustus 2002. Seperti yang kita ketahui, selebihnya, adalah sejarah.